Sabtu, 08 September 2018

Miskin Bukan Penghalang Untuk Berkuliah Dan Berprestasi

Miskin Bukan Penghalang Untuk Berkuliah dan Berprestasi Miskin Bukan Penghalang Untuk Berkuliah dan BerprestasiTidak Ada Halangan Bagi Anak Dari Keluarga Kurang Mampu Untuk Bisa Berkuliah dan Berprestasi. Anak Tukang Becak ini Lulus dengan IPK 3,96 ialah judul yang memecah suasana isu di halaman depan media umum yang sedang ramai dengan isu pemilihan presiden.

Di lingkungan Auditorium Unnes perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan eksklusif tersita pada Raeni, Selasa [10/6]. Pasalnya, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi [FE] Unnes ini berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Penerima beasiswa Bidikmisi ini diantar oleh ayahnya, Mugiyono, memakai becak.

Mengapa becak? Ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak yang saban hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono sehabis ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilannya tak menentu. Sekira Rp10.000 – Rp 50.000. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan honor Rp450 ribu per bulan.

Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali pertanda keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna. Prestasi itu dipertahankan hingga ia lulus sehingga ia ditetapkan sebagai wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif [IPK] 3,96. Dia juga menyampaikan tekad baja biar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya.

“Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan [kuliah] ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut.

Tentu saja harapan itu didukung ayahandanya. Ia mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah biar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya.
“Sebagai orang bau tanah hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis biar mendapat pesangon,” kata laki-laki yang mulai menggenjot becak semenjak 2010 itu.

Rektor Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum mengatakan,apa yang dilakukan Raeni pertanda tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang bisa untuk bisa berkuliah dan berprestasi.

Begitulah isu yang dikutip dari website unnes.ac.id/, isu sebagus ini tidak baik kalau tidak kita sampaikan kepada pelajar, mahasiswa, orang bau tanah dan rekan-rekan guru. Karena sebagai seorang guru mendapat keluhan dari orang bau tanah atau penerima didik dari keluarga yang kurang bisa mungkin sudah sering. Keluhan yang mereka berikan secara umum sama yaitu 'ya sudahlah pak, simpulan Sekolah Menengan Atas saja alasannya orang bau tanah kami tidak sanggup'. Artikel ini mungkin menjadi salah satu cara memotivasi siswa atau orangtua yang penghasilan setiap bulannya menyerupai Ayahanda Raeni.

Video pilihan khusus untuk Anda 💗 Bagaiamana cerita sukses Cristiano Ronaldo mungkin bisa kita jadikan pelajaran yang berharga, mari kita simak;
Miskin Bukan Penghalang Untuk Berkuliah dan Berprestasi Miskin Bukan Penghalang Untuk Berkuliah dan Berprestasi


Sumber http://www.defantri.com


EmoticonEmoticon