Sejarah Perkembangan Keperawatan - Pada Zaman Purbakala Manusia diciptakan mempunyai naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan yaitu perawat harus mempunyai naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu wacana adanya kekuatan mistic yang sanggup mempengaruhi kehidupan manusia.
Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan lantaran kekuatan alam/pengaruh mistik ibarat batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi. Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan lantaran kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai kawasan pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok perempuan renta dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, semenjak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
Pada Zaman Keagamaan Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit sanggup disebabkan lantaran adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan yaitu tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
Pada Zaman Masehi Keperawatan dimulai pada dikala perkembangan agama Nasrani, dimana pada dikala itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi perempuan yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi kiprah dalam memperlihatkan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu kawasan penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
Pada. Pertengahan masa VI Masehi, abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW berbagi agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan ibarat Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan ibarat pentingnya kebersihan diri, kebersihan kuliner dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang populer dari Arab yaitu Rufaidah.
Pada Masa Permulaan masa XVI, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal kawasan ini dipakai oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan yaitu berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas perempuan tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang diharapkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
A.Definisi Keperawatan
Perawat yaitu mereka yang mempunyai kemampuan dan kewenangan melaksanakan tindakan keperawatan menurut ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan yaitu pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan yaitu upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan memakai proses keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral.
Merawat merupakan suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang sanggup menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai akan memuaskan. Makara kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara harapan kita dan hasil yang akan diperoleh.
B.Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia
Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh lantaran itu perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui dikala ini, tidak sanggup dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih bisa untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke badan orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris biar sanggup disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jikalau orang lain menyentuh orang sakit tersebut.
Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi
Kemajuan pradaban insan dimulai ketika insan mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen
Pada permulaan Masehi, Agama Nasrani mulai berkembang. Pada masa itu, keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan perkembangan Agama Kristen. Ini sanggup di lihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu kawasan penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW berbagi Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke aneka macam pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan ibarat pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang populer dari dunia Arab pada masa tersebut yaitu “Rafida”.
Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berkembang menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas perempuan jalanan (WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat dikala itu.
Perkembangan Keperawatan Di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, lantaran Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia). Setahun sehabis kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapat pendidikan sekolah yang baik sehingga ia bisa menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan sehabis pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada dikala Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat perjuangan Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka maut turun hingga 2%.
Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan yaitu menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu kepingan penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan kiprah perawat untuk memenuhinya, tetapkan standar administrasi rumah sakit, mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan, tetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit. Meyakinkan bahwa keperawatan bangkit sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
Penyebaran Keperawatan di Dunia
1 ) Babylon dan Syiria
Ilmu pengetahuan wacana anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa Babylon semenjak beberapa masa SM. Pada salah satu goresan pena yang menyatakan bahwa pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah ilahi oleh lantaran itu perawatan atau pengobatan menurut kepercayaan tersebut.
Ilmu pengetahuan wacana anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa Babylon semenjak beberapa masa SM. Pada salah satu goresan pena yang menyatakan bahwa pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah ilahi oleh lantaran itu perawatan atau pengobatan menurut kepercayaan tersebut.
2) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang populer antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa ilahi ini menaruh minat terhadap orang sakit dan memperlihatkan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur. Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM). Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia memakai bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia mempunyai pengetahuan wacana anatomi, Hygienr umum serta wacana obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
c ) Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang populer yaitu Musa. Ia juga dikenal sebagai spesialis hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri. Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang, contohnya :
- Pemeriksaan dan peminilah materi kuliner yang akan di makan.
- Mengadakan cara pembuangan kotoran manusia.
- Pelarangan makan daging babi lantaran sanggup menimbulkan suatu penyakit.
- Memberitahukan kepada yang berwajib bila ada penyakit yang berbahaya, sehingga
- dapat diambil tindakan.
C. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799.
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah mempunyai semboyan “Kesehatan yaitu milik manusia” Pada dikala itu Raffles telah melaksanakan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya yaitu rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan kini dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah bangkit beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) mengakibatkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah Kemerdekaan
1) Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini sanggup dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih memakai system pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum Sekolah Menengan Atas yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun referensi pengembangan pendidikan keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
2) Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun gres mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
3) Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak dikala itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 wacana kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai dipakai pada tahun 2000 hingga dengan sekarang.
D.TREND KEPERAWATAN SEKARANG DAN MASA DEPAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan menjadikan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya menurut keterampilan belaka kepada pelayanan profesional yang berpija pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam pelayanan keperawatan.
Fokus kiprah dan fungsi perawat bergeser dari pementingan aspek kuratif kepada kiprah aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan kiprah kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini mencakup pembenahan pelayanan keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional, telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam aneka macam bidang, terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh lantaran itu profesi keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan
1) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini sanggup dilihat dengan adanya:
- Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
- Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
- Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I
Dapat disimpulkan bahwa dikala ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.
2) Orientasi Pendidikan
Pendidkan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman berguru baik kelas, laboraturium dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala ilmu yang memungkinkan penguasaan iptek.
3) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah penyesuaian perilaku dan tingkah laris profesional, berguru aktif, pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perkembangan Pelayanan Keperawatan
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan keperawatan dengan kiprah prefentif dan promotif tanpa melupakan kiprah kreatif dan rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya insan dibidang keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pinjaman sumber keperawatan sanggup terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, dikala ini jug atelah berkembangan aneka macam model prektis keperawatan profesional, ibarat :
- Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
- Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
- Praktik keperawatan berkelompok (nursing home)
Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 wacana Registrasi dan Praktik Keperawatan.
EmoticonEmoticon