Artikel analisis perjuangan budidaya sapi potong ini yaitu sambungan dari artikel kandang sapi potong (I) dan ternak sapi potong (II).
Pengendalian Penyakit pada budidaya sapi potong
Pengendalian penyakit mencakup pencegahan maupun pengobatan. Tindakan pencegahan merupakan langkah yang terbaik. Pencegahan sanggup Anda lakukan dengan cara yaitu :
- Jagalah kebersihan sangkar beserta peralatan penunjang lainnya. Memandikan sapi merupakan tindakan pencegahan penyakit.
- Jika ada sapi yang terlanjur terserang penyakit, lakukan pemisahan di daerah lain atau diisolasi. Hal ini dimaksudkan biar sapi yang lain tidak terkena atau tertular penyakit tersebut. Lakukanlah pengobatan secepat mungkin terhadap sapi yang terkena penyakit.
- Lantai sangkar harus Anda pastikan selalu kering atau lembab.
- Periksalah kebersihan ternak sapi potong Anda secara intensif, jikalau perlu lakukanlah vaksinasi.
- Batasilah personil yang tugasnya mengurus kandang.
Panen
Dalam budidaya sapi potong, Anda akan mendapat dua sumber hasil panen yaitu:
Hasil utama
Hasil pertama dan yang utama dalam ternak sapi potong tentunya yaitu daging sapinya.
Hasil tambahan
Hasil kedua merupakan hasil penjualan organ lain dari sapi, diantaranya tanduk, kotoran, kulit, serta tulang yang tidak menyatu dengan dagingnya.
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen mencakup beberapa tahapan, antara lain:
Stoving
Ada beberapa prinsip atau tahapan teknis yang perlu Anda perhatikan ketika melaksanakan pemotongan sapi, hal tersebut biar hasil yang akan Anda peroleh sanggup maksimal. Berikut tahapannya:
- Sapi yang siap dipotong sebaiknya diistrahatkan terlebih dahulu.
- Mandikan sapi sebelum dipotong, biar daging terhindar dari tanah serta kotoran.
- Proses pemotongan harus Anda lakukan dengan cepat, biar sanggup menekan rasa sakit yang diderita sapi. Pastikan darah yang keluar harus tuntas.
- Tahapan pemotongan harus Anda lakukan dengan perancangan yang matang. Termasuk menekan pencemaran mikroorganisme.
Pengulitan
Tahap selanjutnya yaitu pengulitan. Dalam tahap pengulitan sebaiknya Anda memakai pisau yang tidak terlalu tajam. Sehingga tidak merusak tekstur kulit. Setelah itu bersihkan kulit dari daging, lemak, darah, atau kotoran lainnya yang masih menempel. Jemur kulit yang sudah higienis di bawah sinar matahari, Anda sanggup memakai alat perentang yang terbuat dari kayu dengan posisi kemiringan 45 derajat.
Pengeluaran atau pencucian jeroan
Setelah Anda kuliti, keluarkanlah jeroannya. Cara pengeluarannya yaitu dengan megiris pada cuilan perut sapi.
Pemotongan karkas sapi potong
Tahapan terakhir yaitu pemotongan karkas sapi, lakukan tahap pemotongan karkas dengan baik, biar Anda sanggup menghasilkan karkas yang berkualitas tinggi dan kuantitas yang banyak. Diharapkan dengan hasil karkas yang maksimal pendapatan Anda akan memuaskan. Dalam satu ekor sapi yang dianggap berkualitas mempunyai tingkat karkas 59% dari bobot tubuhnya, sehingga recahan daging yang sanggup Anda peroleh mencapi 46 – 50%. Dari satu ekor sapi yang Anda potong tidak semua karkas yang sanggup Anda jual, lantaran hanyab eberapa karkas yang sanggup dikonsumsi manusia.
Jika Anda ingin menduga jumlah karkas beserta daging yang akan Anda dapatkan, maka lakukan terlebih dahulu untuk melaksanakan penilaian. Pada negara maju, ada tingkatan atau spesifikasi terhadap heifer, steer, dan cow sebelum dipotong. Karkas sanggup Anda belah menjadi dua bagian, yaitu karkas tubuh cuilan kiri dan karkas tubuh cuilan kanan. Karkas sanggup Anda potong – potong menjadi beberapa cuilan yang terbagi atas punggung, rusuk, paha belakang, paha depan, serta cuilan leher.
Setelah melaksanakan pemotongan langkah selanjutnya yaitu pemisahan menjadi beberapa bagian, diantaranya tendon, tulang, lemak, serta daging. Pengambilan atau pemotongan karkas harus Anda lakukan dengan baik dan benar, utamanya untuk kualitasnya dan higenis. Kerusakan karkas terkadang disebabkan oleh mikroorganisme ketika Anda melaksanakan pemotongan dan mengeluarkan jeroan.
Dalam penggemukan sapi, daging dari karkas mempunyai banyak golongan kualitas kelas yang menyesuaikan dari lokasi pada cuilan tubuh sapi, golongan tersebut diantaranya :
- Daging pada cuilan paha atau round yaitu 20%
- Daging pada cuilan pinggang atau loin yaitu 17%
- Daging pada cuilan punggung atau rib yaitu 9%
- Daging pada cuilan pundak atau chuck yaitu 26%
- Daging pada cuilan dada atau brisk yaitu 5%
- Daging pada cuilan perut atau frank yaitu 4%
- Daging pada cuilan rusuk bawah atau plate & suet yaitu 11%
- Daging pada cuilan kaki depan atau foreshak yaitu 2,1%
Adapun presentase dari karkas di atas dihitung dari berat karkas 100%. Persentase recahan karkas sanggup dihitung, yaitu dengan rumus:
Persentase recahan karkas = jumlah berat recahan / berat karkas x 100 %.
Bagian karkas sisa dan sanggup dikonsumsi insan biasanya di sebut dengan edible offal, sedangkan karkas yang tidak sanggup dikonsumsi insan disebut inedible offal, yang terdiri dari kanal kemih, bulu, dan tanduk.
Analisis Usaha Budidaya Sapi Potong
Berikut analisis bisnis budidaya sapi potong dengan skala 25 ekor :
Kebutuhan sapi mencakup :
Modal awal
Pembuatan sangkar untuk 25 ekor = Rp 50.000.000,
Pembelian bakalan 25 ekor x Rp 50.000,- x 250 kg = Rp 312.500.000,-
Total kebutuhan modal awal = Rp 362.500.000,-
Pakan
Kebutuhan pakan mencakup pakan hijau dan konstrat dimana :
Kebutuhan pakan selama 365 hari atau selama 1 tahun
Kebutuhan pakan setiap hari :
- Pakan hijauan 35 kg (harga per kilogram Rp.150,-)
- Konsentrat 2 kg (harga per kilogram Rp.2.250,-)
Jadi kebutuhan pakan selama 365 hari yaitu :
- Hijauan = 25 ekor x 25 kg x Rp 150,- x 365 hari = Rp 47.906.250,-
- Konsentrat = 25 ekor x 2 kg x Rp 2.250,- x 365 hari = Rp 41.062.000,-
Total Kebutuhan pakan selama 365 hari = Rp 88.968.250
Jadi total keseluruhan untuk biaya produksi
Modal awal + biaya pakan = Rp 362.500.000 + Rp 88.968.250,- = Rp 415.468.250,-
Pendapatan kotor
Tambahan berat tubuh sesudah setahun : 0,8 kg x 25 ekor x 365 hari = 7.300 kg
Berat sapi sesudah setahun = 25 ekor x 250 kg =6.250 kg
Jadi total berat sapi yaitu 7.300 kg + 6.250 kg = 13.550kg
Jadi pendapatan Anda selama setahun yaitu 13.550 kg x Rp 55.000 = Rp 745.250.000
Pendapatan bersih
Pendapatan kotor – Biaya produksi selama 1 tahun
Rp 745.250.000 – Rp 415.468.250 = Rp 329.781.750
Sebagai catatan Anda, untuk biaya pakan sanggup Anda tekan jikalau mempunyai lahan untuk menanam pakan. Apalagi jikalau di lingkungan Anda mempunyai ketersediaan pakan yang melimpah ibarat klenteng, kulit kedelai, gamblong, kulit kopi, kulit buah, dll. Disamping itu biaya tenaga kerja tidak ada lantaran biaya tenaga kerja pribadi. Pilihlah bakalan yang benar – benar berkualitas sehingga Anda sanggup meraup untung yang besar.
Sumber https://www.infoagribisnis.com
EmoticonEmoticon