Kamis, 05 Oktober 2017

Alam Dalam Tarian (Halaman 88)

Alam dalam Tarian

Alam tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan masyarakat Suku Mentawai yang tinggal di Pulau Nias, Sumatra Utara. Selain menjadi sumber kehidupan, alam menunjukkan ide seni. Alam sebagai ide seni sanggup dilihat dari tarian tradisional mereka yang diberi nama Turuk Langgai.  Dalam tarian ini, penari menirukan aneka gerak binatang mirip unggas, kelinci, dan monyet. Tarian ini biasanya ditarikan sebagai penutupan prosesi pengobatan yang dilakukan oleh mahir pengobatan tradisional Suku Mentawai. Tujuan tarian ini ialah menunjukkan penghiburan kepada si sakit semoga segera sembuh.

Tarian ini ditarikan oleh beberapa  Sikerei. Seorang mahir pengobatan yang memimpin upacara ini. Sikerei  mengenakan hiasan kepala berupa manik-manik dan bulu unggas dan memegang dedaunan. Beberapa dedaunan  diselipkan di bab belakang tubuhnya mirip ekor. Dengan diiringi  tuddukat, gendang tradisional,  Sikerei kemudian berjingkat-jingkat sambil membungkukkan badan. Kepalanya menengadah ke atas sambil mengepakkan daun di tangan. Kakinya menghentak papan lantai menghasilkan bunyi ritmis yang teratur. Keduanya berputar-putar berkeliling, terkadang saling mengejar atau berjajar berhadapan. Lengkingan keluar dari mulut  Sikerei. Dalam temaram lampu petromak, bayangan para Sikerei yang menari jatuh di dinding, tampak hidup mirip dua ekor burung menari di alam bebas.

Usai menarikan gerakan unggas,  Sikerei kemudian memulai gerakan yang lain. Ia melompat tinggi dan terlihat lincah bagaikan seekor kelinci. Tangkai daun yang awalnya dijadikan sebagai sayap, dinaikkan sejajar dengan telinga. Gerakannya pun terlihat menarik bagaikan seekor kelinci yang berlari menghindari kejaran pemangsa.

Sumber bacaan: www.dananwahyu.com/2013/10/21/mentawai-cultural-trip-7-turak-lagai-gerak-tari-alam/ Dengan penyesuaian




Sumber http://damaruta.blogspot.com


EmoticonEmoticon