Sabtu, 21 Januari 2017

✔ Salah Kaprah Sikap Berkendara

Salah Kaprah Perilaku Berkendara

SEPELE BERAKIBAT PATAL

Sampai dikala ini, masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah. Hal ini bersumber dari mitos atau bahkan kebiasaan yang salah, tapi terjadi secara berulang-ulang dan turun temurun. Namanya saja mitos, niscaya takdisertai dengan bantalan an teknis yang benar.
Salah satu contoh, peilaku menghidupkan mesin dipagi hari. Padahal, untuk mobil-mobil gres dengan mesin modern sudah memakai teknologi tinggi. Sehingga, tak perlu ritual ini. Bukan saja tak perlu, tapi justru lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya. Seperti :

1. Menghidupkan di garasi dalam ruang tertutup, ini akan menjadikan pembuangan gas sisa pembakaran berbahaya lantaran gas yang keluar mengandung CO gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan bahkan sanggup menimbulkan kematian.

2. Setidaknya dengan memanaskan mesin akan membuang-buang materi bakar.

Begitupun habiat atau kebiasaan ketika mematikan mesin. Masih banyak yang menggeber-geber pedal gas hingga putaran di atas 3000 rpm berkali-kali sebelum mesin mati. Kebiasaan pada kendaraan beroda empat usang ini, dipercaya menciptakan umur aki lebih awet. Karena dikala kendaraan beroda empat akan terparkir, arus listrik di aki tak bakal tekor lantaran ada perhiasan arus dari alternator sesaat sebelum mesin dimatikan. Benarkah…?
Tak Cuma itu, masih banyak ragam kesalahan yang kelihatanya sepele, tapi justru berdampak pada kerusakan yang lebih besar. Imbasnya, berbuntut pada ongkos perbaikan yang lebih mahal.

Apasajakah yang perlu diperhatikan….!

1. PEMANASAN MESIN
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA
Masih banyak yang sering melaksanakan ritual “manasin mesin” sebelum kendaraan beroda empat digunakan beraktivitas. Jika sering melaksanakan hal ini, sebaiknya tidak terlalu lama, alasannya yaitu hanya akan membuang-buang materi bakar saja.

Ritual ini dilakukan untuk memberi kesempatan supaya oli sanggup melumasi setiap cuilan dengan baik. Sebenarnya dipanasin atau tidak, oli tetap menempel di komponen yang ada, terlebih jikalau hanya didiamkan beberapa jam saja.

Sebenarnya, secara tidak sengaja dan tak disadari proses memanasin mesin ini tetap dilakukan pemilik mobil. Ketika akan membuka atau menutup pintu pagar rumah, mesin menyala, sudah masuk tahap persiapan. Berikutnya, dikala keluar dari garasi dan komplek perumahan, kecil kemungkinan kendaraan beroda empat akan eksklusif dipacu dalam keadaan kencang. Pasti perlahan terlebih dahulu, ini juga masuk salah satu proses tersebut.

Nah dari proses ini, berarti manasin mesin digarasi tidak perlu terlalu usang lagi. Selain boros bensin, juga menyumbang polusi asap dan busuk di rumah sendiri. Terutama jikalau ventilasi garasi tidak terlalu baik.

2. ANGKAT WIPER
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA

Masih banyak dijumpai pemilik yang mengangkat wipernya dikala parkir. Alasanya supaya karet wiper tidak rusak lantaran kena panas, bubuk dan lainya. Padahal ritual ini tidaklah benar. Diangkat atau tidak, karet wiper akan tetap terkena panas atau debu. Kecuali dilepas dahulu, masukin dalam tas dan bawa masuk ke kantor, tapi repot kan…!

Untuk merawat wiper , tak perlu hingga repot begitu. Dengan sikap tersebut , yang akan terkena dampak justru per yang ada di batang wiper.” Nantinya per bias menjadi lemah, yang menjadikan tekanan batang wiper ke beling justru melemah. Daya sapu wiper jadi tidak maksimal.

Solusi terbaiknya, tetap biarkan saja woper menempel di beling selama kendaraan beroda empat parker. Yang justru membersihkan beling dari kotoran. Jika banyak debu, sebaiknya usir sekaligus memakai air supaya tidak merusak kaca.

3. MESIN HIDUP SAAT ISI BBM
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA

Masih banyak dijumpai kendaraan beroda empat mengisi materi bakar di SPBU dengan kondisi mesin menyala. Padahal, sikap ini berisiko menimbulkan kebakaran. Sudah banyak teladan nyata. Sebuah kendaraan beroda empat yang terbakar di SPBU Sentul City Bogor beberapa waktu kemudian yaitu bukti kongkrit. Mobil jenis MPV ini terbakar ludes, berpengaruh dugaan lantaran terjadi korsleting pada kelistrikan yang menyambar uap materi bakar dikala pengisian materi bakar, banyak kejadian-kejadian hal serupa terjadi.

Saat mesin kendaraan beroda empat hidup, maka semua kelistrikan pun bekerja. Kebakaran sanggup dipicu dari korsleting pada kabel yang rusak dan menghasilkan percikan api. Api inilah yang berpotensi menimbulkan kebakaran. Jadi, sebaiknya matikan mesin kendaraan beroda empat pada dikala mengisi materi bakar.

4. MATIKAN AC SEBELUM MEMATIKAN MESIN
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA

Masih banyak dijumpai, menghidupkan mesin, tapi pendingin ruangan (AC) sudah menyala. Hal ini lantaran banyak pengemudi yang lupa mematikan AC sebelum mematikan mesin. Selain itu, ada juga yang sengaja menyalakan AC untuk mengusir udara panas di kabin, sebelum menyalakan mesin. Alasanya, untuk menghemat materi bakar.

Padahal, sikap ini sangat merugikan, berdampak pada aki dan juga compressor AC. Saat kunci kontak posisi ON dan AC menyala, maka sumber listrik dari aki akan terkuras. Padahal aki belum mendapatkan asupan arus listrik dari alternator. Bila ini dilakukan berulang-ulang, sanggup mengakibatkan umur aki pendek.

Selain itu, ketika menghidupkan mesin, maka beban mesin eksklusif berat, lantaran harus eksklusif menggerakkan compressor AC. “ Sebaiknya nyalakan mesin dalu hingga putaran mesin idle, gres kemudian menyalakan AC. Dengan begitu, usia komponen mesin dan compressor lebih awet”.

5. LANGSUNG STARTER

Coba diingat-ingat, bagaimana kebiasaan menghidupkan mesin? Apakah memutar kunci kontak eksklusif ke starter, atau berhenti beberapa detik di posisi “ON”? Setiap kendaraan beroda empat mempunyai ketentuannya masing-masing. Ada yang menunggu, tapi ada juga yang sanggup eksklusif start. Maka itu penting untuk mengenal kendaraan beroda empat serta membaca buku panduan.

Dengan menunggu beberapa detik, menciptakan beberapa komponen yang mengandalkan elektrikal dan perintah computer berjalan dengan baik. Salah satu proses menunggu ini yakni membiarkan pompa materi bakar berada dalam keadaan “siap” untuk bekerja.

Contoh kendaraan beroda empat yang harus menunggu untuk start yaitu Toyota Kijang Innova Diesel. Dalam bukunya disebutkan sebelum start harus menunggu symbol indicator pemanas awal mesin (berlambang rambut diikat dua) padam terlebih dahulu. Lalu, bagi kendaraan beroda empat yang sanggup eksklusif ke posisi start, biasanya komponen-komponen yang ada sudah mempunyai kekuatan yang berbeda. Salah satu contoh, slang-slang materi bakar. Memiliki tekanan yang baik.

Jika ingin mengunggu sebelum start, pastikan ada beberapa lampu yang padam. Seperti Indikator ABS, Elektrik Power Steering, T-Belt, Check Engine (mobil yang sudah injeksi), dan lainya. Selain lampu biasanya diikuti dengan bunyi.

Tidak ada salahnya menunggu, toh waktu yang dihabiskan juga tidak lama, kurang dari 5 detik.

6. MENGENCANGKAN MUR BAN
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA

Pernah kesulitan membuka mur roda/ban dikala ban kempis? Coba ingat-ingat bagaimana proses pengencanganya. Masih banyak yang salah dikala mengencangkan mur ban. “Paling banyak diinjak. Maksudnya supaya kencang. Padahal ini tidak tepat”.

Dengan memakai kunci ban, lakukan pengencangan seperlunya saja. Bagaimana indicator pengencanganya? “sampai putaranya sudah habis atau berat, itulah saatnya berhenti, tidak perlu diinjak segala, apalagi, ketika digunakan sekian lama, niscaya panas akhir pemakaian atau jalan akan menciptakan besi memuai. Efeknya niscaya mur roda akan lebih kencang lagi.

Ketika kita melaksanakan pengencangan pastikan mur terhadap baut tidak miring, alasannya yaitu jikalau miring bias merusak drat dikeduanya menciptakan mur dan baut jadi buruk sehingga tidak sanggup dibuka.

Hal lain yang bisanya salah, ketika melaksanakan pengencangan mur roda, ekstension kunci roda dibentuk panjang. Tenaga yang diterima oleh mur jadi sangat berlebih. Ekstension kunci roda, atau atau pemanjangan kunci roda hanya digunakan untuk membuka mur roda, itupun kalau terlalu keras.

7. HEAD UNIT HIDUP SAAT MENGHIDUPKAN MESIN
 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA
Matikan head unit sebelum mematikan mesin. Hal ini untuk menghindari system audio hidup, kendaraan beroda empat distarter, maka terjadi lompatan arus listrik yang besar. Ketika system audio sudah menyala, maka arus yang berlebih ini sanggup menghantam system audio.

Resiko teringan , arus listrik ini akan menghantam power pada head unit yang sanggup menciptakan kerusakan pada head unit.Terlebih untuk kendaraan beroda empat yang system audionya sudah memakai power amplifier. “Rata-rata kerusakan power disebabkan oleh sikap ini. Mendeteksinya praktis , dikala head unit dinyalakan, maka akan timbul bunyi ngejeleduk pada speakcer. Duk…duk…. Ini menunjukan power amplifier bermasalah.

8. GEBER GAS SEBELUM MATIKAN MESIN

 masih kerap ditemui sikap pemilik kendaraan beroda empat yang salah kaprah ✔ SALAH KAPRAH PERILAKU BERKENDARA
Menggeber gas sebelum mematikan mesin banyak ditiru dari arena balap zaman dulu. Di dunia balap, langkah ini dilakukan untuk untuk melihat warna busi sesudah melaksanakan setting mesin dan dicoba kendaraan beroda empat di sirkuit. Dengan melihat warna busi, diketahui apakah adonan materi bakar terlalu kaya atau miskin.

Sayangnya, metode ini masih banyak digunakan pada pemilik kendaraan beroda empat harian, Padahal, hal ini berpotensi merusak mesin. Khususnya mesin Diesel yang dilengkapi dengan turbo.

Dengan menggeber di rpm tinggi, maka turbo akan aktif. Ketika melaksanakan konpresi, turbin berputar hingga 150.000 putaran tiap menit (rpm) atau 30 kali putaran mesin pada umumnya. Jadi, temperature turbo juga melesat naik, ketika bersentuhan dengan gas buang. Untuk membantu proses pendinginan, memakai oli mesin yang disirkulasikan dengan pompa oli.

Nah, bila dimatikan mendadak, maka pelumas akan terjebak dan terbakar serta bermetamorfosis keras. “lalu dikala mesin dinyalakan dan turbo bekerja, pelumas menjadi ampelas dan merusak sil dan bushing. Sil rusak, oli pun masuk ke ruang bakar. Inlah pangkal dari penyaki.

Demikian tips berkendara yang sanggup saya sampaikan , supaya kendaraan kita lebih aman, awet, dan sanggup dijaga keutuhanya biar tidak menjadikan kendaraan rusak lebih patal yang tentunya akan mengeluarkan biaya yang lebih mahal untuk perbaikan, semoga bermanfaat bagi para pembaca terutama yang mempunyai kendaraan.
Sumber http://viarohidinthea.blogspot.com


EmoticonEmoticon