Jumat, 03 Februari 2017

Sterol Kacang Kedelai

STEROL KACANG KEDELAI - Sterol Glycine max (kacang kedelai) ditemukan mengandung adonan 13 sterol utama yang berbeda secara dramatis dalam komposisi antara biji dan tunas. Khas C4-desmethyl Delta (5) -sterols, termasuk sitosterol, mendominasi adonan sterol kuncup, sementara C4-methyl sterol, cycloartenol dan 24 (28) -methylene cycloartanol intermediet terakumulasi dalam biji.


Pentingnya profil sterol modifikasi tunas dibandingkan dengan biji relevan dengan fisiologi Phytophthora sojae, fitopatogen kedelai terbukti auksotropik untuk sterol. Sterol orisinil inang yang mengandung gugus C4-metil, menyerupai siklo-manol, tidak dipakai oleh jamur. Atau, semua Delta (5) -sterols ditambahkan ke media kultur P. sojae mendukung pertumbuhan normal dan mempromosikan produksi oospore yang layak.


Hasilnya memperlihatkan pentingnya sterol dalam interaksi tanaman-jamur dan memperlihatkan kemungkinan bioteknologi jalur fitosterol untuk ketahanan terhadap fitopatogen yang mengais sterol spesifik tumbuhan untuk menuntaskan siklus hidup.

Kacang kedelai (Leguminosae/Fabasae) tumbuh secara luas di US, Cina, Jepang, dan Malaysia, yang dikenal sebagai kuliner yang berasal dari tanaman. Kacang kedelai ini dipakai sebagai sayuran dan mengandung protein tinggi, yang terpenting sanggup dipakai sebagai minyak makan dan sanggup diterima pula sebagai susu kedelai.

Tepung yakni embel-embel yang sanggup dipakai sebagai pengganti daging. Saus kedelai yakni hasil dari fermentasi kacang kedelai dan sangat diperlukan pada kuliner Cina. Di dalam biji itu terdapat (sekitar 0,2%) sterol. Termasuk di dalamnya stigmasterol (sekitar 20%), sitosterol (sekitar 50%), dan campesterol (sekitar 20%), yang pertama dan kedua dipakai untuk semi sintesis obat steroid. 

Pada biji terdapat sekitar 40% dari isi sterol berada dalam bentuk bebas, sisanya digabung dalam bentuk glikosida atau sebagai ester dengan asam kuat. Minyak biasanya diekstrak dari biji yang kering dengan memakai pelarut heksana. Sterol juga sanggup diisolasi dari minyak sehabis mengalami hidrolisis, menyerupai hasil dari sabun.

Manfaat dari tumbuhan sterol pada penurunan kolesterol di laboratorium binatang telah diketahui selama beberapa tahun. Terlebih lagi baru-baru ini pada pengenalan tumbuhan sterol ester sebagai kuliner adiktif(yang sanggup menjadikan kecanduan), khususnya pada margarin, sebagai kuliner yang sanggup menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah, yang dikenal sebagai suatu kontributor faktor penyebab atherosclerosis dan kerusakan hati. 

Tanaman ester sterol biasanya diperoleh dengan esterifikasi sitosterol dari kacang kedelai dengan asam berpengaruh untuk menghasilkan soluble yang padat. Umumnya ini dikonsumsi, dengan rekomendasi sebanyak 1,3 gram/hari, dengan hasil yang sanggup menurunkan kadar LDL kolesterol dalam darah menjadi 10-15%. 

Tanaman sterol lebih hidrofobik dari pada kolesterol dan memiliki afinitas lebih tinggi selama micel dilibatkan dalam perubahan yang besar, sebagai imbas dari menurunnya perembesan kolesterol. Tanaman sterol yang lain tidak diabsorbsi dari bidang GI. Tentu, akhir dari diet akan menormalkan yang mencakup jumlah yang kecil dari tumbuhan ester sterol. Hubungan material yang digunakan, dikenal dengan “tanaman stanol ester”. 

Stanol diperoleh dengan hidrogenasi dari tumbuhan sterol, dan terdiri dari sitostanol (dari sitosterol dan stigmasterol) dan campestanol(dari campesterol), disanalah yang lalu terjadi esterifikasi dengan asam kuat. 

Sterol sterol plant, dengan rekomendasi 3,4 g / hari, dikonsumsi untuk mengurangi tingkat kolesterol jahat dalam darah sampai 14%. Tanaman ini umumnya dipakai untuk menyiapkan tumbuhan stanol ester yang dimulai dari minyak tinggi, produk dari industri kayu. Isi stanol, yaitu campesterol, sitosterol, serta sitostanol.

Sumber http://sumbermaterikuliah.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)