Senin, 18 September 2017

Metode Pengukuran Kepribadian

Metode Pengukuran Kepribadian

        Salah satu hal yang paling sentral dalam psikologi kepribadian bahkan dalam ilmu psikologi itu sendiri yaitu mengenai pengukuran kepribadian. Pengukuran kepribadian yaitu salah satu metode untuk melihat dan mendeskripsikan kepribadian seseorang. Pengukuran kepribadian selama ini ada beberapa metode yang sering di gunakan.
        Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk mengukur atau menyidik kepribadian.
Berikut ini ada beberapa metode pengukuran kepribadian:
Observasi Direct
        Observasi direct berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai target yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laris subjek. Observasi direct menentukan situasi tertentu, yaitu ketika sanggup diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk menentukan waktu.
        Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol, sanggup diulang atau sanggup dibentuk replikasinya. Misalnya, pada ketika berpidato, sibuk bekerja, dan sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direct yaitu:
Time Sampling Method
         Dalam time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, atau aspek tertentu.
Incident Sampling Method
         Dalam incident sampling method, sampling dipilih dari banyak sekali tingkah laris dalam banyak sekali situasi. Laporan observasinya mungkin berupa catatan-catatan dari Ibu perihal anaknya, khusus pada waktu menangis, pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal yang menjadi perhatian yaitu perihal intensitasnya, lamanya, juga perihal efek-efek berikut sesudah respons.
Metode Buku Harian Terkontrol
        Metode ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian perihal tingkah laris yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti yaitu orang cukup umur yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi yaitu benar-benar ada dedikasi pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Wawancara (Interview)
        Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam psikologi kepribadian, orang mulai menyebarkan dua jenis wawancara, yakni:
Stress interview
        Stress interview dipakai untuk mengetahui sejauh mana seseorang sanggup bertahan terhadap hal-hal yang sanggup mengganggu emosinya dan juga untuk mengetahui seberapa usang seseorang sanggup kembali menyeimbangkan emosinya sesudah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang lebih sukar.
Exhaustive Interview
        Exhaustive Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa dipakai untuk meneliti para tersangka dibidang kriminal dan sebagai investigasi taraf ketiga.
Tes Proyektif
        Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian yaitu dengan memakai tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif intinya memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memperlihatkan makna atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap benar atau salah.
         Jika kepada subjek diberikan kiprah yang menunut penggunaan imajinasi, kita sanggup menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara beliau merasa dan berpikir. Jika melaksanakan acara yang bebas, orang cenderung memperlihatkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melaksanakan kiprah yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
Tes Rorschach
       Tes yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya tergambar dalam noda-noda tinta itu. Meskipun noda-noda itu secara objektif sama bagi semua peserta, tanggapan yang mereka berikan berbeda satu sama lain. Ini memperlihatkan bahwa mereka yang mengalami percobaan itu memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat tanggapan yang diberikan penerima itu memperlihatkan petunjuk mengenai susunan kepribadiannya.
Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
        Tes apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian yaitu reproduksi lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau majalah. Para penerima diminta mengarang sebuah kisah mengena tiap-tiap gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta menciptakan sebuah kisah mengenai latar belakang dari insiden yang menghasilkan adegan pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir. Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, jago psikologi melihat tema yang berulang yang sanggup mengungkapkan kebutuhan, motif, atau karakteristik cara seseorang melaksanakan hubungan antarpribadinya.
Inventori Kepribadian
       Inventori kepribadian yaitu kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini seakan-akan wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan tanggapan biasanya diberikan dalam bentuk yang gampang dinilai, seringkali dengan santunan komputer. Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang populer dan banyak dipakai untuk menilai kepribadian seseorang ialah: (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale).
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
        MMPI terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, tanda-tanda fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak sanggup mengatakan”. Pada prinsipnya, tanggapan menerima nilai berdasarkan kesesuaiannya dengan tanggapan yang diberikan oleh orang-orang yang mempunyai banyak sekali macam problem psikologi. MMPI dikembangkan guna membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi memperlihatkan ratusn pertanyaan tes untuk mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui berbeda dari normalnya berdasarkan kriteria tertentu. Kelompok kriteria terdiri atas individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah didiagnosis menderita problem psikiatrik, tetapi seakan-akan dengn kelompok kriteria dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan variabel penting lain.
Rorced-Choice Inventories
        Rorced-Choice Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk penjabaran tes yang volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek sanggup menentukan pilihan yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta menentukan pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, sikapnya, atau pandangan hidupnya.
Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
        H-W Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff (Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian mempunyai enam komponen, yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:
  1. Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan.
  2. Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.
  3. Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
  4. Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
  5. Hysteroid, ketunaan tabiat berbatasan dengan tendensi kriminal.
  6. Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
        H-W Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang berfungsi untuk memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok penderita hysteroid, misalnya, diasumsikan mempunyai mental kriminal.
       Masih banyak metode dan alat-alat lain dalam mengukur kepribadian. Penjelasan di atas hanya sekian dari beberapa metode dan alat yang sering digunakan. Metode pengukuran kepribadian juga akan semakin berkembang dengan semakin berkembangnya penelitian perihal kepribadian.

Sumber http://nandarious.blogspot.com


EmoticonEmoticon