Jumat, 20 Januari 2017

Appersepsi Kepingan Pengukuran

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

*PENGUKURAN SEMESTA*

*_Oleh : Arif Alfatah As Srageny_*


_“Bila kita sanggup mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka berarti kita mengetahui apa yang sedang kita bicarakan”_ , itulah ungkapan dalam kaitannya mengungkap alam semesta dari seorang ilmuwan Fisikawan populer berjulukan *Kelvin*.

Sejarah sains (khususnya Fisika) tidak akan terlepas dengan metode ilmiah yang mengharuskan pengukuran untuk bisa mengungkap dan menafsirkan tanda-tanda alamiah di alam semesta. Sekitar masa ke 3 SM, *Aristoteles* menjelaskan fenomena-fenomena alam secara filsafat teoritis dalam ‘bukunya’ _the organon_, piranti matematika dikembangkan *Phytagoras* dan *Euclides* melahirkan metode ilmiah deduktif (silogisme deduktif) dan bertahan cukup lama.


*Peran Peradaban Islam dalam Sains*

Setelah senyap sekitar 10 abad, yaitu *Jabir  bin Hayyam* berusaha kembali menghidupkan metode ilmiah dengan cara yang baru. Tepatnya masa ke 7 M, metode ilmiah yang dikembangkan Jabir yaitu berbasis metode eksperimen induktif bukan metode silogisme deduktifnya Aristoteles. Tercatat dalam sejarah, Jabir bin Hayyam kepada muridnya selalu berpesan biar memperhatikan penggunaan eksperimen dan tidak mendasarkan kesimpulan kecuali kepadanya yang disertai dengan ketelitian, pengamatan cermat, berhati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan.

Ilmuwan islam yang lain juga menekankan akan sangat pentingnya eksperimen dalam mengungkap semesta. Dialah *Al Hasan bin Al Haitam (Al Haitamy)*, pernah menyampaikan bahwa: _semua fenomena alam ini tunduk pada aturan dan aturan-aturan yang tetap, yang memungkinkan orang melaksanakan eksperimen dan mengungkap rahasianya_.

Peradaban islam telah melahirkan metode ilmiah yang sangat penting bagi perkembangan teknologi yaitu metode eksperimen induktif, dengan metode tersebut, perkembangan sains masa peradaban islam mencapai kegemilangannya dan memberi donasi yang sangat berarti bagi dunia ilmu pengetahuan teknologi selanjutnya.

Setelah sekitar 7 abad, tepatnya masa ke 16 M  perkembangan sains yang dikembangkan orang islam mulai menjalar ke Eropa dan berangsur mengentaskan mereka dari jaman kegelapan. Metode eksperimen induktif mulai dipelajari oleh *Francis Bacon* sampai mengispirasinya untuk menulis buku berjudul _The New Organon_ , kemudian diikuti oleh *Johannes Kepler*, *Galileo*, *Newton*, dan para ilmuwan lainnya. Dikalangan komunitas ilmiah sains barat dan juga negara Indonesia, tokoh aktivis metode eksperimen induktif disematkan kepada Francis Bacon, padahal metode tersebut sudah dikembangkan oleh Jabir bin Hayyam dan ilmuwan islam lainnya jauh sekitar 7 masa sebelum Bacon lahir.

Selanjutnya perkembangan sains melahirkan metode ilmiah gabungan, yaitu memadukan metode deduktif (filsafati) dan metode eksperimen induktif. Metode campuran tersebut memberi tugas yang sangat penting bagi perkembangan metode ilmiah selanjutnya. Sains semakin berkembang pesat dari sebelumnya sesudah Newton menemukan rumusan matematik kalkulus dan semakin melengkapi kemajuan sains, mengakibatkan Eropa berdiri dengan revolusi industri kemudian membawa semangat kolonialismenya tampil sebagai penguasa dunia (penjajah). Metode ilmiah filsafati dan eksperimen selanjutnya terus memainkan tugas penting bersinergi mengawal perkembangan sains sampai sekarang. 

Mengenai tugas peradaban islam dalam perkembangan sains, kita nukilkan ungkapan *George Sarton* dalam _The History of Science_ : _“Umat Islam merupakan bangsa yang jenius di wilayah Timur pada masa pertengahan dan menunjukkan kontribusi terbesar bagi umat manusia”_ . 


*Ayat-ayat Semesta wacana Pengukuran*

Ungkapan Al Haytami di atas, sangat besar kemungkinannya terinspirasi oleh makna ayat-ayat semesta yang ada dalam Alqur’an, menyerupai misal firman *Alloh _Subhanahu Wa Ta’ala_* di bawah;

_"Sesungguhnya Kami membuat segala sesuatu berdasarkan ukuran"._ *(QS. Al Qomar; 49)*

Ayat di atas menyatakan dengan terang bahwa alam semesta diciptakan sesuai dengan ukurannya masing-masing. Dilengkapi dengan ayat lain, tidak hanya sesuai ukuran masing-masing, tetapi juga mengisyaratkan akan ketelitian yang sangat pada ukuran tersebut. Sebagaimana firman-Nya;

_"....., Dia telah membuat segala sesuatu, dan Dia memutuskan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"._ *(QS. Al Furqoon; 2)*

*Ibnu Katsir _Rohimahulloh_* menafsirkan, yakni segala sesuatu selain Dia yaitu makhluk lagi dimiliki, sedangkan Dia-lah yang membuat segala sesuatu. Segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya, diatur oleh-Nya, tunduk kepada takdir-Nya. Lebih gamblang lagi ditunjukkan pada ayat di bawah;

_"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang memilih kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk."._ *(QS. Al A’laa; 1-3)*

Artinya, tidak hanya mempunyai ukuran dan kode ketelitian, tetapi juga menyimpan hukum-hukum yang tetap (sunatulloh) sehingga menginspirasi bagi para ilmuwan untuk bersemangat mengungkap diam-diam ukuran, ketelitian, dan hukum-hukum yang ditetapkan untuk alam semesta dengan instrumen pengukuran yang sesuai.

Pengukuran objek semesta terbentang mulai dari ukuran terkecil menyerupai partikel-partikel dasar (misal; elektron, proton, positron, neutrino, meson, muon, kaon, pion, gluon, fermion, boson, dll) sampai yang terbesar (misal; bintang, tatasurya, galaksi, seluruh semesta). Dengan diketahuinya ukuran-ukuran benda atau sistem di alam semesta, bisa mengilhami umat insan melahirkan teknologi yang tak terduga sebelumnya serta semakin menambah keimanan kita akan keindahan, keunikan, dan kesempurnaan ciptaan-Nya. 


=============================

Dari Tepian Lembah Ngosit
Barat Laut Yogyakarta

Jum’at Legi
7 Dzulqo’dah 1439 H – 20 Julil 2018 M



Ket;

_Silogisme_ yaitu bentuk, cara berpikir atau menarik final yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan final (misal: semua insan akan mati, si A manusia, jadi si A akan mati).

_Deduktif_ yaitu metode penelitian yang dimulai dari hal-hal yg bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan pada yang khusus.

_Induktif_ yaitu metode penelitian yg dipakai untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yg khusus untuk menuju kesimpulan yg bersifat umum.tapi
Sumber http://fisikane.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)