Minggu, 05 Agustus 2018

Model-Model Pembelajaran Untuk Peningkatan Profesionalime Guru


Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yaitu guru dan siswa. sikap guru yaitu mengajar dan sikap siswa yaitu belajar. Perilaku mengajar dan berguru tersebut terkait dengan materi pembelajaran. Bahan pembelajaran sanggup berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan keterampilan. Hasil penelitain para jago terkait dengan materi pembelajaran, melahirkan model pembelajaran.



Kegiatan pembelajaran dalam implementasinya banyak istilah, menyerupai model, pendekatan, metode, seni administrasi sangat familier dalam dunia pembelajaran. Berikut yaitu klarifikasi ihwal dari istilah tersebut dalam kegiatan pembelajaran.

1. Pengertian Strategi, Metode, Pendekatan, dan Model  Pembelajaran

          Strategi berdasarkan Kemp (1995) yaitu suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa biar tujuan pembelajaran sanggup dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran berdasarkan Dick and Carey (1985) yaitu suatu perangkat  materi dan mekanisme pembelajaran yang dipakai secara bahu-membahu untuk mengakibatkan hasil berguru pada siswa.
          Upaya mengimplementasikan  rencana pembelajaran yang telah disusun  dalam kegiatan faktual biar tujuan  yang telah disusun sanggup di capai secara optimal dibutuhkan suatu metode  yang dipakai untuk merealisasikan  strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi, satu seni administrasi pembelajaran memakai beberapa metode. Misalnya untuk melakukan seni administrasi ekspositori, bisa dipakai metode ceramah, metode Tanya jawab, atau bahkan diskusi. Oleh lantaran itu seni administrasi berbeda dengan metode. Strategi  menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode yaitu cara  yang sanggup dipakai untuk melakukan strategi. Dengan kata lain, strategi yaitu a plan of operation achieving something, sedangkan metode yaitu a way in achieving something.
          Pendekatan sanggup diartikan sebgai suatu titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan ihwal terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen (1998) mencatat bahwa terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher – centered -  approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa ( student- centered – approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan seni administrasi pembelajaran pribadi (direct instruction), yaitu pembelajaran deduktif (Umum - khusus) dan ekspositori (ceramah). Pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan seni administrasi pembelajaran inkuiri dan diskoveri serta pembelajaran induktif (khusus – umum).
          Model pembelajaran berdasarkan Joyce and Weil, yaitu suatu planning atau contoh yang sanggup digunakan  untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau lainnya. Model pembelajaran juga sanggup jadikan contoh pilihan, artinya para guru boleh menentukan model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran
          Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan guru dalam menentukan model pembelajaran, yakni :
a. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, antara lain :
  • Apakah tujuan pembelajaran yang ingin di capai berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, social dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
  • Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
  • Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
b. Pertimbangan yang bekerjasama dengan materi atau materi pembelajaran, antara lain :
  • Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, aturan atau teori?
  • Apakah untuk mempelajari materi itu memerlukan prasyarat tidak?
  • Apakah tersedia materi atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi itu?
c. Pertimbangan dari sudut akseptor didik atau siswa, antara lain :
  • apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan akseptor didik?
  • Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi akseptor didik?
  • Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya  belajar akseptor didik?
d. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis, antara lain :
  • apakah untuk mencapai tujuan pembelajaran cukup dengan hanya satu model saja?
  • Apakah model yang kita tetapkan  dianggap satu-satunya model yang sanggup digunakan?
  • Apakah model pembelajaran itu mempunyai nilai efektivitas atau efisiensi?

3. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori berguru dari para jago tertentu;
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu;
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan berguru mengajar di kelas;
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan :
1) urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax)
2) adanya prinsip-prinsip reaksi
3) sistem sosial
4) sistem pendukung
e. Memiliki dampak sebagai akhir terapan model pembelajaran
f. Membuat persiapan mengajar dengan pedoman model-model pembelajaran yang dipilihnya

4. Macam Model pembelajaran berdasarkan teori berguru
Berdasarkan macamnya, model  pembelajaran berdasarkan teori berguru di bagi dalam empat model, yaitu model interaksi social, model pemrosesan informasi, model personal, dan model pembelajaran modifikasi tingkah laris (behavioral).

A. Model Interaksi Sosial
Model ini berdasarkan teori berguru  Gestatl (field theory), model ini menitikberatkan pada kekerabatan yang serasi antara individu dengan masyarakat (learning to life together). Aplikasi teori ini yaitu :
1)     Pengalaman  insight/tilikan),   yaitu  kemampuan siswa dalam mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam obyek pada proses pembelajaran. Guru hendaknya berbagi kemampuan siswa dalam memecahkan problem dengan insight (tilikan)
2)     Pembelajaran yang bermakna,   Kebermaknaan unsur-unsur yang terkait dalam suatu obyek  akan menunjang pemahaman dalam proses pembelajaran. Content yang dipelajari siswa hendaknya mempunyai makna yang terang baik bagi dirinya maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang.
3)     Perilaku  bertujuan,   perilaku terarah  pada suatu tujuan. Pembelajaran terjadi lantaran siswa mempunyai impian tertentu, oleh lantaran itu pembelajaran akan berhasil kalau siswa mengetahui tujuan yang akan dicapai.
4)     Prinsip    ruang    hidup  (life space),   perilaku  siswa   terkait   dengan lingkungan/medan di mana ia berada. Materi yang disampaikan hendaknya mempunyai kaitan dengan situasi lingkungan di mana siswa berada (kontesktual).

Model inetraksi social meliputi seni administrasi pembelajaran :
a.     Kelompok  kerja,   bertujuan  berbagi keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat  dengan cara berbagi hubungan  interpersonal dan discovery skill dalam bidang akademik.
b.     Pertemuan  kelas,   bertujuan  mengembangkan   pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa tanggungjawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
c.     Pemecahan   Masalah   Sosial atau  social  inquiry,    bertujuan    untuk berbagi kemampuan memecahkan masalah-masalah social dengan berpikir logis.
d.     Bermain peran, bertujuan untuk memberi kesempatan kepada akseptor didik menemukan nilai-nilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
e.     Simulasi  Sosial,   bertujuan   untuk  membantu  siswa mengalami banyak sekali kenyataan social serta menguji reaksi mereka

B. Model Pembelajaran Informasi
          Model ini didasarkan atas teori berguru kognitif (Piaget). Model ini berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang sanggup memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan memakai symbol ekspresi dan visual.
    Dalam pemrosesn informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (kondisi individu, proses kognitif), kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan), dan interaksi antara keduanya yang akan menghasilkan hasil belajar.
Model inetraksi sosial meliputi seni administrasi pembelajaran :
a.     Mengajar   Induktif,   yaitu  mengembangkan  kemampuan  berpikir dalam membentuk teori.
b.     Latihan  Inquiry,   yaitu  untuk  mencari  dan  menemukan informasi yang memang diperlukan.
c.      Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain-domain ilmu lainnya.
d.     Model   Pengembangan,   bertujuan  untuk  mengembangkan   inteketual umum, terutama berpikir logis, aspek social dan moral.
e.     Advanced Organizer Model, bertujuan untuk berbagi kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan  satuan ilmu pengetahuan secara berkala.


Implikasi teori berguru kognitif dalam pembelajaran antara lain :
a.     Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh lantaran itu guru hendaknya memakai bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. Anak akan sanggup berguru dengan baik ia bisa menghadapi lingkungan dengan baik.
b.     Guru   harus   sanggup   membantu   anak  biar sanggup berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sebaik mungkin (fasilitator, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani)
c.      Bahan   yang  harus  dipelajari  hendaknya  dirasakan  baru, tetapi tidak asing.  Beri peluang kepada anak untuk berguru sesuai dengan tingkat perkembangannya.
d.     Di kelas, berikan kesempatan kepada anak untuk sanggup bersosialisasi dan diskusi sebanyak mungkin.

C. Model Personal (Personal Models)
          Model ini bertitik tolak pada teori Humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu. Model ini bertujuan menjadikan pribadi siswa yang bisa membentuk kekerabatan yang serasi serta bisa memproses informasi secara efektif. Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb, merupakan tokoh teori humansitik.
Menurut teori ini, guru harus berupaya membuat kondisi kelas yang kondusif, biar siswa merasa bebas dalam berguru dan berbagi dirinya, baik emosional maupun intelektual. Dalam teori ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya.
Implikasi dari teori humanistic dalam pembelajaran , antara lain :
a.  bertingkah laris dan berguru yaitu hasil pengamatan
b.  tingkah laris yang ada sanggup dirasakan kini (learning to do)
c.  sebagain besar tingkah laris individu yaitu hasil dari konsepsinya sendiri.
d.  mengajar yaitu bukan hal penting, tetapi berguru siswa yaitu hal penting (learning how to learn)
e.  mengajar   adalah  membantu   individu   untuk   berbagi suatu kekerabatan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap.
 Model Personal meliputi seni administrasi pembelajaran :
a.  Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan  dan perkembangan pribadi ( kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri)
b.  Latihan   Kesadaran,   bertujuan  untuk   meningkatkan   kemampuan interpersonal atau kepedualian siswa
c.  Sintetik,   untuk   berbagi   kreativitas pribadi dan memecahkan problem secara kreatif
d.  Sistem konseptual,   untuk  meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.

D. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral)
Model ini menitikberatkan pada teori berguru behavioristik, yaitu bertujuan untuk berbagi sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas berguru dan membentuk tingkah laris dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan sikap psikologis dan sikap yang tidak sanggup diamati.. karakteristik model ini yaitu bahwa dalam pembagian terstruktur mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa lebih efektif dan berurutan.
Terdapat empat fase dalam Model Modifikasi tingkah laku, yaitu :
1)     Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)
2)     Penggunaan Media
3)     Pengajaran Terprogram (Linier dan Branching)
4)     Operant Conditioning dan Operant Reinforcement
Implikasi dari teori behavioristik dalam pembelajaran, antara lain :
1)     meningkatkan ketelitian mengucapkan pada anak
2)     guru selalu perhatian terhadap tingkah laris siswa
3)     modifikasi  anak   yang  kemampuannya   rendah  dengan  reward,  sebagai reinforcement pendukung
4)     Penerapan prinsip pembelajaran individu terhadap pembelajaran klasikal.
E. Model-Model Desain Pembelajaran
             Seorang guru dalam membuat Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),  terlebih dahulu harus membuat desain/rancangan pembelajaran. Model desain yang dirancang guru harus di anggap cocok untuk dikembangkan. Model desain pembelajaran merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Beberapa model pengembangan pembelajaran, yaitu Model PPSI, Model Glasser, Model Gerlach & Ely, dan Model Jerold E. Kemp.

      Model PPSI
    Ada lima langkah dalam pengembangan model desain pembelajaran PPSI antara lain :
a.     merumuskan tujuan pembelajaran (menggunakan istilah/kata-kata  yang operasional, berbentuk tingkah laku, dan hanya ada satu kemampuan/tujuan)
b.   mengembangkan   alat   penilaian   (menentukan jenis   tes  yang akan digunakan, menyusun item tes untuk setiap tujuan)
c.     menentukan    kegiatan     berguru     mengajar      (merumuskan   semua kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan, memutuskan kegiatan berguru mengajar yang akan ditempuh (awal, inti, akhir))
d.     merencanakan  program  kegiatan  berguru mengajar (merumuskan materi pelajaran, memutuskan metode yang digunakan, menentukan alat dan sumber yang digunakan, dan menyusun kegiatan kegiatan/jadwal) pelaksanaan (mengadakan pre-tes, memberikan materi pelajaran, mengadakan post-tes, dan revisi).



= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon