Rabu, 28 Maret 2018

Sejarah Perkembangan Muka Bumi

Pengetahuan terhadap bumi memperlihatkan citra bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar, di mana kepingan terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak, sehingga magma sanggup menerobos ke permukaan. Teori perkembangan muka bumi antara lain dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut.


a. Alfred Lothar Wegener (1880-1930)

Ia mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua- Benua pada tahun 1912 dihadapan perhimpunan hebat geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menjadikan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan gres mereda pada tahun enampuluhan sehabis teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak menerima dukungan.

Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut.
1) Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan teladan garis kontur pantai tersebut memperlihatkan bahwa bahwasanya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu yaitu daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa gugusan geologi di bagian-bagian yang bertemu itu memiliki kesamaan.

Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone hingga tanjung Afrika Selatan sama dengan gugusan geologi yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru hingga Bahia Blanca.

2) Benua-benua yang ada kini ini, dahulunya yaitu satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua Pangea tersebut pecah alasannya yaitu gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greenland kini ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Dengan tragedi tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut.
  1. Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri- sendiri.
  2. Samudra Atlantik menjadi semakin luas alasannya yaitu benua Amerika masih terus bergerak ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan.
  3. Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, di bersahabat pantai barat Amerika Serikat.
  4. Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin menyempit dan makin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menjadikan lipatan Pegunungan Himalaya.

Pergerakan benua-benua hingga kini pun masih berlangsung, hal dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra.

b. Rittmann (1960)

Skema lahirnya bumi, berdasarkan Rittmann (1960) dilukiskan dalam gambar berikut:

Pengetahuan terhadap bumi memperlihatkan citra bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar Sejarah Perkembangan Muka Bumi
Proses pembentukan perlapisan susunan Bumi berdasarkan Rittman.

proses urutan kelahiran bumi berdasarkan Rittmann yaitu sebagai berikut.
  1. Bumi terbentuk saat butir-butir bubuk dalam cakram awan di sekitar matahari saling menempel dan menggumpal menjadi tubuh yang lebih besar. Badan-badan ini kemudian bertabrakan dan pecah berhamburan membentuk benda-benda berukuran planet.
  2. Hamburan sisa awan berjatuhan ke permukaan bumi yang masih muda menimbulkan melelehnya bumi, alasannya yaitu energi dari materi yang jatuh ini, bersama dengan pemanasan (akibat pelapukan radioaktif).
  3. Dampak yang timbul akhir pelelehan ini, yaitu tenggelamnya bahan- materi yang mampat terutama besi ke sentra bumi dan menjadi intinya. Permukaan bumi tertutup oleh batuan yang meleleh. Bahan yang lebih ringan menyerupai uap air dan karbon dioksida mengalir ke luar dan membentuk suatu atmosfer purba.
  4. Angin surya (aliran cepat partikel-partikel bermuatan dari matahari) menyapu higienis sisa-sisa awan orisinil dari tata surya sehingga benturannya ke bumi berkurang. Temperatur bumi menjadi hirau taacuh dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
  5. Suhu awan mengalami penurunan sehingga uap air menjadi embun, dan hujan turun deras. Hujan deras mulai mendinginkan batuan di permukaan bumi. Guyuran air dari badai-badai itu mengumpul di tempat yang rendah, sehingga terjadilah samudra di dunia. Gas karbon dioksida dari udara larut dalam genangan tersebut menjadikan planet menjadi semakin dingin. Awan menghilang, matahari bersinar, dan sebuah bumi yang gres telah muncul dari kekacaubalauan penciptaan itu.

c. Tim Peneliti Amerika Serikat (1969)

Hasil penelitian tim peneliti dari The New York American Museum of Natural History Ohio State University, dan Whichita State University, menunjukan bahwa kawasan Alaska terletak di bersahabat khatulistiwa pada 200 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1969, ditemukan fosil tulang rahang hewan amfibi air tawar purba, yang disebut lahyrintodont (salamander, kepalanya gepeng dan badannya besar). Fosil menyerupai itu ditemui pula di Amerika Selatan dan Afrika. Bukti-bukti tersebut menguatkan teori apungan benua yang beranggapan bahwa 200 juta tahun yang kemudian hanya ada satu benua besar di planet bumi ini.

Sumber http://sainsmini.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)