Kamis, 30 Agustus 2018

Pendidikan Pancasila : Identitas Kemanusiaan Dalam Konteks Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pendidikan Pancasila : Identitas Kemanusiaan dalam Konteks Kemanusiaan yang Adil dan Beradab



Implikasi Ketuhanan YME Identitas Manusia 



Merupkana suatu manifestasi kekerabatan secara Vertikal-Horizontal. Hal ini tertuang pada pernyataan dalam Al-Qur'an yang isi katanya ialah Habluminallah-Habluminannas yang berarti korelasi antara insan dan korelasi Tuhan. Ireneus dari Lyon menyampaikan “Gloria Enim Dei Vivens Homo” yang berarti kemuliaan Tuhan hadir dalam kehidupan manusia.


Esensi Ketuhanan dalam Identitas manusia



“Jika kehidupan insan dilecehkan dan tidak dihormati, maka Tuhan tidak dimuliakan para pemuja dan penyembah-Nya”

Karena korelasi manusia-manusia merupakan sebuah manifestasi kehidupan bertuhan, maka dengan melecehkan kehidupan insan itu sendiri sudah menciptakan korelasi dengan yang kuasa ikut terlecehkan. 

Hal ini juga--pelecehan kehidupan manusia--yang menciptakan banyak sekali diskusi-diskusi mengenai kemanusiaan. Oleh lantaran itu, mengapa kita perlu diskusi kemanusiaan ? 

Fakta pelecehan dan kekerasan pada kemanusiaan baik dalam skala kecil atau masif yang menggugat rasa kemanusiaan. Lihat saja kasus pelecehan sekusal yang merebak dimana-mana, lalu agresi pembunuhan yang dibalut dengan emosi yang tidak berguna, sampai perampokan dengan alasan yang sampah--ekonomi.


Kesetaraan dan Kebebasan dasar Adil dan Beradab



Struktur Dasar Manusia 

Struktur dasar insan terbagi menjadi 3 hal yaitu;


  1. Tubuh
  2. Jiwa
  3. Roh

10 Kemampuan Dasar Manusia 


  1. Hidup 
  2. Kesehatan Fisik
  3. Kesehatan Tubuh
  4. Pancaindra, Imajinasi dan pikiran
  5. Afeksi yang sehat
  6. Nalar praktis
  7. Afiliasi
  8. Berelasi
  9. Bermain 
  10. Adaptasi 

Definisi Adil dan Beradab



Adil dan beradab merupakan suatu bentuk manifestasi ratifikasi setiap orang mempunyai struktur dasar dan punya kemampuan dasar, tanpa terkecuali. Manusia setara dan punya kemapuan untuk menentukan jalan dan cara hidupnya. Dasar penghormatan pada kesetaraan dan kebebasan 


Kesetaraan dan kemerdekaan sebagai implikasi nilai kemanusiaan



“Bahwa bergotong-royong kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan alasannya ialah itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan lantaran tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

Alinea ini memuat logika “totem pro parte” ( keseluruhan untuk bagian-bagian )


Konsekuensi dari perbedaan antar manusia

“Wujud identitas diri yang menempel dalam kemanusiaan kita berdasarkan ras, suku, pilihan gaya hidup, budaya, preferensi politik, strata sosial-ekonomi, agama tidak bisa menghapus kenyataan bahwa kita setara”

Tidak peduli anda mempunyai agama apapun--termasuk tidak percaya dengan adanya yang kuasa ataupun anda mempunyai kepercayaan Agnostik, tidak percaya Tuhan,--ras apapun, bahkan siapapun anda kalau dibandingkan orang lain mempunyai kesetaraan yang sama. Namun, hal ini masih tidak sanggup dilakukan secara utuh lantaran beberapa hal ini.


  • Semua insan setara mengacu pada struktur dasar dan kempuan dasar manusia. Namun, perwujudannya sanggup berbeda-beda. Hidup ialah pilihan dan pilihan insan berbeda-beda
  • Artinya, kesetaraan tidak mengabaikan adanya perbedaan

Kita setara dalam kenyataan yang berbeda. Seperti perkataan dari Buddha,



We are not born as a winner, We are not born as loser, We are born as a chooser

--Buddha


Kesetaraan, kebebasan dan diskursus identitas diri




Amin Maalouf menyampaikan bahwa pembentukan identitas insan mengikuti garis vertical dan horizontal ibarat yang diilustrasikan skema di bawah ini :



Vertical

Orangtua menurunkan pencirian, budaya, agama, tata krama, kebiasaan, kesenian, hirarki adat, strata sosial. Berkaitan juga dengan gosip Keaslian. Isu ini memunculkan beberapa hal ibarat :


  • Stereotipe
  • Asosiasi linier
  • Generalisasi (etnik, budaya, bahasa, agama, politik)

Labeling ini mengesampingkan bahwa insan itu unik dan bebas. Amartya Sen dalam buku Identity and Violence (2005) menyampaikan bahwa menolak asosiasi mengaitkan suku bangsa dengan agama atau tingkat perkembangan peradaban



Horizontal

Terjadi ketika menyeleksi banyak sekali unsur budaya, afiliasi politik, ekonomi, sosial sezaman. Contoh, menentukan agama selain yang diturunkan, berpakaian ala mode mutakhir, menentukan kebiasaan gaya hidup

Aspek yang menetukan siapa kita berdasarkan kebebasan untuk menentukan afiliasi atau aliansi dengan banyak sekali budaya, rohani, gaya hidup, adat istiadat, dsb. Contohnya Amin Maalouf, orang Lebanon. Lebanon cenderung diasosiasikan dengan Islam lantaran Lebanon ada di daerah Timur Tengah, dan Timur Tengah identik dengan Islam.


Berdasarkan kesetaraan dan kebebasan


Kenyataan hidup insan ada dalam pluralitas afiliasi. Pluralitas afiliasi terjadi lantaran hidup tak lepas dari interaksi dari insan dengan manusia. Hal ini juga bersejajaran dengan pernyataan bahwa "Manusia ialah makhluk sosial" yang berarti seorang insan bukanlah insan kalau dia--manusia tersebut--tidak melaksanakan interaksi sosial baik secara langsung, maupun tidak langsung. Kesimpulannya, insan tidak akan hidup tanpa pluralitas afiliasi.

Pertanyaan, apakah identitas insan hanya ditentukan garis vertical ? Apakah kultur, agama itu kodrati atau insan bebas menentukan ?

Sudah telah ditulis dan diimplikasikan bahwa agama, ras, suku, dan budaya bukanlah kodrati manusia. Akan tetapi agama, ras, suku, dan budaya merupakan pilihan semata untuk insan dalam berhubungan dengan insan lainnya. Bebas seorang insan menentukan menjadi seorang Katholik tetapi berdarah Lebanon ibarat halnya Amin Maalouf--lihat teladan dalam korelasi horizontal. Selain itu, identitas insan tidak searah sebatas vertikal, namun banyak arah untuk menentukan siapakah dirinya.


Inspirisasi Pemikir Indonesia wacana Perikemanusiaan dan Identitas Diri




Sukarno

Identitas alamiah: Pria dan Wanita yg berkembang pada pembentukan bangsa dalam kategori budaya, sosiologi, dan antropologi

Pembentukan bangsa, etnis, ras, memunculkan batas-batas yang perlu dihormati tetapi tidak berarti chauvinistic dan rasialistik. Batas tersebut tidak menutup ruang interaksi. Kesetaraan dan kemerdekaan harus diperjuangkan, bukan hanya Indonesia tetapi seluruh manusia.

Perikemanusiaan juga dipopulerkan oleh agama, logikanya identitas agama mengandaikan pembelaan pada kemanusiaan bukan sekadar pada identitas. Maka, berdasarkan Sukarno, adil dan beradab, persatuan, tidak bisa lepas dari gagasan Ketuhanan. Percaya pada Tuhan berarti persatuan insan dan insan dengan alam.

Moh. Hatta

Tanpa identitas diri yang diakui dan merdeka kemanusiaan tidak mempunyai arti. Konsekuensi kemerdekaan ialah tanggungjawab atas kemanusiaan, pembelaan dan penghormatan. Maka korelasi antar bangsa, suku, agama, ras harus didasari pada kemerdekaan identitas manusia 

Sumber

Slide Pendidikan Pancasila : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sumber http://wikiwoh.blogspot.com


EmoticonEmoticon