Adalah Sinta Nurhia Dewi. Sinta yakni salah seorang penggerak Rumah Sahabat Salman dan juga akseptor Beasiswa Aktivis Salman.
Sinta ini mahasiswi Fisika ITB Kelompok Keahlian/Lab Biofisika angkatan 2014. Baru saja wisuda Sabtu lalu, 21 Juli 2018. Judul Tugas Akhir Sinta adalah, "Sistem Rotasi Tiga Benda dengan Subsistem yang Tidak Seragam sebagai Model Rotasi Janin". Dengan penelitian ini, Sinta menerima penghargaan skripsi terbaik di angkatannya.
Jadi, Tugas Akhir (TA) Sinta berangkat dari salah satu ayat Al-Quran yang menginspirasinya, yaitu Surat Al-Mursalat ayat 21: فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ("kemudian Kami letakkan ia dalam daerah yang kokoh [rahim]"). Dia pun bertanya ke pembimbingnya (Dr. Sparisoma Viridi, biasa dipanggil Pak Dudung), apa sih maksudnya "kokoh" itu? Apa parameternya? Oleh Pak Dudung, Sinta diminta bertanya ke paraji (dukun bayi), melaksanakan wawancara apa maksudnya kokoh itu.
Dari wawancara dengan paraji, ada banyak yang Sinta dapat. Tapi salah satu yang paling menarik buat ia adalah, kekokohan rahim itu, dalam arti rahim yang sehat, berafiliasi bersahabat dengan posisi janin pada ketika keluar. Jika kepala duluan yang keluar (lahirnya tidak sungsang), berarti rahimnya sehat/kuat dan bayinya akan selamat.
Hal ini kemudian dihubungkan Sinta dengan fenomena sistem rotasi benda yang ia pelajari di Fisika ITB. Dia berpikir, bagaimana janin yang awalnya kepalanya di atas sanggup kemudian berputar (berotasi) ke bawah. Pastilah ada faktor yang menimbulkan rotasi itu. Akhirnya ia menciptakan model janin sebagai sistem tiga benda yang mengalami perubahan massa dan ukuran, sehingga sanggup terjadi rotasi. Tiga benda ini adalah: (1) kepala, (2) perut/badan, dan (3) tonjolan depan yang akan menjadi tangan. Menurut Sinta, pemodelan tiga benda ini tentu saja masih jauh dari sempurna, seharusnya ada lebih banyak lagi elemen-elemen yang diharapkan untuk menggambarkan sistem dinamika dan mekanika janin.
Sederhananya begini, bayangkan tiga bola yang terikat tali, batang, atau pegas dalam keadaan setimbang. Jika massa ketiganya tetap, benda ini akan "tumbang" atau "jatuh" hanya ketika ada pemanis gaya, mungkin disentuh atau didorong sehingga titik beratnya bergeser dan menimbulkan sistem tiga benda ini "jatuh" mencari posisi kesetimbangan yang baru. Dalam konteks kondisi janin, gaya-gaya yang bekerja secara umum yakni gravitasi, gaya apung janin dan viskositas cairan dalam rahim. Seluruh gaya ini justru tetap, cenderung tidak berubah. Yang berubah yakni massa dan ukuran bagian-bagian tubuh janin, yang alhasil menciptakan titik berat (pusat massa) sistem tiga benda ini bergeser. Dengan kata lain, benda/janin menjadi tidak setimbang dan berotasi.
Singkat cerita, Sinta menciptakan model fungsi massa dan ukuran (diameter) bagian-bagian janin sebagai sistem tiga benda, terhadap waktu. Dia mencoba menemukan fungsi menyerupai apa yang sanggup menghasilkan posisi janin yang tepat sesuai tahapan perkembangan janin yang normal. Dalam kondisi normal, pada pekan ke-24 usia kehamilan posisi kepala janin masih di atas. Namun pada pekan ke-36 posisi kepala janin sudah harus di bawah. Dari perhitungan, Sinta menemukan, supaya fungsi tersebut menghasilkan posisi yang diharapkan, massa belahan kepala janin berkembang secara eksponensial (deret ukur) sementara massa perut dan tangannya linear (deret hitung). Dengan kata lain, kepala (dan otak di dalamnya) berkembang berlipat kali lebih cepat dibandingkan belahan tubuh yang lain.
Apa makna penelitian ini? Selama ini, dunia kedokteran obstetri ginekologi sudah punya tumpuan berapa ukuran bagian-bagian tubuh janin yang normal pada setiap tahap. Sehingga para dokter sanggup memprediksi kapan terjadi rotasi kepala bayi ke bawah, dan pada gilirannya kapan kelahiran terjadi. Masalahnya, ukuran-ukuran ini diperoleh dari data statistik, yang artinya prediksi yang dibentuk belum cukup akurat dan sifatnya probabilistik. Di literatur yang Sinta gunakan pun, data statistiknya masih bercampur dengan data dari bayi-bayi Eropa. Pak Dudung menyarankan Sinta mengambil data primer dari ibu hamil. Kalau saran Mimin sih, minimal datanya dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, atau Kota Bandung.
Pembimbing Sinta (Pak Dudung) membayangkan, bahwa fungsi massa dan ukuran janin terhadap waktu sanggup dikembangkan dengan merumuskan fungsi faktor-faktor yang mempengaruhi massa dan ukuran janin. Kemungkinan besar faktor-faktor ini yakni nutrisi. Jadi, kita sanggup membayangkan sanggup menginput jumlah nutrisi (kalori, protein, vitamin dsb.) ke dalam fungsi tersebut dan melihat komposisi nutrisi menyerupai apa yang sanggup mendukung/menyebabkan terjadinya rotasi normal pada janin. Dengan demikian, kita sanggup memperkirakan dengan tepat kebutuhan nutrisi janin dari waktu ke waktu. Tentu saja ini gres cita-cita, lantaran sistem janin dan rahim pastilah sangat kompleks.
Mimin tambahkan kepada Sinta bahwa fungsi/pemodelan nutrisi menyerupai itu sangat penting. Kita sanggup googling atau cari data di mana saja mengenai buruknya nutrisi ibu dan bayi selama kehamilan di Indonesia (apalagi mungkin di Jawa Barat?), yang umumnya terjadi pasca Reformasi lantaran effort BKKBN tidak lagi semasif pada kala Orde baru. Riset yang dilakukan Sinta ke depan, insya Allah sanggup membantu menyelamatkan banyak calon ibu dan bayi.
Arti penting yang lain adalah, penelitian Sinta ini sanggup membuka ruang riset gres di Biofisika ITB. Konon kata Sinta, sebagian besar riset di Biofisika ITB mengarah ke radiologi, khususnya penanganan dan pencegahan kanker, alasannya yakni kurikulumnya pun muatannya lebih banyak ke sana. Mimin sampaikan bahwa riset yang dilakukan Sinta ini menarik, harus terus dikembangkan. Alhamdulillah Sinta sedang mencari beasiswa LPDP untuk S2 dalam rangka meneruskan risetnya ini.
Mimin jadi ingat paparan Gus Pur (Agus Purwanto) penulis buku "Ayat-Ayat Semesta" wacana kekerabatan Al-Quran dan sains. Gus Pur mengimpikan, ada riset-riset yang lahir di tangan ilmuwan Muslim lantaran wangsit dari Al-Quran. Mudah-mudahan riset yang dilakukan Sinta ini yakni salah satunya. Semoga menjadi amal saleh, yang berbuah hasanah (kebaikan) bagi umat insan di dunia, dan di darul abadi kelak bagi Sinta serta segenap peneliti yang berkontribusi di dalamnya.
Sumber:
https://www.facebook.com/masjidsalmanitb/posts/297565717454713
Sumber http://fisikane.blogspot.com
EmoticonEmoticon