Minggu, 29 Juli 2018

Skripsi Perancangan Aplikasi Kriptography Advanced Encryption Standard

(Kode INFORMAT-0013) : Skripsi Perancangan Aplikasi Kriptography Advanced Encryption Standard

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu hal terpenting dalam komunikasi memakai komputer dan jaringan komputer yakni untuk menjamin keamanan pesan, data, ataupun informasi dalam proses pertukaran data, sehingga menjadi salah satu pendorong munculnya teknologi Kriptografi. Kriptografi berbasis pada algoritma pengkodean data informasi yang mendukung kebutuhan dari dua aspek keamanan informasi, yaitu secrecy (perlindungan terhadap kerahasiaan data informasi) dan authenticity (perlindungan terhadap pemalsuan dan pengubahan informasi yang tidak diinginkan.
Kriptografi merupakan studi matematika yang mempunyai kekerabatan dengan aspek keamanan informasi ibarat integritas data, keaslian entitas dan keaslian data. Kriptografi memakai banyak sekali macam teknik dalam upaya untuk mengamankan data. Pengiriman data dan penyimpanan data melalui media elektronik memerlukan suatu proses yang sanggup menjamin keamanan dan keutuhan dari data yang dikirimkan tersebut. Data tersebut harus tetap diam-diam selama pengiriman dan harus tetap utuh pada dikala penerimaan di tujuan. Untuk memenuhi hal tersebut, dilakukan proses penyandian (enkripsi dan dekripsi) terhadap data yang akan dikirimkan.
Enkripsi dilakukan pada dikala pengiriman dengan cara mengubah data orisinil menjadi data rahasia, sedangkan dekripsi dilakukan pada dikala penerimaan dengan cara mengubah data diam-diam menjadi data asli. Makara data yang dikirimkan selama proses pengiriman yakni data rahasia, sehingga data orisinil tidak sanggup diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan. Data orisinil hanya sanggup diketahui oleh peserta dengan memakai kunci rahasia.
Disini enkripsi sanggup diartikan sebagai arahan atau cipher. Sebuah system pengkodean memakai suatu tabel atau kamus yang telah didefinisikan untuk kata dari informasi atau yang merupakan bab dari pesan, data, atau informasi yang di kirim. Sebuah cipher memakai suatu algoritma yang sanggup mengkodekan semua ajaran data (stream) bit dari suatu pesan orisinil (plaintext) menjadi cryptogram yang tidak di mengerti. Karena system cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di outomasi, maka teknik ini dipakai dalam sistem keamanan jaringan komputer.
National Institute of Standard and Technology (NIST) untuk pertama kalinya mengumumkan suatu algoritma standar penyandian data yang telah dijadikan standard semenjak tahun 1977 yakni Data Encryption Standard (DES). Kekuatan DES ini terletak pada panjang kuncinya yaitu 56-bit. Untuk menanggapi harapan biar mengganti algoritma DES sebagai standar. Perkembangan kecepatan perangkat keras dan meluasnya penggunaan jaringan komputer terdistribusi mengakibatkan penggunaan DES, dalam beberapa hal, terbukti sudah tidak kondusif dan tidak mencukupi lagi terutama dalam hal yang pengiriman data melalui jaringan internet. Perangkat keras khusus yang bertujuan untuk memilih kunci 56-bit DES hanya dalam waktu beberapa jam sudah sanggup dibangun. Beberapa pertimbangan tersebut telah manandakan bahwa diharapkan sebuah standard algoritma gres dan kunci yang lebih panjang. Triple-DES muncul sebagai alternative solusi untuk masalah-masalah yang membutuhkan keamanan data tingkat tinggi ibarat perbankan, tetapi ia terlalu lambat pada beberapa penggunaan enkripsi.
Pada tahun 1997, the U.S. National Institue of Standards and Technology (NIST) mengumumkan bahwa sudah saatnya untuk pembuatan standard algoritma penyandian gres yang kelak diberi nama Advanced Encryption Standard (AES). Algoritma AES ini dibentuk dengan tujuan untuk menggantikan algoritma DES & Triple-DES yang telah usang dipakai dalam menyandikan data elektronik. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, algoritma Rijndael ditetapkan sebagai algoritma kriptografi AES pada tahun 2000.
Algoritma AES merupakan algoritma kriptografi simetrik yang beroperasi dalam mode penyandi blok (block cipher) yang memproses blok data 128-bit dengan panjang kunci 128-bit (AES-128), 192-bit (AES-192), atau 256-bit (AES-256). Beberapa mode operasi yang sanggup diterapkan pada algoritma kriptografi penyandi blok AES di antaranya yakni Electronic Code Book (ECB), Cipher Block Chaining (CBC), Cipher Feedback (CFB), dan Output Feedback (OFB). Implementasi AES dengan mode operasi ECB, CBC, CFB, dan OFB tentu saja mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu dalam aspek tingkat keamanan data.

B. Rumusan Rancangan
Rumusan rancangan untuk kegiatan aplikasi kriptosistem ini memakai algoritma enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) dengan memakai bahasa pemrograman visual basic 6.0.

C. Batasan Rancangan
Batasan rancangan pada kegiatan aplikasi kriptosistem dengan algoritma AES (Advanced Encryption Standard) yaitu:
1. Rancangan kegiatan aplikasi ini dibentuk untuk mengamankan pesan, tetapi rancangan kegiatan ini tidak dibandingkan dengan kegiatan sejenis sebelumnya yang telah dibentuk sehingga tidak diketahui kegiatan ini lebih baik atau tidak dari kegiatan sejenis sebelumnya.
2. Ukuran teks yang sanggup dienkripsi senilai 2000 karakter, teks berupa angka, aksara dan tombol lain yang tersedia pada keyboard, hal ini dikarenakan keterbatasan bahasa pemograman yang dipakai yaitu visual basic 6.0.
3. Rancangan algoritma kriptosistem ini hanya sanggup mengenkripsi dan mendekripsi data yang berupa teks atau tulisan, bukan bunyi maupun gambar.

D. Spesifikasi Rancangan
Spesifikasi rancangan kegiatan aplikasi AES terdiri dari sebagai berikut :
1. Unit Enkripsi dan Dekripsi
Pada unit ini dipakai algoritma AES memakai sistem Block Cipher yang mempunyai panjang blok 128-bit. Panjang kunci bervariasi (128/192/256-bit) dan kunci ini memakai tipe symetric key. Key yang dipakai dalam proses enkripsi ini sama dengan key yang dipakai pada unit dekripsi. Text yang ingin dienkripsi juga sanggup berupa text apa saja yang termasuk dalam bilangan ASCII baik yang 7 bit maupun 8 bit. Bahasa pemrograman yang dipakai yakni bahasa pemrograman visual basic 6.0.
2. Unit Penyimpanan dan Unit Pembuka File
Unit ini dipakai untuk proses penyimpan data yang telah diubah dalam proses enkripsi sehingga menjadi bentuk chipertext dan membuka kembali data yang telah disimpan untuk diubah dalam proses dekripsi menjadi data asli.
3. Unit Pembanding
Unit ini dipakai peserta untuk memastikan keutuhan dan keaslian pesan yang diterima dari pengirim. Begitu pula dengan pengirim memastikan bahwa si-penerima pesan yakni orang yang benar dan berhak atas pesan yang dikirim.

E. Kegunaan Rancangan
Perancangan kriptosistem dengan memakai algoritma AES ini dipakai oleh bab yang mengelola data penting diperusahaan, ibarat data produk baru, data keuangan, data klien dan sebagainya. Untuk itu kriptosistem dipakai untuk mengamankan data-data tersebut.

F. Tujuan Rancangan
Perancangan kriptosistem dengan memakai algoritma AES ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan keamanan data. Algoritma AES mempunyai ketahanan terhadap semua jenis serangan yang diketahui. Disamping itu kesederhanaan rancangan, kekompakan arahan dan kecepatan pada banyak sekali platform dimiliki oleh algoritma AES ini.
Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon