Senin, 02 April 2018

Makalah Wacana Pendidikan Karakter

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat Makalah Tentang pendidikan karakter


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami sanggup menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini dengan baik dan tepat waktu.

Seperti  yang telah kita ketahui “Pendidikan Karakter” itu sangat penting bagi anak bangsa dari mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah ini kenapa  Pendidikan Karakter itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai materi pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memperlihatkan  penjelasan perihal keberadaan Pendidikan Karakter bagi kemajuan bangsa. Semoga makalah yang kami buat ini sanggup membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  makalah ini. Oleh sebab itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pembina mata pelajaran Bahasa Indonesia Pak widi, dan  kepada pihak  yang telah membantu ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.


DAFTAR ISI


Kata Pengantar    ……………………………………………………………..  i
Daftar Isi   ……………………………………………………………………    ii
Bab I       PENDAHULUAN   ………………………………………………    1
          1.1  Latar Belakang  ……………………………………………………     1
          1.2  Rumusan Masalah …………………………………………………     2
          1.3  Tujuan Masalah   ………………………………………………….      2
Bab II      PEMBAHASAN  …………………………………………………    3
          2.1  Pengertian Pendidikan Karakter ………………………………           3
          2.2  Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian ………………….....        4
          2.3  Contoh Program Pendidikan aksara ………………………...           5
2.4   Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa……..7
2.5 Pendidikan Karakter yang Berhasil……………………………………8
Bab III    PENUTUP  ……………………………………………………….     11
          3.1  Kesimpulan  ………………………………………………………..    11
          3.2  Saran  ……………………………………………………………….   12
Daftar Pustaka   ………………………………………………………………. 13


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Indonesia memerlukan sumberdaya insan dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya insan tersebut, pendidikan mempunyai kiprah yang sangat penting.

Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi membuatkan kemampuan dan membentuk aksara serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi penerima didik semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, terang bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut.

 Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan aksara penerima didik sehingga bisa bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan aksara penerima didik sangat penting untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. Untuk itu penulis menulis makalah ini, semoga pembaca tahu betapa pentingnya pendidikan aksara bagi semua orang, khususnya bangsa Indonesia sendiri.

1.2  Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa perkara yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan belahan isi. Adapun beberapa perkara yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
  1. Apa pengertian dari pendidikan aksara itu?
  2. Apa pengertian dari beda aksara dan kepribadian?
  3. Bagaimana teladan acara pendidikan karakter?
  4. Bagaimana kiprah pendidikan aksara untuk kemajuan bangsa?
  5. Bagaimana kekerabatan pendidikan aksara dengan keberadaban bangsa?
  6. Bagaimana citra dari pendidikan aksara yang sudah berhasil?

1.3  Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan perkara yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan karakter.
  2. Untuk mengetahui apa itu beda aksara dan kepribadian.
  3. Untuk mengetahui teladan acara pendidikan karakter.
  4. Untuk mengetahui kekerabatan pendidikan aksara dengan keberadaban bangsa.
  5. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam meningktakan mutu dari pendidikan karakter.
  6. Untuk mengetahui bagaiamana citra dari pendidikan aksara yang sudah berhasil.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter.

Karakter ialah jawaban mutlak untuk membuat kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai sikap insan yang bekerjasama dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan menurut norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya,dan adat istiadat.

Pendidikan aksara ialah suatu sistem penanaman nilai-nilai aksara kepada warga sekolah yang mencakup komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan insan kamil. Dalam pendidikan aksara di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,  pelaksanaan acara atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjaseluruhwargadanlingkungansekolah.

“Pendidikan aksara yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk bawah umur muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni Koesoema A.Ed)


2.2 Pengertian Beda Karakter dan Kepribadian.

Kepribadian ialah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta ketika insan dilahirkan dan setiap orang yang mempunyai kepribadian niscaya ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan sosial dan masing-masing pribadi. Kepribadian insan secara umum ada 4, yaitu :

1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.

2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.

3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, sobat bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.

4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.

Saat setiap insan mencar ilmu untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius, kemudian sadar dan mencar ilmu sehingga bisa membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter. Pendidikan Karakter ialah pemberian pandangan mengenai aneka macam jenis nilai hidup, ibarat kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu ialah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, semenjak usia dini (idealnya).

Karakter tidak bisa diwariskan, aksara tidak bisa dibeli dan aksara tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu proses yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan semenjak lahir yang tidak sanggup diubah lagi ibarat sidik jari.Banyak kami perhatikan bahwa orang-orang dengan aksara jelek cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka ibarat kini ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun aksara Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang mempunyai nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda mempunyai kontrol penuh atas aksara Anda, artinya Anda tidak sanggup menyalahkan orang lain atas aksara Anda yang jelek sebab Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan aksara ialah tanggung jawab pribadi Anda.

2.3 Contoh Program Pendidikan karakter.
A. Lingkungan Sekolah:
  • Training Guru
Terkait dengan acara pendidikan aksara disekolah, bagaimana menjalankan dan melakukan pendidikan aksara disekolah, serta bagaimana cara menyusun acara dan melaksanakannya, dari gagasan ke tindakan.
Program ini membekali dan memperlihatkan wawasan pada guru perihal psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami prosedur pikiran anak dan 3 faktor kunci untuk membuat anak sukses, serta kiat mudah dalam memahami dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan perilakunya.
  • Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi menjadi dua sesi acara :
Sesi Workshop Therapy, yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin perubahan instant” maksudnya sehabis mengikuti acara ini anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.

Sesi Seminar Khusus Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya dan memperlakukan anak dengan lebih baik, semoga anak lebih sukses dalam kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar yang sangat cantik untuk mempelajari aneka macam teori psikologi anak dan keluarga. Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta lebih gampang mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.

B. Lingkungan Keluarga:

  • Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 kekerabatan yang niscaya dialami setiap insan (triangle relationship), yaitu kekerabatan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan kekerabatan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil kekerabatan tersebut akan memperlihatkan pemaknaan/pemahaman yang pada balasannya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk kekerabatan tersebut akan memilih cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak semenjak usia dini, salah satunya dengan cara memperlihatkan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih bisa untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara pribadi atau secara halus, dan seterusnya.

Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat memilih pembentukan aksara anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah, lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan aksara sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan ialah membangun kekerabatan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.

2.4   Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa.

Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggagas untuk memfasilitasi perkembangan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang serasi dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi janji bersama. "Dari mana asalmu tidak penting, ukuran tubuhmu juga tidak penting, ukuran Otakmu cukup penting, ukuran hatimu itulah yang sangat penting” sebab otak (pikiran) dan kalbu hati yang paling besar lengan berkuasa menggerak seseorang itu ”bertutur kata dan bertindak”. Simak, telaah, dan renungkan dalam hati apakah telah memadai ”wahana” pembelajaran memperlihatkan peluang bagi penerima didik untuk multi kecerdasan yang bisa membuatkan sikap-sikap: kejujuran, integritas, 

komitmen,kedisipilinan,visioner,dankemandirian.Sejarah memperlihatkan pelajaran yang amat berharga, betapa perbedaan, pertentangan, dan pertukaran pikiran itulah sebetulnya yang mengantarkan kita ke gerbang kemerdekaan. Melalui perdebatan tersebut kita banyak belajar, bagaimana toleransi dan keterbukaan para Pendiri Republik ini dalam mendapatkan pendapat, dan aneka macam kritik ketika itu. Melalui pertukaran pikiran itu kita juga bisa mencermati, betapa besar lengan berkuasa harapan para Pemimpin Bangsa itu untuk bersatu di dalam satu identitas kebangsaan, sehingga perbedaan-perbedaan tidak menjadi perkara bagi mereka.

Karena itu pendidikan aksara harus digali dari landasan idiil Pancasila, dan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar 1945. Sejarah Indonesia memperlihatkan bahwa pada tahun 1928, ikrar “Sumpah Pemuda” menegaskan tekad untuk membangun nasional Indonesia. Mereka bersumpah untuk berbangsa, bertanah air, dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Ketika merdeka dipilihnya bentuk negara kesatuan. Kedua insiden sejarah ini mengambarkan suatu kebutuhan yang secara sosio-politis merefleksi keberadaan tabiat pluralisme tersebut. Kenyataan sejarah dan sosial budaya tersebut lebih diperkuat lagi melalui arti simbol “Bhineka Tunggal Ika” pada lambang negara Indonesia.

Dari mana memulai dibelajarkannya nilai-nilai aksara bangsa, dari pendidikan informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan ketika ini dan ke depan bagaimana kita bisa menempatkan pendidikan aksara sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh sebab itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis aksara menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya pemberian yang aman dari pranata politik, sosial,  dan,budayabangsa.

“Pendidikan Karakter Untuk Membangun Keberadaban Bangsa” ialah kearifan dari keaneragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat. Kearifan itu segera muncul, jikalau seseorang membuka diri untuk menjalani kehidupan bersama dengan melihat realitas plural yang terjadi. Oleh sebab itu pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan aksara bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekedar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihak yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan tenang ialah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. (MuktionoWaspodo).

2.5  Pendidikan Karakter yang Berhasil.

Keberhasilan acara pendidikan aksara sanggup diketahui melalui pencapaian indikator oleh penerima didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputisebagaiberikut:
  •  Mengamalkan pedoman agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja.
  • Memahami kekurangan dan kelebihan dirisendiri.
  • Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas.
  • Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional.
  • .Menunjukkan sikap percaya diri.
  • Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis,dankreatif.
  • Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
  • Menunjukkan kemampuan mencar ilmu secara berdikari sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
  • Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan perkara dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mendeskripsikan tanda-tanda alam dan social.
  • Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab.
  • Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara kesatuan Republik Indonesia.
  • Menghargai karyaseni dan budayanasional.
  • Menghargai kiprah pekerjaan dan mempunyai kemampuan untuk berkarya.
  • Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik.
  • Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dansantun.
  • Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanyaperbedaanpendapat.
  • Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana.
  • Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa IndonesiadanbahasaInggrissederhana.
  • Menguasai pengetahuan yang diharapkan untuk mengikuti pendidikan menengah.
  • Memilikijiwakewirausahaan.
  • Menunjukkan sikap percaya diri.
  • Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan aksara ialah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis sanggup menyimpulkan beberapa kategori yaitu:
Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan aksara melalui sekolah-sekolah, terutama SMP (SMP), sebab anak usia SMP sangat cocok untuk diberi pembelajaran perihal pendidikan karakter.

Guru ialah orang bau tanah para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat menjadikan kehancuran anak dan masa depannya.

Pendidikan aksara bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan aksara dan sopan santun mulia penerima didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

Bila pendidikan aksara telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan. Dan bila pendidikan aksara ini mengalami kegagalan sudah niscaya dampaknya akan sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-negara lain.

 3.2 Saran

Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi dunia pendidikan, sebab dari dari dunia pendidikan Negara bisa maju dan sebab dunia pendidikan juga Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah gunakan.

Selain mengajar, seorang guru atau orang bau tanah juga harus mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi lebih baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.

Guru harus memperlihatkan rasa aman dan keselamatan kepada setiap penerima didik di dalam menjalani masa-masa belajarnya, sebab jikalau tidak semua pembelajaran yang di jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis sanggup bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca. Amiiin..

Sumber http://makalah-laporan.blogspot.com/


EmoticonEmoticon