Pengertian Kemampuan Berbicara
Menurut Winkel kemampuan ialah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam mencapai prestasi yang didalamnya turut serta proses berfikir. Sedangkan berdasarkan Semiawan kemampuan ialah suatu daya untuk melaksanakan tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Pengertian senada dikemukakan Munandar, bahwa kemampuan merupakan daya untuk melaksanakan tindakan atau perfomance sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Selanjutnya, peneliti menyampaikan beberapa definisi berbicara dari beberapa ahli. Menurut Tarigan berbicara ialah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Sedangkan berdasarkan Hurlock bicara ialah bentuk bahasa yang memakai artikulasi atau kata-kata yang dipakai untuk memberikan maksud. Sementara menurut Muljana berbicara ialah bentuk komunikasi dengan memakai media bahasa lisan. Suhendar juga mengatakan, berbicara ialah proses perubahan wujud pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran, ujaran yang dimaksud ialah bunyi-bunyi bahasa yang bermakna.
Kemampuan berbicara merupakan keterampilan mental-motorik, berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot prosedur bunyi yang berbeda,tetapi juga mempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Meskipun demikian, tidak semua bunyi yang dibentuk anak sanggup dipandang sebagai bicara. Berbicara juga berafiliasi bersahabat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh anak.
Karateristik Anak Usia Dini Usia 5-6 Tahun
Anak usia dini ialah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan mendasar bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Menurut Berk pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam aneka macam aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.
Pengertian Bermain Peran
Menurut Santoso bermain ialah suatu aktivitas atau tingkah laris yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan memakai alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu. Hurlock mengartikan bermain ialah setiap aktivitas yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Bermain tugas merupakan proses berguru yang menyenangkan dan juga merupaklan suatu kebutuhan yang perlu supaya anak sanggup berkembang secara masuk akal dan utuh, menjadi orang bakir balig cukup akal yang bisa menyesuaikan dan membangun dirinya menjadi pribadi yang matang dan mandiri. Bermain tugas sanggup dilakukan anak sendirian atau berkelompok, menggunakan alat atau tidak dengan rasa gembira. Selanjutnya beberapa definisi bermain tugas berdasarkan para ahli, berdasarkan Hartley bermain tugas ialah bentuk permainan bebas dari bawah umur yang masih muda. Sebagai salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan menjiplak tindakan dan karakter dari orang-orang yang berada disekitarnya. Sedangkan Semiawan bermain tugas ialah merupakan teknik-teknik untuk menghadapi proses pemikiran dan perasaan beragam secara efektif. Menurut A’la dalam bukunya Quantum Teachingmetode pembelajaran bermain tugas adalah merupakan cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dimiliki oleh setiap siswa.
Metode bermain tugas mempunyai tujuan untuk membuatkan aspek perkembangan anak yang salah satunya melatih kemampuan berbicara. Selain itu, dengan bermain tugas pembelajaran berlangsung secara aktif sehingga anak sanggup berguru dengan suasana yang menyenangkan. Fungsi metode bermain peranyang besar lengan berkuasa kasatmata terhadap perkembangan anak khususnya kemampuan berbicara, menjadi nilai lebih dari metode bermain peran.
Tujuan dan Fungsi Bermain Peran
Kegiatan bermain merupakan hal yang paling disukai oleh anak – anak usia dini dan sering dilakukan dalam lingkungan sosial dan kehidupan anak, melalui bermain tugas bawah umur sanggup berguru berkonsentrasi, melatih imajinasi, mencoba ide-ide baru, melatih sikap orang-orang bakir balig cukup akal dan membuatkan rasa kendali atas dunianya sendiri. Menurut Soegeng bermain sosiodramatik mempunyai beberapa elemen, yaitu bermain dengan melaksanakan imitasi, bermain pura-pura, bermain peran, persisten ,interaksi dan komunikasi verbal. Menurut Hartley bermain tugas ialah bentuk permainan bebas dari bawah umur yang masih muda. Bermain tugas salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan menjiplak tindakan dan huruf dari orang-orang yang berada disekitarnya
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para hebat bahwa : (1) bermain tugas bisa melatih kemampuan berbicara (2) peserta didik ikut terlibat aktif memainkan peran-peran tertentu, (3) bermain tugas ini dalam proses belajar mempunyai tujuan supaya anak didik sanggup memahami perasaan orang lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan bermain tugas ialah Kegiatan melatih kemampuan berbicara peserta didik dengan cara ikut terlibat aktif dengan memainkan peran-peran tertentu.
Berdasarkan analisis kajian pustaka di atas sanggup dikatakan bahwa bermain peran memiliki tujuan untuk membuatkan aspek perkembangan anak yang salah satunya melatih kemampuan berbicara. Selain itu, dengan bermain tugas pembelajaran berlangsung secara aktif sehingga anak sanggup berguru dengan suasana yang menyenangkan, dengan metode bermain peran(role playing)yang besar lengan berkuasa kasatmata terhadap perkembangan anak khususnya kemampuan berbicara.
W.S Winkel, Psikologi pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia,1983)
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak,(Jakarta: Erlangga, 1978)h. 176
Suhendar, Materi Pokok Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011)6.3
Berk Dalam Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:PT Indeks, 2009)hal6
Soegeng Santoso, Bermain Melalui gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Dit. PPTK&KPT, 2005)h.47
Miftahul A’la, Quantum Teaching,(Yogyakarta: Diva Press, 2012)h.49
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta: Rineka Cipta, 2011)
Ruth Hartley, Menciptakan kelas yang Berpusat pada Anak, (Jakarta:Children Resources, Inc, 2000)h.229
Sumber http://ekonominator.blogspot.com
EmoticonEmoticon