Selesai Ujian Nasional beban anak didik kita terkhusus kelas XII Sekolah Menengan Atas pada umumnya tidak selesai, alasannya mereka akan dihadapkan dengan ujian-ujian seleksi masuk akademi tinggi negeri yang jenisnya sangat banyak. Tetapi untuk menghadapi ujian masuk akademi tinggi negeri tidak banyak persoalan alasannya penerima didik biasanya mencari temapat berguru dan berlatih sendiri tergantung kemampuan ekonomi orangtua. Universitas negeri yaitu salah satu tujuan favorite bawah umur Sekolah Menengan Atas sesudah mereka lulus dari SMA. Mulai dari kelas X hingga kelas XII mereka berguru untuk mencapai harapan-harapan mereka yang menjadi keinginan dan akan lebih gampang terwujud melalui akademi tinggi favorite.
Tidak tahu kenapa bawah umur Sekolah Menengan Atas yang sudah masuk kategori pintarpun harus masuk dunia bimbingan berguru gres mereka percaya diri untuk mengikuti seleksi masuk PTN. Apakah alasannya sulitnya untuk mendapat satu kursi di Perguruan Tinggi Negeri sesuai dengan jurusan yang dibutuhkan yaitu salah satu faktornya atau passing grade masuk PTN yang terlalu tinggi .
Perjuangan untuk merebut satu kursi di Perguruan Tinggi Negeri inilah yang sering menciptakan bawah umur sekolahan tidak lagi mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru-guru mereka disekolah, mereka lebih mendengar apa yang dikatakan oleh tentor-tentor bimbingan. Karena untuk merebut satu kursi di Perguruan Tinggi Negeri mereka harus pergi bimbingan berguru di luar jam sekolah. Kenapa mereka bimbingan diluar jam sekolah apakah sekolah tidak bisa mendidik anak didiknya selam 3 tahun di sekolah untuk merebut satu dingklik di PTN.
Banyak faktor yang mengakibatkan dimana sekolah tidak bisa berjuang sendiri didalam membina anak didiknya berjuang di SNMPTN dan bawah umur tersebut akan merasa percaya diri jikalau di sudah bimbingan di bimbingan-bimbingan ternama. Coba kita analisa beberapa faktor penyebabnya:
Kurikulum Yang Berbeda
Kurikulum dunia sekolah dan dunia bimbingan yang jauh berbeda, kurikulum sekolah menitik beratkan pada konsep sedangkan kurikulum bimbingan berguru menitik beratkan pada memyelesaikan soal terkadang tidak pakai konsep. Dunia bimbingan juga hanya mengajarkan bagaimana memakai rumus sedangkan di sekolah diajarkan juga menemukan rumus sehingga memerlukan waktu yang banyak.
Sekolah Lulus UN dan Bimbingan Masuk PTN
Berbeda sasaran menjadi salah satu faktor penyebab sekolah tidak bisa sendiri menembus PTN. Pihak sekolah bertanggung jawab terhadap penerima didik hanya hingga pada UN dan terkadang sekolah memaksa anak didiknya lulus dari SMA. Kaprikornus kalau sudah lulus UN kiprah sekolah sudah selesai selanjutnya terserah penerima didik tersebut.
Sekolah Dipaksa dan Bimbingan Tidak
Banyak siswa yang sekolah itu alasannya dipaksa sehingga akhirnya tidak maksimal sedangkan di bimbingan tidak ada paksaan hanya bagi mereka yang mau berguru yang masuk bimbingan. Bahkan para pelajar rela membayar mahal untuk bisa masuk bimbingan tertentu dengan tujuan nantinya bisa sanggup satu kursi di PTN.
Sekolah butuh siswa dan Siswa butuh bimbingan
Faktor terakhir ini berdasarkan aku besar lengan berkuasa sangat besar, di sekolah sulit mengatur bawah umur untuk berguru alasannya seolah-olah sekolah yang membutuhkan mereka sedangkan di bimbingan yang sudah ternama mengatur siswa untuk berguru itu sangat gampang alasannya seolah-olah siswa yang membutuhkan bimbingan.
Poin-poin diatas hanyalah beberapa opini penulis, jikalau pembaca memiliki pendapat lain silahkan berikan pendapat Anda. Terimakasih.
Mari kita dukung Revolusi Mental, untuk perubahan yang lebih baik. Video ilustrasi berikut mungkin bisa mengajak kita untuk ikut berubah;
EmoticonEmoticon