Rabu, 01 Agustus 2018

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Two Stay Two Stray

Cooperative Learning identik dengan pembelajaran gotong royong. Falsafah yang mendasari model pembelajaran bahu-membahu dalam pendidikan yaitu falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa insan yaitu makhluk social. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.



Slavin (1995:2) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif menunjuk banyak sekali metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok atau grup kecil untuk membantu satu sama lain mempelajari bahan pembelajaran. Menciptakan situasi dimana suatu cara yang ditempuh oleh anggota kelompok untuk memperoleh tujuan individual yaitu jikalau kelompok tersebut berhasil. Oleh karena, itu untuk mencapai tujuan individual, anggota harus membantu sobat satu kelompoknya untuk berhasil. Dengan demikian sebaliknya saling memotivasi semoga mau berusaha.

Anita Lie (2005:29) mengemukakan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar mencar ilmu dalam kelompok. Ada unsur-unsur dalam pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan mekanisme model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran bahu-membahu harus diterapkan yaitu : (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5) penilaian proses kelompok

Untuk memenuhi kelima unsur tersebut memang diharapkan proses yang melibatkan niat dan kiat (will and skill) para anggota kelompok. Para pembelajar harus memiliki niat untuk bekerja sama dengan yang  lainnya dalam aktivitas mencar ilmu Cooperative Learning yang akan saling menguntungkan. Ada tip hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model Cooperative Learning yakni pengelompokan, semangat Cooperative Learning dan penataan ruang kelas.

Menurut Duren Corebima (2002 : 4) pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan Penghargaan kooperatif siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu kiprah bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menuntaskan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu Saling tergantung  satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan membuatkan penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil dalam kelompok. Dijelaskan pula, oleh Dasim Budimansyah (2003 :13) bahwa dalam pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berbasis kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah.

Stahl ( Etin Solihatin & Raharjo, 2007:7) mengemukakan bahwa guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam  menggunakan model Cooperative Learning harus  memperhatikan beberapa konsep dasar yang  merupakan dasar­-dasar konseptual dalam penggunaan cooperative learning. Adapun prinsip­-prinsip dasar  tersebut adalah: (1) perumusan tujuan mencar ilmu siswa harus jelas, (2) penerimaan yang menyeluruh oleh siswa ihwal tujuan belajar, (3) ketergantungan yang bersifat positif (4) interaksi yang bersifat terbuka, (4) tanggung jawab individu, (5) kelompok bersifat heterogen, (6) interaksi sikap dan sikap sosial yang positif  (7) tindak lanjut (follow up), dan (8) kepuasan dalam belajar

Menurut Johnson & Johnson (1989: 13) kemampuan interpersonal yang dipelajari melalui pendekatan kooperatif antara lain:
a. Keterampilan kooperatif tingkat dasar, yaitu:
1)   menghargai janji yaitu mengutamakan pendapat yang bersama untuk meningkatkan relasi dalam kelompok
2)   menghargai bantuan yaitu mengenal apa yang sanggup  dikatakan  atau dikerjakan anggota lain
3)   mengambil giliran dengan membuatkan kiprah berarti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok
4)   berada dalam kelompok, yaitu setiap anggota kelompok kerja selama aktivitas berlangsung
5)   mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk menawarkan bantuan terhadap kelompok.
6)   mengundang orang lain untuk berbicara yaitu meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, yaitu:
1)   menunjukkan penghargaan dan simpati yaitu menghormati dan bertoleransi
2)   mendengarkan dengan aktif
3)   bertanya atau mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang sanggup diterima
4)   membuat ringkasan
5)   menerima tanggung jawab
c. Keterampilan kooperatif tingkat atas, yaitu:
1)   mengelaborasi
2)   memeriksa ketepatan
3)   berkompromi
4)   menetapkan tujuan

Teknik Two Stay Two Stray
Teknik Two Stay Two Stray merupakan salah satu teknik dalam cooperative learning Teknik mencar ilmu mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan dan bisa dipakai bersama dengan Teknik Kepala Bernomor. Teknik ini bisa dipakai dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Anita Lie (2007:61) mengemukakan bahwa struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak aktivitas mencar ilmu mengajar yang diwarnai dengan aktivitas individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja insan saling bergantung satu dengan lainnya.

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan teknik Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : siswa bekerja sama dalam kelompok berempat
Langkah 2 : sehabis selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan      kelompokoya dan masing-masing bertamu kepada kelompok lain.
Langkah 3 : dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagi hasil kerja dan informasi kepada setiap tamu yang berkunjung.
Langkah 4 : tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
Langkah 5 : kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 


= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon