Selasa, 07 Agustus 2018

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Konsep Startegi pembelajaran
Kata taktik berasal  dari  bahasa  Yunani strategia  yang  berarti  ilmu  perang atau  panglima  perang.  Panglima  perang  inilah  yang  bertanggung  jawab  merencanakan  suatu  strategi  dan  mengarahkan  pasukannya  untuk  mencapai kemenangan.  Sherly  mengemukakan  pengertian  strategi  sebagai  keputusan-keputusan  bertindak  yang  diarahkan  dan  keseluruhannya  diperlukan  untuk mencapai tujuan. Sedangkan berdasarkan Gagne, taktik yakni kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Di sisi lain Salusu mengatakan  bahwa taktik ialah suatu seni menggunakan  kecakapan dan  sumber  daya  untuk  mencapai  sasarannya  melalui  hubungan  yang  efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.
Dalam konteks pembelajaran berdasar kompetensi, taktik sanggup dikatakan sebagai rujukan umum yang berisi rentetan kegiatan yang sanggup dijadikan pedoman (petunjuk umum)  agar  kompetensi  sebagai  tujuan  pembelajaran  dapat  tercapai  secara optimal. Berikut merupakan urutan untuk melaksanakan proses pembelajaran yang sanggup disajikan dalam bentuk kerucut (Iskandarwassid, 2005: 32)
PENDEKATAN
MODEL
STRATEGI
METODE
TEKNIK
TAKTIK
Sementara  itu,  menurut  Sanjaya  (dalam  Komalasari,  2010:  54-58)  taktik pembelajaran  sifatnya  masih  konseptual  dan  untuk  mengimplementasikannya dipakai banyak sekali metode pembelajaran  tertentu. Adapun  metode  pembelajaran adalah  cara  yang  digunakan  untuk  mengimplementasikan  rencana  yang  sudah disusun  dalam  bentuk  kegiatan  nyata  dan  praktis  untuk  mencapai  tujuan pembelajaran.  Selanjutnya  metode  pembelajaran  dijabarkan  ke  dalam  teknik  dan gaya  pembelajaran.  Sementara  taktik  pembelajaran  merupakan  gaya  seseorang dalam  melaksanakan  metode  atau  teknik  pembelajaran tertentu  yng  sifatnya individual.
Apabila  antara  pendekatan,  strategi,  metode,  teknik,  dan  bahkan  taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa  yang  disebut  dengan  model  pembelajaran.  Jadi,  model  pembelajaran  intinya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga final yang disajikan secara khas oleh guru.
Di samping istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal istilah desain  pembelajaran.  Jika  strategi  pembelajaran  lebih  berkenaan  dengan  rujukan umum dan mekanisme umum acara pembelaaran, sedangkan desain pembelajaran lebih  merujuk  kepada  cara-cara  merencanakan  suatu  system  lingkungan  berguru tertentu sesudah ditetapkan stategi pembelajaran tertentu.   
Menurut Kozma (dalam Gafur, 1984: 95) taktik instruksional sanggup diartikan setiap kegiatan yang dipilih yang sanggup menawarkan akomodasi atau pertolongan kepada siswa untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Sedangkan berdasarkan Dick dan Carey  (Gafur,  1984:  95)  pengertian  strategi  instruksional  tidak  hanya  meliputi kegiatan saja tetapi juga menyangkut bahan dan paket pembelajaran.
Komponen  strategi  instruksional  meliputi  (1)  kegiatan  instruksional pendahuluan,  (2)  penyampaian  informasi,  (3)  partisipasi  siswa,  (4)  tes,  dan  (5) kegiatan  lanjutan. 
Pada  kegiatan  instruksional  pendahuluan  dimaksudkan  untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi siswa terhadap bahan yang dipelajari. Adapun  teknik  yang  dapat  digunakan  misalnya  menunjukkan  kepada  mereka pengetahuan  dan  keterampilan  yang  akan  mereka  peroleh  setelah  belajar. Setelah itu  tunjukkan  juga  manfaat  setelah  menguasai  materi  tersebut.Dapat  juga dilakukan dengan memperlihatkan eratnya kekerabatan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan bahan yang akan dipelajari.
Langkah  berikutnya  adalah  penyampaian  informasi.  Pada  langkah  ini  guru menyampaikan  informasi  dengan  memperhatikan  urutan,  kuantitas,  dan kategorinya.  Dan  langkah  selanjutnya  adalah  partisipasi  siswa  yang  menuntut siswa  aktif  dalam  pembelajaran  melalui  kegiatan  kelompok,  maupun  mandiri. Setelah  itu  dilakukan  tes  dan  terakhir  diadakan  kegiatan  lanjutan  yang  sanggup berujud perbaikan dan pengayaan.  
Dalam perkembangannya, konsep taktik dipakai dalam banyak sekali bidang, termasuk  dalam  bidang  pendidikan.  Implementasi  konsep  strategi  dalam  bidang berguru mengajar, sekurang-kurangnya meliputi pengertian sebagai berikut:
1. Strategi  merupakan  keputusan  bertindak  dari  guru  dengan  memakai kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui  hubungan  yang  efektif  antara  lingkungan  dan  kondisi  yang  paling menguntungkan. 
2.  Strategi  merupakan  kemampuan  internal  seseorang  untuk  berpikir, memecahkan duduk kasus dan mengambil keputusan dalam bidang pembelajaran.
3. Strategi merupakan  garis besar haluan bertindak  dalam  mengelolan  kegiatan berguru mengajar untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
4. Strategi dalam pembelajaran merupakan suatu planning wacana acara yang dipersiapkan secara secama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Strategi merupakan rujukan umum kegiatan guru-peserta didik dalam perwujudan kegiatan berguru mengajar. Pola ini memperlihatkan macam dan urutan perbuatan yang ditampilkan guru-peserta didik dalam banyak sekali tragedi belajar.
Dengan demikian taktik berguru pembelajaran intinya menyangkut 4  hal  utama  yaitu  penetapan  tujuan,  pemilihan  sistem  pendekatan  pembelajaran, pemilihan  dan  penetapan  prosedur,  metode,  dan  teknik  pembelajaran,  dan penetapan kriteria keberhasilan pembelajaran dari penilaian yang dilaksanakan.

Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 lebih berfokus pada taktik pembelajaran bahasa berbasis teks. Strategi ini  bertujuan  agar  siswa  bisa memproduksi  dan  menggunakan  teks  sesuai  dengan  tujuan  dan  fungsi sosialnya.  Dalam  pembelajaran  bahasa  yang  berbasiskan  teks,  Bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai  teks  yang  berfungsi  untuk  menjadi  aktualisasi  diri  penggunanya pada  konteks  sosial  dan  akademis.  Teks  harus  dipandang  sebagai  satuan bahasa yang bermakna secara kontekstual. 
Dalam startegi pembelajaran bahasa berbasis teks, prinsip  pembelajarannya:  (1)  bahasa  dipandang  sebagai teks,  bukan  semata-mata  kumpulan  kata-kata  atau  kaidah-kaidah kebahasaan,  (2)  penggunaan  bahasa  merupakan  proses  pemilihan  bentuk-bentuk  kebahasaan  untuk  mengungkapkan  makna,  (3)  bahasa  bersifat fungsional,  yaitu  penggunaan  bahasa  yang  yang  tidak  pernah  sanggup dilepaskan  dari  konteks  karena  dalam  bentuk  bahasa  yang  digunakan  itu tercermin  ide,  sikap,  nilai,  dan  ideologi  penggunanya,  dan  (4)  bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.
Setiap  teks  memiliki  struktur  tersendiri  yang  berbeda  dengan  teks  lainnya. Dalam  setiap  setiap  teks  tersebut  terdapat  struktur  berpikir  yang  harus dipahami supaya fungsi sosial masing-masing teks tersebut sanggup tercapai.

Sintaks taktik Pembelajaran Berbasis teks adalah:
1.                        Membangun Konteks
Tahapan  pertama  dalam  pembelajaran  berbasis  teks    dimulai  dari memperkenalkan  konteks  sosial  dari  teks  yang  dipelajari.  Kemudian mengeksplorasi  ciri-ciri  dari  konteks  budaya  umum  dari  teks  yang dipelajari serta mempelajari tujuan dari teks tersebut. Selanjutnya yakni dengan  mengamati konteks  dan  situasi  yang  digunakan.  Misalnya  dalam teks  eksposisi,  siswa  harus  bisa  memahami  peran  dan  hubungan  antara orang-orang yang berdialog apakah antar teman, editor dengan pembaca, guru  dengan  siswa,  dan  sebagainya.  Siswa  juga  harus  memahami  media yang  digunakan  apakah  percakapan  tatap  muka  langsung  atau percakapan melalui telepon.
Kegiatan  yang  dapat  dilakukan  di  dalam  kelas  adalah:(a) mempresentasikan  konteks.  Untuk  menyajikan  suatu  konteks,  bisa menggunakan  berbagai  media  antara  lain  melalui  gambar,  benda  nyata, field-trip, kunjungan, wawancara kepada  narasumber dan sebagainya, (b) membangun  tujuan  sosial.  Untuk  mengetahui  tujuan  sosial  bisa  melalui diskusi,  survey,  dan  yang  lainnya,  (c)  membandingkan  dua  kebudayaan. Membandingkan penggunaan teks antara dua kebudayaan berbeda, yaitu kebudayaan  kita  dengan  kebudayaan  penutur  asli,  (d)  Membandingkan model  teks  dengan  teks  yang  lainnya.  Contohnya  membandingkan percakapan antara sobat dekat, sobat kerja, atau orang asing. 
2.                         Pemodelan
Pada  tahap  ini,  siswa    mengamati  pola  dan  ciri-ciri  dari  teks  yang diajarkan.  Siswa  dilatih  untuk  memahami  struktur  dan  ciri-ciri kebahasaan teks

3.                         Menyusun Teks Secara Bersama
Dalam  tahapan  ini,  siswa  mulai  memahami  keseluruhan  teks.  Guru secara  perlahan  mulai  mengarahkan  siswa  agar  mandiri  sehingga  siswa menguasai model  teks  yang  diajarkan.Kegiatan  yang  dapat  dilakukan  di dalam  kelas  antara  lain  mendiskusikan  jenis  teks,  melengkapi  teks rumpang,  membuat  kerangka  teks,  melakukan  penilaian  sendiri  atau penilaian antar sobat sebaya, dan bermain teka-teki.
4.                         Menyusun Teks Secara Mandiri
Setelah  melalui  tahapan  kesatu  sampai  tahapan  ketiga,  siswa  telah memiliki  pengetahuan  mengenai  model  teks  yang  diajarkan.  Siswa  mulai memiliki  kemampuan  yang  cukup  untuk  membuat  teks  yang  seakan-akan dengan  model  teks  yang  diajarkan.  Dalam  tahapan  ini,  siswa  mulai sanggup berdiri diatas kaki sendiri dalam mengerjakan teks dan kiprah guru hanya mengamati siswa untuk penilaian.Kegiatan yang sanggup dilakukan dalam tahapan ini antara lain (a) Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan, siswa merespon teks  lisan,  menggaris  bawahi  teks,  menjawab  pertanyaan,  dan  lain-lain, (b) Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan dan berbicara, siswa bermain  peran,  melakukan  dialog  berpasangan  atau  berkelompok,  (c) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara, siswa melaksanakan presentasi di  depan  kelas,  (d)  Untuk  meningkatkan  kemampuan  membaca,  siswa merespon  teks  tertulis,  menggaris  bawahi  teks,  menjawab  pertanyaan, dan  lain-lain,  (e)  Untuk  meningkatkan  kemampuan  menulis,  siswa membuat draft dan menulis teks secara keseluruhan

Adapun beberapa  prinsip  esensial  dalam  pembelajaran  bahasa Indonesia yang memakai taktik pembelajaran berbasis  teks  yakni sebagai  berikut:  (1)  berbahasa  adalah  kegiatan  berkomunikasi  dalam bentuk  wacana  yang  direalisasikan  dalam  bentuk  teks,  (2)  kiprah pembelajaran  bahasa  adalah  mengembangkan  kemampuan  memahami dan  menciptakan  teks  karena  komunikasi  terjadi  dalam  teks  atau  pada tataran teks, (3) membuat atau menyusun teks untuk tujuan tertentu berarti  melakukan  pemilihan  bentuk  dan  struktur  teks  yang  akan digunakan  agar  pesan  tersampaikan  secara  tepat,  (4) pemilihan  bentuk atau  struktur  teks  oleh  penutur  untuk  mencapai  suatu  tujuan  dalam suatu  kegiatan  sosial  komunikatif  ditentukan  oleh  konteks  situasi  yang dihadapi,  (5) belajar  bahasa  merupakan  kegiatan  yang  bersifat  sosial,  (6) belajar  menjadi  lebih  efektif  ketika  harapan  guru  terhadap  pembelajar disampaikan  secara    tersurat,  dan  (7)  proses  belajar  bahasa  merupakan serangkaian  tahapan  perkembangan  dari  kegiatan  berbantuan  hingga dengan kegiatan mandiri.


= Baca Juga =




Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)