Rabu, 27 Juni 2018

Skripsi Komunikasi Sebagai Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban (Studi Pada Masyarakat Di Kelurahan X)

(Kode ILMU-KOM-0008) : Skripsi Komunikasi Sebagai Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban (Studi Pada Masyarakat Di Kelurahan X)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kekuatan pembaharuan yang selama ini menjadi momok masyarakat tetapi mustahil dihindari ialah sentuhan budaya (kultural encounters). Definisi kebudayaan/budaya ialah “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya insan dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri insan dengan belajar”. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang komunikasi, telah memperlancar mobilitas penduduk serta komunikasi yang mendorong peningkatan intensitas kontak-kontak budaya, secara eksklusif maupun tidak langsung. Asumsi dasarnya ialah komunikasi merupakan proses budaya. Artinya, komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain ialah sebuah pertukaran kebudayaan /percampuran/akulturasi.1.
Adapun judul penelitian diatas mengangkat masalah-masalah sikap komunikasi dengan interaksi perihal percampuran/akulturasi kebudayaan pada masyarakat pendatang/kaum urban terhadap masyarakat setempat di kelurahan X kecamatan X. Sebuah percampuran atau akulturasi kebudayaan tersebut sering kali membawa dampak yang positif maupun negatif yang sanggup mensugesti kegiatan keseharian masyarakat setempat.
Dengan demikian masyarakat pendatang tersebut juga bisa dikatakan sebagai masyarakat urban, dalam artian mereka tiba dari tempat tempat tinggal masing-masing menuju tempat yang memiliki daya tarik ekonomi. Dalam hal ini kelurahan X kecamatan X. Masyarakat urban, kebanyakan tinggal di tempat tinggal yang dikontrakan. Namun tidak sedikit juga dari masyarakat urban yang tersebut sudah bisa membeli tanah, membangun rumah dan secara administratif mereka sudah terdaftar menjadi kepingan dari masyarakat kelurahan X kecamatan X. Dengan demikian proses komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat biasa terjadi. Komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat merupakan komunikasi antar budaya. Oleh alasannya antara komunikator dan komunikan berasal dari kebudayaan yang berbeda.
Fenomena yang sering muncul, yang terkait dengan komunikasi antar budaya ialah sebuah aktifitas komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat dalam kehidupan kesehariannya. Seperti saat ada suatu program perkumpulan (acara tahlil, rapat RT dan lain-lain), dalam program itu tentu terjadi aktifitas komunikasi. Ketika dalam program tersebut akan menentukan suatu kebijakan mengenai rencana untuk hari peringatan kemerdekaan tujuh belas Agustus, bunyi dari masyarakat urban ini kurang menerima perhatian dari masyarakat setempat. Bahkan tidak jarang muncul ungkapan yang menyudutkan keberadaan dari masyarakat urban. Ungkapan-ungkapan yang menyudutkan itu misalnya, hala atase pendatang ae, baiklah ae (orang cuma pendatang saja, baiklah saja).
Dalam kehidupan masyarakat, insan tidak bisa melepaskan diri dari aktifitas komunikasi. Apalagi masyarakat tersebut bertempat tinggal bersama dan mendiami suatu tempat tempat tinggal. Dalam kaitan komunikasi antar budaya, komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat sudah tampak terang memperlihatkan bahwa komunikasi yang terjadi melibatkan dua unsur budaya yang berbeda. Masyarakat urban dengan latar belakang budaya dari tempat tempat asalnya dan masyarakat setempat de ngan latar belakang budaya tempat setempat. Kebudayaan sanggup diartikan sebagai keseluruhan kebiasaan, nilai, pemaknaan, penggambaran (image), struktur aturan, pemrosesan informasi, dan pengalihan konvensi, pikiran, perbuatan, dan perkataan yang dibagikan diantara para anggota suatu sistem sosial dan kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang berbeda, tak jarang hal ini menjadikan kesalahpahaman dalam proses komunikasinya. Demikian juga dengan komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dan masyarakat setempat di kelurahan X kecamatan X. Sebagai masyarakat setempat mereka merasa lebih berhak atas apa saja mengenai daerahnya, dan sebagai masyarakat urban, tak jarang mereka ia nggap “sebelah mata” oleh masyarakat setempat.
Penelitian ini menentukan judul komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di kecamatan X (studi pada masyarakat kelurahan
X kecamatan X), dengan alasan bahwa penelitia n ini ingin mengungkap bagaimana komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat. Selain itu, pemilihan judul ini juga ingin menjelaskan hingga sejauh mana dampak yang diberikan dengan adanya akulturasi budaya oleh masyarakat urban terhadap masyarakat setempat.
Judul komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di kecamatan X (studi pada masyarakat kelurahan X kecamatan X) ini terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-fenomena atau kejadian-kejadia n yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat. Dalam kehidupan bersama yang menghuni suatu wilayah dalam hal ini kelurahan X, antara urban dengan masyarakat setempat terkadang muncul ketidak selarasan, kesalahpahaman, atau ketidakkompakan. Dalam kehidupan, hal ini ialah sesuatu yang wajar, dan biasa terjadi dalam kehidupan. Perbedaanperbedaan yang lahir dari kehidupan bersama tak bisa dihindarkan, alasannya hal itu merupakan suatu anugerah dari sang pencipta kehidupan. Yang terpenting bagi peneliti ialah bagaimana cara peneliti mengelolah banyak sekali masalahmasalah itu bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Sebuah percampuran yang terjadi pada dua kebudayaan yang berbeda menyerupai yang terjadi pada masyarakat kelurahan X merupakan sebuah permasalahan yang sanggup membuat adanya perubahan kebudayaan yang sudah ada turun temurun sejak dahulu tercampur oleh kebudayaan yang dibawa oleh para kaum urban yang menetap disana.
Intensitas interaksi keseharian begitu rapat sehingga menunjang terjadinya percampuran kebudayaan yang tidak sanggup terbendung lagi.
Bagi peneliti sebuah komunikasi dalam proses akulturasi budaya sangatlah menjadi perhatian yang penting. Karena dis ana terdapat banyak sekali ragam interaksi yang terjadi dan memungkinkan sanggup terciptanya sebuah integrasi nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan dilema yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan dilema dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sikap komunikasi kaum urban dalam proses akulturasi budaya di Kelurahan X Kecamatan X ?
2. Sejauh mana proses akulturasi budaya kaum Urban di Kelurahan X Kecamatan X dalam berkomunikasi dengan masyarakat setempat?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X ?
2. Mengetahui sejauh mana proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X dengan budaya setempat ?

D. Manfaat Penelitian
1. Dengan hasil penelitian ini diperlukan komunikasi dalam proses akulturasi budaya yang terjadi di masyarakat kita sanggup terjalin baik tanpa adanya konflik-konflik sosial budaya yang sanggup menjadi cikal bakal munculnya disintegrasi budaya.
2. Hasil penelitian ini juga diperlukan sanggup sebagai motivasi semoga masyarakat tetap menyayangi dan melestarikan budaya-budaya yang menjadi identitas bangsa.

E. Definisi Konsep
1. Komunikasi
Komunikasi dalam bahasa inggris ialah communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti Sama. Sama disini maksudnya ialah Sama Makna. Komunikasi tidak lain merupakan sebuah interaksi. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
Ada dua jenis komunikasi, yaitu lisan dan non verbal, komunikasi lisan meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non lisan meliputi bahasa tubuh. Menurut Wilbur Schramm, spesialis komunikasi kenamaan menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka teladan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.2 Keterkaitan komunikasi disini ialah interaksi yang terlibat dalam proses percampuran kebudayaan kaum urban dengan masyarakat setempat atau masyarakat X.
2. Akulturasi Budaya
Akulturasi ialah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok insan dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur -unsur kebudayaan absurd itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa mengakibatkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Misalnya, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam program syukuran, secara tidak eksklusif masyarakat pendatang berkomunikasi menurut kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kolaborasi atau mensugesti kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.
3. Urbanisasi dan Masyarakat Urban
Masyarakat ialah sekelompok insan yang hidup bersama dalam suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu tempat dan pada alhasil mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok yang lain. Setiap anggota-anggota masyarakat menganut suatu kebudayaan, kebudayaan dan masyarakat mustahil hidup terpisah satu sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.
Urbanisasi terjadi apabila sejumlah besar orang meninggalkan daerah-daerah pertanian (desa) dan bertempat tinggal di perkotaan. Proses Urbanisasi ini dimulai alasannya adanya impian untuk mencari pekerjaan dan mendirikan rumah-rumah di kota-kota.3 Menurut peneliti dari intensitas kegiatan keseharian tersebut percampuran sering kali tercipta dan memungkinkan sanggup terciptanya kebudayaan gres hasil dari percampuran kebudayaan kaum urban dengan kebudayaan setempat. Dalam konteks itulah proses urbanisasi yang meniscayakan pertukaran budaya (cultural share), persilangan, dan persenyawaan budaya selalu menarik untuk dilihat terkait dengan bergesernya modus individu dan masyarakat yang ingar-bingar tampil dalam kota-kota besar sebagai hasil dari proyeksi modernitas.4
Masyarakat urban ialah sekelompok masyarakat yang meninggalkan tempat asalnya dan mendiami suatu tempat gres yang lebih modern dan pada alhasil mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok yang lain.

F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelit ian ini terdiri atas enam kepingan dengan susunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam kepingan ini menyajikan: konteks penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Pemaparan teori Harold Lasswell, Zimmermann, dan Bauer sebagai pisau bedah bagi judul penelitian (Komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X)
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap -tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik investigasi keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Hasil-hasil penelitian berupa data-data mengenai “komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X” disajikan dan dianalisis
BAB V : PENUTUP
Dalam epilog berisikan kesimpulan, kritik dan saran penulis.
Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon