Sebelum mengulas lebih jauh wacana proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau sistem standby dari perangkat TV. Metode-metode standby antara lain :
- Menghidupmatikan power supply, ciri power supply ini yaitu memiliki besar tegangan output yang ‘jauh’ berbeda ketika ON dan STANDBY. Jika diurut pin out power control dari IC aktivitas pribadi mengontrol power supply. Hampir sebagian besar TV ketika ini memakai sistem standby jenis ini.
- Menghidupmatikan tegangan H-VCC. Misalnya mesin sasis china, yang dihidupmatikan yaitu tegangan H-VCC yang mensupply ic osilator. Contoh lainnya yaitu TV-TV masa ic TDA8361, TA8690AN. Tegangan output power supply jenis ini tetap.
- Menghidupmatikan tegangan bias untuk transistor driver horisontal. Jenis ini sanggup ditemukan di sasis TV sharp yang memakai TDA83xx, sedangkan H-VCC terus-menerus mendapat tegangan. Tegangan output power supply jenis ini tetap.
- Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis ini jarang ditemui. Hampir semua ic jenis baru, support untuk metode ini.
- Kombinasi, selain menghidupmatikan H-VCC juga menghidupmatikan Power Supply.
PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
- Pin IC program, alasannya yaitu IC aktivitas merupakan ‘otak’ dari perangkat TV, maka pada IC aktivitas dilengkapi dengan pin protek. Umumnya berjenis high state, yaitu normalnya pada level/logika high (tegangan hampir/sama dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin ini, maka IC aktivitas akan segera menshutdown perangkat TV.
- Pin IC jungle/chroma/osilator. Umumnya, pada IC jenis gres (misalnya AN5606, TDA836xx, dll) dilengkapi dengan pin perlindungan EHT, pada pin ini umumnya berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0 volt atau beberapa volt saja ketika normal). Jika terdeteksi tegangan yang melebihi ambang tegangan proteksi, maka IC segera mematikan osilator horisontal.
- Power supply control, sanggup ditemukan di TV model-model jadul, jikalau ditemukan tidak normal maka rangkaian perlindungan akan segera mematikan/me-standby powersupply.
SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL
Adanya sistem perlindungan pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan perlindungan sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang hanya melepas protek dan pribadi bayaran, tanpa menghiraukan fungsi dari protek tersebut.
JENIS-JENIS PROTEKSI
- Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar (OverVoltage 1)
Jenis perlindungan ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri perlindungan terhadap petir yaitu dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari GND tuner menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input AC_IN. Prinsip dasarnya memakai kapasitas tegangan maksimal kapasitor. Jika diamati, kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB yang ‘sengaja’ dibentuk untuk lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur listrik input. Jika ada tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja menuju ke jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya yaitu perlindungan tegangan AC_IN, memakai komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada komponen ini sanggup dibaca tegangan kerjanya. Penempatannya secara paralel terhadap AC_IN dan sesudah sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas komponen ini maka komponen akan konslet dengan sendirinya, alasannya yaitu konslet, kesudahannya sekring putus. Bentuk fisik komponen dimaksud menyerupai dengan kapasitor tegangan tinggi, dan umumnya berwarna biru muda. - Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil (OverVoltage 2)
Fungsi perlindungan ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang disensor. Komponen utama yang digunakan umumnya memakai dioda zener. Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih jikalau dialiri arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat bagan berikut ini :
Pada bagan diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan VIN – VZ. VZ yaitu tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut sanggup disimpulkan bahwa jikalau ada tegangan output (VO) berarti tegangan input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan (VZ). Kesimpulannya, ada tegangan jikalau protek. - Proteksi Tidak Ada Tegangan (NoVoltage)
Tidak menyerupai perlindungan Over Voltage, perlindungan ini menyensor ada tidaknya tegangan pada suatu titik. Coba amati bagan berikut :
VIN merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic aktivitas (5V atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP sampai menjadi tegangan VOUT. Persyaratan utama dari sensor ini yaitu tegangan VOUT dihentikan melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD yaitu beban pada tegangan yang disensor.
Cara kerjanya cukup sederhana, jikalau tegangan yang disensor tidak ada, maka tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh dioda (lihat arah panah dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat R_LOAD). Derajat/besar penurunan tegangan VOUT inilah yang disensor. Sebaliknya, jikalau ada tegangan pada titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan tetap alasannya yaitu tegangan yang disensor tidak akan ‘melompati’ dioda (kecuali dioda proteksinya bocor/rusak). Kesimpulannya, tidak ada tegangan jikalau protek. - Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
Pada rangkaian TV modern, perlindungan ini sudah masuk dalam komponen aktif, contohnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor jikalau suhu kerja melebihi dari titik proteksinya. - Proteksi Emisi Sinar X (X-RayProtection)
Salah satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron yaitu emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan sinar X pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapat tegangan kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas sinar X yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi pemakainya. Pada CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor yang tujuannya untuk mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV yang mempengaruhi tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga mempengaruhi kuantitas emisinya.
Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV untuk supply CRT juga disensor, alasannya yaitu untuk menyensor tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar 20 an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk menyensor tegangan tersebut memakai kaki ABL dari TFB. Prinsipnya yaitu besar tegangan ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya layar. Jika CRT terang, secara otomatis CRT akan menarik banyak elektron, sehingga tegangan ABL juga akan turun.
Sebaliknya, jikalau CRT menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik. Yang disensor yaitu titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang dari level/tegangan minimum yang ditentukan.
Selain tegangan ABL, perlindungan X-Ray juga memakai perlindungan OverVoltage yang menyensor tegangan sekunder TFB, contohnya tegangan Heater. Sensor yang dipasang pada titik arus katoda juga sanggup difungsikan sebagai perlindungan X-Ray, contohnya pada pin5 IC RGB out (TDA6107) merupakan sensor IK (cathode current). Prinsip kerjanya yaitu mengeluarkan tegangan yang menyerupai dengan ABL tetapi besar tegangannya terbalik, semakin terang, semakin tinggi tegangannya. - Proteksi Sinkronisasi
Tanpa sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan sinyal SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan. Frekuensi-frekuensi free running (horisontal dan vertikal) diset pada nilai-nilai tertentu (tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada sinyal video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust frekuensi-frekuensi tersebut menurut sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh video. Jika gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan sinkronisasi horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Kaprikornus sinkronisasi tujuannya untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator freerunning tersebut menurut sinyal video yang masuk. Proteksi sinkronisasi umumnya sudah masuk dalam IC jungle/osilator.
Next
EmoticonEmoticon