Selasa, 07 Maret 2017

Hakikat Pergerakan Matahari

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Oleh: AR Sugeng Riyadi

Menurut Al-Qur’an, ternyata pergerakan Matahari itu dikatakan (cukup) beredar saja dan tidak menyebut salah satu dari jenis pergerakan yang selama ini kita kenal, yakni Heliosentris atau Geosentris, atau teori modern sekalipun. Mengapa Al-Qur’an bersikap demikian..? Inilah diam-diam Allah yang menyebabkan nilai-nilai dalam Al-Qur’an itu benar-benar mukjizat…

Dari hasil penelusuran yang saya lakukan di perpustakaan, ternyata jadinya ibarat dalam aneh di bawah ini:
Al-Qur’ân merupakan dasar pertama dan utama yang berisi isu dan petunjuk yang mengarahkan insan ke pemahaman yang benar termasuk di dalamnya pemahaman wacana pergerakan Matahari. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apa konsep pergerakan Matahari berdasarkan Al-Qur’ân.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan sumber utama Al-Qur’ān dan beberapa kitab tafsir yakni karya : Al-Thobarî, Ibn Katsîr, Al-Zamakhsyarî, Fakhruddin Al-Rāzî, Thanthawî Jauharî (Al-Jawāhir), Muhammad Quraish Shihāb (Al-Mishbāh), dan Kementerian Agama RI (Al-Qurān dan Tafsirnya). Metode pemahaman yang digunakan ialah metode tematik (metode mawdhû’i).

Kesimpulan yang penulis peroleh ialah sebagai berikut : (1). Konsep Pergerakan Matahari berdasarkan Al-Qur’ân ialah Matahari bergerak atau beredar pada daerah peredarannya. Pergerakan ini serupa ibarat peredaran Bulan yang akan kembali ke daerah permulaannya sesudah melaksanakan satu kali peredaran. (2). Konsep Pergerakan Matahari berdasarkan Al-Qur’ân ialah Matahari tidak disebutkan bergerak/beredar mengelilingi atau dikelilingi oleh Bumi. Hal ini akan memperlihatkan jaminan kepastian kepada otentisitas kitab suci Al-Qur’an, dimana inovasi ilmiah insan kapan dan dimana pun wacana Pergerakan Matahari tetap tidak akan mempengaruhi makna yang tertuang dari Al-Qur’ân. (3). Pergerakan Matahari berdasarkan Al-Qur’ân memperlihatkan manfaat bagi kehidupan insan sehingga kehidupan ini sanggup terus berlangsung. Karena kalau Matahari diam, maka perubahan demam isu di Bumi tidak akan ada dan kehidupan di Bumi akan lebih cepat punah. (4). Pemahaman terhadap Pergerakan Matahari juga memperlihatkan manfaat bagi ummat Islam untuk kepentingan ibadah mahdloh yakni penentuan awal waktu salat, arah kiblat, penyusunan taqwim dan kemunculan gerhana Matahari dan Bulan.
Sebagai seorang muslim, wajib beriman kepada kebenaran Al-Qur’ân yang diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia.  Al-Qur’ân sebagai petunjuk insan meskipun mengajak menusia untuk berfikir dan merenungkan wacana alam akan tetapi tidak secara real memperlihatkan pengetahuan yang lebih rinci dan detail wacana bagaimana alam berperilaku mengikuti sunnatullah  sebagaimana disiplin ilmu sains, alasannya ialah memang Al-Qur’ân bukan kitab sains.

Oleh alasannya ialah itu konsep pemahaman Pergerakan Matahari harus berdasarkan keyakinan terhadap kebenaran Al-Qur’ân yang mutlak sifatnya. Dalam konteks ini, pemahaman bahwa Matahari mengelilingi Bumi berdasarkan fakta dan realita pengalaman insan sehari-hari dimana ketika pagi hari matahari terbit dari timur dan karam di ufuk barat ketika senja hari tetap tidak sesuai dengan pernyataan yang sudah qath’i di dalam kitab suci Al-Qur’ân. Begitu pula berdasarkan perspektif yang lain, dimana dengan adanya perkembangan teknologi pesawat luar angkasa yang bisa menembus atmosfer Bumi dan menempatkan teleskop di luar angkasa, lalu dipahami bahwa  Bumi mengelilingi Matahari pun tidaklah sempurna dan tidak sesuai dengan ketetapan yang sudah qath’i dari Allah.

Berdasarkan pada kajian terhadap ayat-ayat Pergerakan Matahari dan juga pembahasan kitab-kitab tafsir (ilmiah) ibarat dalam aneh di atas,  maka saya beropini bahwa Paradigma berfikir yang tidak mengacu kapada realita empirik dan fakta sains terkait dengan pemahaman Pergerakan Matahari ialah tidak salah; alasannya ialah justru dengan mengacu kepada sumber yang paling syar’i, yakni kitab suci Al-Qur’ân, kebenaran akan tetap terjaga hingga tamat zaman. Kebenaran yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’ân sudah terbukti tidak lapuk oleh perjalanan waktu. Di ketika insan meyakini bahwa Bumi menjadi sentra pergerakan dan Matahari bergerak mengitarinya (teori geosentris), Al-Qur’ân tidak serta merta sanggup disalahkan alasannya ialah memang di dalam Al-Qur’ân telah termaktub bahwa Matahari melaksanakan pergerakan dan tidak membisu di tempat.

Di ketika insan meyakini bahwa ternyata yang sesuai ilmu pengetahuan yang paling mutakhir (sains modern) ialah Bumi bergerak mengitari Matahari (teori heliosentris), Al-Qur’ân juga tidak serta merta sanggup disalahkan, alasannya ialah di dalam Al-Qur’ân tidak termaktub bahwa Matahari dikitari oleh Bumi.
Allah sengaja tidak mencantumkan penyebutan secara eksplisit perihal pergerakan Matahari semoga keabsahan nilai-nilai yang terkadung di dalam Al-Qur’ân  tidak terpengaruh oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban insan yang sangat tentatif. Inilah kebenaran yang dibawa Al-Qur’ân, dan hanya Allah SWT yang bisa melaksanakan hal semacam ini. Inilah salah satu nilai kemukjizatan kitab suci Al-Qur’ân dari sisi metode penyampaian kepada ummat manusia.

Wa Allah a’lam …

Sumber http://fisika-indonesia.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)