Kamis, 19 Januari 2017

Hukum Bernoulli Dalam Rumah Joglo

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ATAP RUMAH JOGLO DAN SAYAP PESAWAT
(Dosen Fisika, ITB)

Saya gres saja naik bus dari Salatiga ke Kartosuro lalu lanjut ke Jogja. Saya mengamati masih banyak sekali rumah atap joglo di Salatiga, Boyolali sampai Kartosuro, khususnya rumah lama. Secara ekonomi atap joglo lebih mahal dibandigkan atap biasa alasannya yakni luas permukaan lebih besar sehingga butuh materi lebih banyak. Secara teknik, pembuatan atap joglo lebih sulit dari atap biasa alasannya yakni adanya pembelokan dan penyembungan kaso-kaso. Tetapi kenapa orang Jawa dulu menciptakan rumah atap joglo? Bentuk atap serupa juga ditemui pada rumah kebaya di Betawi.
Saya coba kaitkan atap joglo dengan bentuk sayap pesawat ketika menyentuh landasan. Bagian atas sayap peawat dibuka dan dilipat ke atas. Akibatnya pedoman udara dari depan membelok ke atas. Pembelokan tersebut menghasilkan gaya tekan arah ke bawah belakang. Sehingga muncul dua komponen gaya: ke bawah dan ke belakang. Komponen arah belakang menghasilkan efek pengereman. Komponen arah ke bawah meningkatkan gaya normal sehingga pesawat tidak gampang tergelincir.
Atap joglo mungkin menghasilkan fenomen serupa. Untuk atap biasa: jikalau ada angin ribut yang bertiup di atas atap maka tekanan udara di sebelah atas atap lebih kecil daripada di sebelan dalam atap (hokum Bernoulli). Akibatnya, atap mengdapat gaya dorong kea rah luar yang menyebabka atap sanggup lepas. Namun, untuk atap joglo, terjadi pembelokan udara sehingga dihasilkn gaya tekan ke bawah. Pada atap joglo muncul dua gaya secara bersamaan: gaya Bernoulli ke arah luar dan gaya tekan udara ke arah dalam. Gaya tekan udara (akibat pembelokkan udara) mengurangi efek gaya Bernoulli sehingga atap tidak gampang epas.
Ini gres hipotesis yang perlu kajian lebih lanjut. Namun, yang terang yakni apa yang dilaukan nenek moyang kita sudah merupakan “hasil eksperimen yang lama” yang tidak didokumentasikan secara ilmiah. Dalam rentang kehidupan ratusan tahun mungkin nenek moyang kita suda mencoba banyak sekali bentuk atap (sudah melaksanakan sejumlah percobaan) dan bentuk joglo lah yang paling stabil untuk kondisi angin ribut (puting beliung).

Saya gres saja naik bus dari Salatiga ke Kartosuro lalu lanjut ke Jogja HUKUM BERNOULLI DALAM RUMAH JOGLO




Sumber http://fisikane.blogspot.com


EmoticonEmoticon