Kamis, 27 Juli 2017

“Askep Klien Dengan Duduk Perkara Oksigenasi Secara Umum”

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah yang berjudul “ Askep Klien Dengan Masalah Oksigenasi secara umum ’’.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyaknya terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kehilafan yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan tulus penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari aneka macam pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya atas proteksi yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini, risikonya semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan  serta bagi kita semua, Amin.




Makassar ,   Desember  2013
                                                                                                              Penulis                                    


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
      2.1 Konsep Dasar Teori
      2.1.1 Defenisi Dari Kebutuhan Oksigen
       2.1.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi (Anatomi
               & Fisiologi)
     2.1.3 Proses Oksigenasi
     2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Oksigenasi
     2.1.5 Jenis Pernapasan Dan Pengukuran Fungsi Paru
     2.1.6 Masalah Kebutuhan Oksigen
    2.2 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Oksigen
    2.2.1 Pengkajian Keperawatan
    2.2.2 Diagnosa Keperawatan
    2.2.3 Perencanaan Keperawatan
    2.2.4 Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperawatan
   2.2.5 Evaluasi Keperawatan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Oksigenasi yakni proses penambahan  ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat di butuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuklah karbon dioksida, energi dan air, akan tetapi penambahan  yang melebihi batas normal pada badan akan menawarkan dampak yang cukup bermakna terhadap acara sel.(Aziz ,Alimul,H,2006).
            Berdasarkan pendapat  yang dikemukakan oleh Hidayat (2005) yaitu Pernapasan atau respirasi yakni proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan .fungsi utama pernapasan yakni untuk memperoleh   biar sanggup dipakai oleh sel sel badan dan mengeluarkan   yang dihasilkan oleh sel. saat bernapas ,tubuh mengambil  dari lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh badan (sel-selnya)melalui darah guna dilakukan pembakaran . selanjutnya ,sisa pembakaran berupa   akan kembali di angkut oleh darah ke paru paru untuk dibuang ke lingkungan alasannya yakni tidak beerguna lagi oleh tubuh.
            Pemenuhan kebutuhan Oksigenisasi yakni penggalan dari kebutuhan fisiologis (Hurarki Maslow). Kebutuhan oksigen dibutuhkan untuk proses kehidupan, oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh, kebutuhan oksigen dalam badan harus dipenuhi alasannya yakni apabila kebutuhan dalam badan berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak. Dan apabila hal tersebut terjadi berlangsung usang akan mengakibatkan kematian.
            Masalah kebutuhan oksigen merupakan persoalan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan pada insan sanggup dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui kanal pernapasan dan sumbatan yang yang menghalangi masuknya oksigen, memolihkan dan memperbaiki organ pernapasan biar sanggup berfungsi normal kembali. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan sanggup dilakukan dengan pemberian oksigen dengan memakai Nasal kanul, Masker dan Keteter nasal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa defenisi dari kebutuhan oksigen ?
2.      Sistem badan apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi (Anatomi & fisiologi) ?
3.      Bagaimana terjadinya proses oksigenasi ?
4.      Faktor – faktor apa saja yang menghipnotis kebutuhan oksigenasi ?
5.      Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran fungsi paru ?
6.      Menjelaskan maslah kebutuhan oksigenasi ?
7.      Menjelaskan asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi ?
C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui defenisi dari kebutuhan oksigen.
2.         Untuk mengetahui Sistem badan yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi (Anatomi & fisiologi).
3.         Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4.         Untuk mengetahui Faktor – factor yang menghipnotis kebutuhan oksigenasi.
5.         Untuk mengetahui pernapasan dan pengukuran fungsi paru.
6.         Untuk mengetahui maslah kebutuhan oksigenasi.
7.         Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi.



BAB II
PEMBAHASAN
2. 1   Konsep Dasar Teori
2.1.1  Defenisi Dari Kebutuhan Oksigen
Oksigenasi yakni proses penambahan oksigen kedalam sisitem (kimia atau fiiska). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuklah CO2, energi dan air. Akan tetapi penambahkan CO2 yang melebihi batas normal pada badan akan menawarkan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
Oksigenisasi yakni pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi persoalan pernapasan. Misalnya pada penderita Asma, Bronkopneumonia, pasien tidak sadar, pasien penyakit jantung, dll.
   Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar insan yang dipakai untuk kelangsungan metabolisme sel badan mempertahankan hidup dan acara aneka macam organ dan kehidupan sel. ( Kebutuhan Dasar Manusia; 2 ).
2.1.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi (Anatomi & Fisiologi)
Ø  Sistem Anatomi Yang Berperan Dalam  Kebutuhan Oksigenasi
Fungsi utama pernapasan yakni memperoleh O² biar sanggup dipakai oleh sel-sel badan dan mengeluarkan CO² yang dihasilkan oleh sel Sistem badan yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas kanal pernapasan penggalan atas, penggalan bawa, dan paru.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saluran Pernapasan Bagian atas:
1.      Nasal
Nasal terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang bernafsu dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lender yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidunh oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga hidung). Kemudian dihangatkan serta dilembabkan.
2.      Faring
Faring merupakan tempat persipangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
3.      Laring
Laring merupakan kanal pernapasan sesudah faring yang terdiri atas penggalan dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
4.      Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada ketika proses menelan.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saluran Napas Bagian Bawah
Saluran pernapasan penggalan bawah berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas :

1.      Trakea
Trakea atau disebut dengan sebagai batang tenggorokan, mempunyai panjang kurang lebih 9 cm yang dimulai dari laring hingga kira – kira ketinggian vertebrata torakalis kelima.
2.      Bronkus
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek atau lebar dari padabagian kiri yang mempunyai tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari penggalan kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.

3.      Bronkiolus
Bronkiolus merupakan kanal percabangan sesudah bronkus.
4.      Paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga torak setinggi tulang selangka hingga diagfragma.
Ø  Sistem Fisiologi Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi
·         O2  di udara dan sisa pembakaran CO2
·         Inhalasi oleh hidung ke seluruh tubuh
·         Udara melewati trachea
·         Alveoli jantung
·          Pertukaran gas ikatan
·         Pembuluh kapiler O2 dan pelepasan CO2
2.1.3 Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi badan terdiri atas tiga tahap, yaitu Ventilasi, Difusi Gas, dan Transportasi Gas
1.    Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer
ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
2.    Difusi Gas
Difusi Gas merupakan proses pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2  di kapiler dengan alveoli.
3.    Transportasi Gas
Transportasi Gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan badan dan CO2 jaringan badan ke kapiler.
2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Oksigenasi
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saraf Otonomik
Rasangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik sanggup menghipnotis kemampuan untuk dilantasi atau konstruksi, hal ini sanggup terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf sanggup mengeluarkan neurotransmitter (untuk simpatis sanggup mengeluarkan noradrenalin yang besar lengan berkuasa pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang besar lengan berkuasa pada bronkhokontriksi) alasannya yakni pada kanal pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Hormon dan Obat
Semua hormone sanggup melebarkan pelebaran kanal pernafasan.Obat yang tergolong parasimpatis sanggup melebarkan kanal nafas sedangkan obat yang tergolong beta non selektif sanggup mempersempit nafas.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Alergi Pada Saluran Napas
Banyak factor yang sanggup menimbulkan alergi. Faktor – faktor ini mengakibatkan bersin, bila terdapat rangsangan di kawasan nasal. Batuk, bila di saluran  pernafasan di penggalan atas. Boronkokontriksi pada asama bronkhiale dan rhinitis bila terdapat di kanal pernafasan penggalan bawah.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Perkembangan
Tahap perkembangan anak sanggup menghipnotis jumlah kebutuhan aksigenasi, alasannya yakni usia organ dalam badan berkembang seiring dengan perkembangan usia.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Lingkungan
Kondisi lingkungan sanggup menghipnotis kebutuhan oksigenasi menyerupai factor alergi, ketinggian tanah dan suhu.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Perilaku
Faktor sikap sanggup menghipnotis kebutuhan oksigenasi adlah dalamcara kita mengonsumsi kuliner ( status nutrisi ), acara dan merokok
2.1.5 Jenis Pernapasan Dan Pengukuran Fungsi Paru
1.    Pernpasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.
2.    Pernpasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses metabolism tubuh, atu juga sanggup dikatakan bahwa proses pernapasan ini diawalu dengan darah yang telah menjenuhkan Hb-Nya kemudian mengitari seluruh badan dan risikonya mencapai kapiler dan bergerak sangat lambat.
3.    Pengukuran Fungsi Paru
Kemampuan faal paru sanggup dinilai dari volume dan kapasitas paru. Volume paru merupakan volume udara yang yang mengisi ruangan udara dalam paru, terdiri atas volume pasang surut( tidal volume – TV ), volume cadangan hisap ( Inspiratory reserve volume – IRV ), volume cadangan hembus ( expiratory reserve vplume – ERV ), dan volume sisa ( residual volume – RV ), sedangkan kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang terdiri atas kapasitas hisap ( inspirator capacity – IC ), Kapasitas cadangan fungsional ( fungsional reserve capacity – FRC ), kapasitas vital ( vital capacity – KV ), dan jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru ( total lung capacity – TLC ).




4.    Volome Paru
1.    Volume pasang surut merupakan jumlah udara keluar – masuk paru pada ketika terjadi pernapasan biasa. Padaorang sehat, besarnya volume pasang surut rata – rata yakni 500cc.
2.    Volume cadangan hisap merupakan jumlah udara yag masih bisa dihirup secara maksimal sesudah menghirup uadara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volumecadangan hisap yakni 3000cc.
3.    Volume cadangan hembus merupakan jumlah udara yang masih bisa di hembuskan secara maksimal sesudah menghembuskan udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume cadangan hembus sanggup mencapai 1100cc.
4.    Volume sisa merupakan jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru meslipun telah menghembuskan napas secara maksimal. Pada orang dewasa, besarnya volume sisa rata – rata yakni 1200cc.
5.    Kapasitas Paru
1.    Kapasitas hisap merupakan jumlah dari volume pasang surut dan volume cadangan hisap.
2.    Kapasitas cadangan fungsional merupakan jumlah dari volume cadangan hembus dengan volume sisa.
3.    Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume cadangan hembus, volume pasang surut, dan volume cadangan hisap.
4.    Jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru terdiri atas volume pasang surut, volume cadangan hisap, volume cadangan hembus dan volume sisa.
2.1.6 Masalah Kebutuhan Oksigen
a.    Hipoksia
Hipoksia merupakan merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam badan akhir defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel , ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit ( sianosis ).
b.    Perubahan Pola Pernapasan
1.         Tachypnea
Tachypnea merupakan pernafasan yang mempunyai frekuensi lebih dari 24X/menit.
2.         Bradypnea
Bradypnea merupakan pernafasan yang lambat dan kurang dari 10 x / menit.
3.         Hyperventilasi
Hyperventilasi merupakan cara badan dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru biar pernafasan lebih cepat dan dalam.
4.         Kusmaul
Kusmaul merupakan teladan pernafasan yang cepat dan dangkal.
5.         Hipoventilasi
Hipoventilasi merupakan upaya badan dalam mengeluarkan CO2 dengan cukup yang dilakukan pada ketika ventilasi alveolar serta tidak cukupnya penggunaan O2.
6.         Dispnea
Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat ketika bernafas.
7.         Orthopnea
            Orthopnea merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk dan berdiri.
8.         Cheyne Stokes
            Cheyne stokes merupakan siklus amplitudonya mula- mula naik, turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus awal.
9.         Pernafasan Paradoksial
       Pernpasan Paradoksial merupakan pernafasan yang ditandai dengan
        pergerakan dinding paru yang berlawanan arah dari keadaan
        normal.


10.     Biot
       Biot merupakan pernafasan dengan irama yang menyerupai dengan
        cheyne stokes.
11.     Stridor
            Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi alasannya yakni penyempitan pada kanal pernafasan.
c.    Obstruksi jalan nafas (bersihan jalan nafas)
Obstruksi jalan nafas (bersihan jalan nafas) merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akhir ketidak mampuan batuk secara efektif.
d.      Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru dan system vascular.
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Oksigenasi
A.       Pengkajian Keperawatan
1.        Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada persoalan kebutuhan oksigen mencakup : ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan menyerupai epistaksis, obstruksi nasal dan keadaan lain yang mengakibatkan gangguan pernafasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian keluhan / tanda-tanda yakni keadaan benjol kronis dari hidung sakit pada kawasan sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tengggorokan, kenaikan suhu badan (380), sakit kepala, lemas, sakit perut, muntah- muntah (pada anak- anak), faring berwarna merah dan adanya edema.
2.        Pola Batuk dan Produksi Sputum
Tahap ini dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering keras dan kuat dengan bunyi mendesing, berat dan berubah- ubah menyerupai kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker . Pengkajian sputum dilakukan dengan cara mengusut warna, kejernihan dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien
3.        Sakit Dada
Dilakukan untuk mengetahui penggalan yang sakit , luas, intensitas, factor yang mengakibatkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada / tidaknya kekerabatan antara waktu wangsit dan ekspirasi dengan rasa sakit.
4.    Pengkajian Fisik
·      Inspeksi
a.          Penentuan tipe jalan nafas.
b.          Penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit.
c.          Pemeriksaan sifat pernafasan.
d.         Pengkajian irama pernafasan.
e.          Pengkajian terhadap dalam / dangkalnya pernafasan.
·      Palpasi
Palpasi mempunyai kegunaan untuk mendeteksi kelainan menyerupai nyeri, palpasi dilakukan untuk memilih besar, konsistensi, suhu, apakah
dapat / tidak digerakan dari dasar.
·      Perkusi
Perkusi bertujuan untuk menilai normal / tidaknya bunyi perkusi paru.
·      Auskultasi
Auskultasi bertujuan untuk menilai adanya bunyi nafas.
5.      Pemeriksaan Laboratorium
Selain investigasi laboratorium, HB, leukosit, dll. Di lakukan secara rutin juga dilakukan investigasi sputum guna melihat basil dengan cara mikroskopis.
6.      Pemeriksaan Diagnostik
·           Ronsen dada
·           Fluoroskopi
·           Bronkografi
·           Angiografi
·           Endoskopi
·           Radio Isotop
·           Mediastinoskopi
2.2.1 Diagnosis Keperawatn
1.    Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif bekerjasama dengan :
·      Produksi sekresi yang kental / berlebihan akhir penyakit infeksi.
·      Imobilisasi, status sekresi, batuk tidak efektif akhir penyakit system saraf.
·      Efek sedative dari obat pembedahan, trauma, nyeri, kelelahan, gangguan kognitif.
·      Depresi reflek batuk.
·      Penurunan O2 dalam udara inspirasi.
·      Berkurangnya mekanisme pencucian silia dan respon peradangan.
2.    Pola Nafas Tidak Efektif, bekerjasama dengan :
·      Penyakitinfeksi dari paru
·      Depresi sentra pernafasan.
·      Lemahnya otot pernafasan
·      Turunnya ekspresi paru
·      Obstruksi trachea
3.    Kerusakan Pertukaran Gas, bekerjasama dengan :
·      Perubahan suplai O2
·      Obstruksi kanal pernafasan
·      Adanya penumpukan cairan dalam paru
·      Atelektaktis
·      Bronkospasme
·      Adanya edema paru
·      Tindakan pembedahan paru


4.    Gangguan Perfusi Jaringan, bekerjasama dengan :
·      Adanya perdarahan
·      Adanya edema
·      Imobilisasi
·      Menurunnya pedoman darah
·      Vasokontriks
·      Hipovolumik
2.2.2  Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
1.        Mempertahankan jalan napas biar efektif.
2.        Mempertahankan teladan pernapasan biar kembali efektif
3.        Memperthankan pertukaran gas
4.        Memperbaiki perfusi jaringan
Recana Tindakan:
1.        Mempertahankan jalan napas biar efektif
·           Awasi perubahan status jalan napas dengan monitor jumlah, bunyi, atau status kebersihan.
·           Berikan humidifier pelembab
·           Lakukan tindakan pencucian jalan napas dengan fibrasi, clapping, atau postural drainase ( kalau perlu lakukan suction ).
·           Ajarkan teknik batuk yang efektif dan cara menghindari allergen.
·           Pertahankan jalan napas biar tetap terbuka dengan memasang jalan napas buatan, menyerupai oropharyngeal / nasopharyngeal airway, intubasi, endotrakea, atau trankheostomi sesuai dengan indikasi.
·           Kerja sama dengan tim medis dalam memperbaiki obat bronchodilator.
2.        Mempertahankan Pola Pernapasan Kembali Efektif
·           Awasi perubahan status teladan pernapasan
·           Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowler)
·           Berikan Oksigenasi
·           Ajarkan  teknik bernapas dan relaksai yang benar.
3.        Mempertahankan Pertukaran Gas
·           Awasi perubahan status pernapasan
·           Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowler)
·           Berikan oksigenasi
·           Lakukan Suction bila memungkinkan
·           Berikan nutrisi tinggi protein dan rendah lemak
·           Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi yang benar
·           Pertahankan berkembangnya paru dengan memasang ventilasi mekanis,
chest tube, dan chest drainase sesuai dengan indikasi.
4.        Memperbaiki Perfusi Jaringan
·           Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan ( Capilary refill time )
·           Berikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan
·           Pertahankan asuhan perdarahan
·           Cegah adanya perdarahan
·           Hindari terjadinya valsava maneuver mengedan, menahan napas, dan batuk
·           Pertahankan perfusi dengan transfuse sesuai dengan indikasi
2.2.3 Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1.        Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventiasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efesiensi batuk, dan mengurangi stress.
Prosedur Kerja:
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yag akan dilakukan
3.    Atur posisi ( duduk atau terlentang )
4.    Anjurkan untuk melalui latihan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan ekspresi tertutup.
5.    Anjurkan untuk menahan napas selama 1- 1,5 detik, kemudian disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan batuk ekspresi mencucu atau menyerupai meniup.
6.    Catat respons yang terjadi
7.    Cuci tangan
2.      Latihan Bentuk Efektif
Latihan bentuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak mempunyai kemampuan untuk batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda abnormal di jalan napas
Prosedur Kerja:
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    Atur posisi pasien dengan dudul di tepi tempat tidur membungkuk ke depan
4.    Anjurkan untuk napas secara pelan dan dalam dengan memakai pernapasan diagfragma.
5.    Setelah itu tahan naps kurang lebih 2 detik
6.    Batukkkan 2 kali dengan ekspresi terbuka
7.    Tarik napas dengan ringan
8.    Istirahat
9.    Catat respons yang terjadi
10.    Cuci tangan
3.      Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara menawarkan oksigen ke dalam paru melalui kanal pernapasan dengan memakai alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien sanggup dilakukan melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia


Alat dan Bahan:
1.    Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2.    Nasal keteter, kanula, atau masker.
Prosedur Kerja :
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    cek flowmeter dan humidifie.
4.    Hidupkan tabung oksigen
5.    Atur pasien pada posisi semifowler atau sesuai dengan kondisi pasien
6.    Berikan oksigen melalui kanula atau masker
7.    Apabila memakai kateter, terlebih dahulu ukur jarak hidung dengan telinga, sesudah itu beri jeli dan masukkan
8.    Catat pemberian dan lakukan observasi
9.    Cuci tangan
Gambar: Cara pemberian oksigen melalui Kanula
Gambar: Cara pemberian oksigen melaui Masker
4.      Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
Alat dan Bahan:
1.        Pot sputum berisi desinfektan
2.        Kertas tisu
3.        Dua balok tempat tidur ( untuk postural drainase )
4.        Satu bantal ( untuk postural drainase )
Prosedur Kerja:
·           Postural Drainase
1.    cuci tangan
2.    pilih area yang tersumbat yang akan di drainage menurut pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3.    Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4.    Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5.    Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6.    Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
7.    Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8.    Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9.    Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 hingga semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
·      Clapping
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
4.    Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat
menepuk pungggung pasien secara bergantian untuk merangsang terjadinya batuk
5.    cuci tangan
·      Vibrating
1.        Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari melekat bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2.        Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat ekspresi atau pursed lips.
3.        Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran kalau klien melaksanakan inspirasi.
4.        Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
·         Penghisapan Lendir
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak bisa mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.


1.      Cuci tangan
2.       Jelaskan pada pasien mengenai mekanisme yang akan dilaksanakan.
3.      Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6.      Hidupkan mesin penghisap
7.      Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah stress berat mukosa.
8.      Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9.      Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10.  Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9
11.  Lakukan hingga lendir bersih
12.  Catat respon yang terjadi
13.  Cuci tangan
2.2.4  Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap persoalan kebutuhan oksigen secara umum sanggup dinilai dari adanya kemampuan dalam:
1.        Mempertahankan jalan napas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, jalan napas bersih, tidak ada sumbatan frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal, serta tidak di temukan adanya tanda hipoksia.
2.        Mempertahankan teladan napas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal, tidak ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
3.        Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, tidak ditemukan dispenea pada perjuangan napas, wangsit dan ekspirasi dalam batas normal, serta saturasi oksigen dan PCO2 dalam keadaan normal.
4.        Meningkatkan perfusi jaringan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler, frekuensi, irama kekuatan nadi dalam batas normal, dari status hidrasi normal.












       










BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Kebutuhan oksigen dalam badan harus dipenuhi alasannya yakni apabila kebutuhan dalam badan berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak.
2.    Masalah kebutuhan oksigen merupakan persoalan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian.
3.    Oksigenisasi yakni pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi persoalan pernapasan
4.    Fungsi utama pernapasan yakni memperoleh O² biar sanggup dipakai oleh sel-sel badan dan mengeluarkan CO² yang dihasilkan oleh sel.
B.       Saran
1.    Mahasiswa hendaknya sanggup memenuhi kebutuhan dasar pasien yang bekerjasama dengan oksigenisasi
2.    Agar kirax semua anggota kelompok turut berpastisipasi dalam pembuatan makalh ini.Jangan Cuma mengandalkan satu orang tau.













DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul A. ; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta. Salemba
                        Medika 2006
Carpenito, Lynela Juall ; Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi b.
 Jakarta, EGC ; 2000.
Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC
1999




 “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis sanggup menuntaskan makalah yang berjudul “ Askep Klien Dengan Masalah Oksigenasi secara umum ’’.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyaknya terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kehilafan yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan tulus penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta saran dari aneka macam pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya atas proteksi yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini, risikonya semoga makalah ini sanggup bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan  serta bagi kita semua, Amin.




Makassar ,   Desember  2013
                                                                                                              Penulis                                    


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
      2.1 Konsep Dasar Teori
      2.1.1 Defenisi Dari Kebutuhan Oksigen
       2.1.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi (Anatomi
               & Fisiologi)
     2.1.3 Proses Oksigenasi
     2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Oksigenasi
     2.1.5 Jenis Pernapasan Dan Pengukuran Fungsi Paru
     2.1.6 Masalah Kebutuhan Oksigen
    2.2 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Oksigen
    2.2.1 Pengkajian Keperawatan
    2.2.2 Diagnosa Keperawatan
    2.2.3 Perencanaan Keperawatan
    2.2.4 Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperawatan
   2.2.5 Evaluasi Keperawatan
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Oksigenasi yakni proses penambahan  ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat di butuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuklah karbon dioksida, energi dan air, akan tetapi penambahan  yang melebihi batas normal pada badan akan menawarkan dampak yang cukup bermakna terhadap acara sel.(Aziz ,Alimul,H,2006).
            Berdasarkan pendapat  yang dikemukakan oleh Hidayat (2005) yaitu Pernapasan atau respirasi yakni proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan .fungsi utama pernapasan yakni untuk memperoleh   biar sanggup dipakai oleh sel sel badan dan mengeluarkan   yang dihasilkan oleh sel. saat bernapas ,tubuh mengambil  dari lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh badan (sel-selnya)melalui darah guna dilakukan pembakaran . selanjutnya ,sisa pembakaran berupa   akan kembali di angkut oleh darah ke paru paru untuk dibuang ke lingkungan alasannya yakni tidak beerguna lagi oleh tubuh.
            Pemenuhan kebutuhan Oksigenisasi yakni penggalan dari kebutuhan fisiologis (Hurarki Maslow). Kebutuhan oksigen dibutuhkan untuk proses kehidupan, oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh, kebutuhan oksigen dalam badan harus dipenuhi alasannya yakni apabila kebutuhan dalam badan berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak. Dan apabila hal tersebut terjadi berlangsung usang akan mengakibatkan kematian.
            Masalah kebutuhan oksigen merupakan persoalan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan pada insan sanggup dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui kanal pernapasan dan sumbatan yang yang menghalangi masuknya oksigen, memolihkan dan memperbaiki organ pernapasan biar sanggup berfungsi normal kembali. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan sanggup dilakukan dengan pemberian oksigen dengan memakai Nasal kanul, Masker dan Keteter nasal.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa defenisi dari kebutuhan oksigen ?
2.      Sistem badan apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi (Anatomi & fisiologi) ?
3.      Bagaimana terjadinya proses oksigenasi ?
4.      Faktor – faktor apa saja yang menghipnotis kebutuhan oksigenasi ?
5.      Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran fungsi paru ?
6.      Menjelaskan maslah kebutuhan oksigenasi ?
7.      Menjelaskan asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi ?
C.    Tujuan
1.         Untuk mengetahui defenisi dari kebutuhan oksigen.
2.         Untuk mengetahui Sistem badan yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi (Anatomi & fisiologi).
3.         Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4.         Untuk mengetahui Faktor – factor yang menghipnotis kebutuhan oksigenasi.
5.         Untuk mengetahui pernapasan dan pengukuran fungsi paru.
6.         Untuk mengetahui maslah kebutuhan oksigenasi.
7.         Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan oksigenasi.



BAB II
PEMBAHASAN
2. 1   Konsep Dasar Teori
2.1.1  Defenisi Dari Kebutuhan Oksigen
Oksigenasi yakni proses penambahan oksigen kedalam sisitem (kimia atau fiiska). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuklah CO2, energi dan air. Akan tetapi penambahkan CO2 yang melebihi batas normal pada badan akan menawarkan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
Oksigenisasi yakni pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi persoalan pernapasan. Misalnya pada penderita Asma, Bronkopneumonia, pasien tidak sadar, pasien penyakit jantung, dll.
   Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar insan yang dipakai untuk kelangsungan metabolisme sel badan mempertahankan hidup dan acara aneka macam organ dan kehidupan sel. ( Kebutuhan Dasar Manusia; 2 ).
2.1.2 Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi (Anatomi & Fisiologi)
Ø  Sistem Anatomi Yang Berperan Dalam  Kebutuhan Oksigenasi
Fungsi utama pernapasan yakni memperoleh O² biar sanggup dipakai oleh sel-sel badan dan mengeluarkan CO² yang dihasilkan oleh sel Sistem badan yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas kanal pernapasan penggalan atas, penggalan bawa, dan paru.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saluran Pernapasan Bagian atas:
1.      Nasal
Nasal terdiri atas nares anterior (saluran dalam lubang hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu yang bernafsu dan bermuara ke rongga hidung dan rongga hidung yang dilapisi oleh selaput lender yang mengandung pembuluh darah. Proses oksigenasi diawali dengan penyaringan udara yang masuk melalui hidunh oleh bulu yang ada dalam vestibulum (bagian rongga hidung). Kemudian dihangatkan serta dilembabkan.
2.      Faring
Faring merupakan tempat persipangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
3.      Laring
Laring merupakan kanal pernapasan sesudah faring yang terdiri atas penggalan dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, terdiri atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
4.      Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup laring pada ketika proses menelan.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saluran Napas Bagian Bawah
Saluran pernapasan penggalan bawah berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan. Saluran ini terdiri atas :

1.      Trakea
Trakea atau disebut dengan sebagai batang tenggorokan, mempunyai panjang kurang lebih 9 cm yang dimulai dari laring hingga kira – kira ketinggian vertebrata torakalis kelima.
2.      Bronkus
Bronkus merupakan bentuk percabangan atau kelanjutan dari trakea yang terdiri atas dua percabangan kanan dan kiri. Bagian kanan lebih pendek atau lebar dari padabagian kiri yang mempunyai tiga lobus atas, tengah, dan bawah, sedangkan bronkus kiri lebih panjang dari penggalan kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.

3.      Bronkiolus
Bronkiolus merupakan kanal percabangan sesudah bronkus.
4.      Paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak dalam rongga torak setinggi tulang selangka hingga diagfragma.
Ø  Sistem Fisiologi Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi
·         O2  di udara dan sisa pembakaran CO2
·         Inhalasi oleh hidung ke seluruh tubuh
·         Udara melewati trachea
·         Alveoli jantung
·          Pertukaran gas ikatan
·         Pembuluh kapiler O2 dan pelepasan CO2
2.1.3 Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi badan terdiri atas tiga tahap, yaitu Ventilasi, Difusi Gas, dan Transportasi Gas
1.    Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer
ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
2.    Difusi Gas
Difusi Gas merupakan proses pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2  di kapiler dengan alveoli.
3.    Transportasi Gas
Transportasi Gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan badan dan CO2 jaringan badan ke kapiler.
2.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi kebutuhan Oksigenasi
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Saraf Otonomik
Rasangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonomik sanggup menghipnotis kemampuan untuk dilantasi atau konstruksi, hal ini sanggup terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan, ujung saraf sanggup mengeluarkan neurotransmitter (untuk simpatis sanggup mengeluarkan noradrenalin yang besar lengan berkuasa pada bronkodilatasi dan untuk parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang besar lengan berkuasa pada bronkhokontriksi) alasannya yakni pada kanal pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Hormon dan Obat
Semua hormone sanggup melebarkan pelebaran kanal pernafasan.Obat yang tergolong parasimpatis sanggup melebarkan kanal nafas sedangkan obat yang tergolong beta non selektif sanggup mempersempit nafas.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Alergi Pada Saluran Napas
Banyak factor yang sanggup menimbulkan alergi. Faktor – faktor ini mengakibatkan bersin, bila terdapat rangsangan di kawasan nasal. Batuk, bila di saluran  pernafasan di penggalan atas. Boronkokontriksi pada asama bronkhiale dan rhinitis bila terdapat di kanal pernafasan penggalan bawah.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Perkembangan
Tahap perkembangan anak sanggup menghipnotis jumlah kebutuhan aksigenasi, alasannya yakni usia organ dalam badan berkembang seiring dengan perkembangan usia.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Lingkungan
Kondisi lingkungan sanggup menghipnotis kebutuhan oksigenasi menyerupai factor alergi, ketinggian tanah dan suhu.
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan  “ASKEP KLIEN DENGAN MASALAH OKSIGENASI SECARA UMUM”      Perilaku
Faktor sikap sanggup menghipnotis kebutuhan oksigenasi adlah dalamcara kita mengonsumsi kuliner ( status nutrisi ), acara dan merokok
2.1.5 Jenis Pernapasan Dan Pengukuran Fungsi Paru
1.    Pernpasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa.
2.    Pernpasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses metabolism tubuh, atu juga sanggup dikatakan bahwa proses pernapasan ini diawalu dengan darah yang telah menjenuhkan Hb-Nya kemudian mengitari seluruh badan dan risikonya mencapai kapiler dan bergerak sangat lambat.
3.    Pengukuran Fungsi Paru
Kemampuan faal paru sanggup dinilai dari volume dan kapasitas paru. Volume paru merupakan volume udara yang yang mengisi ruangan udara dalam paru, terdiri atas volume pasang surut( tidal volume – TV ), volume cadangan hisap ( Inspiratory reserve volume – IRV ), volume cadangan hembus ( expiratory reserve vplume – ERV ), dan volume sisa ( residual volume – RV ), sedangkan kapasitas paru merupakan jumlah dua atau lebih volume paru yang terdiri atas kapasitas hisap ( inspirator capacity – IC ), Kapasitas cadangan fungsional ( fungsional reserve capacity – FRC ), kapasitas vital ( vital capacity – KV ), dan jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru ( total lung capacity – TLC ).




4.    Volome Paru
1.    Volume pasang surut merupakan jumlah udara keluar – masuk paru pada ketika terjadi pernapasan biasa. Padaorang sehat, besarnya volume pasang surut rata – rata yakni 500cc.
2.    Volume cadangan hisap merupakan jumlah udara yag masih bisa dihirup secara maksimal sesudah menghirup uadara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volumecadangan hisap yakni 3000cc.
3.    Volume cadangan hembus merupakan jumlah udara yang masih bisa di hembuskan secara maksimal sesudah menghembuskan udara pada pernapasan biasa. Pada orang dewasa, besarnya volume cadangan hembus sanggup mencapai 1100cc.
4.    Volume sisa merupakan jumlah udara yang masih tertinggal di dalam paru meslipun telah menghembuskan napas secara maksimal. Pada orang dewasa, besarnya volume sisa rata – rata yakni 1200cc.
5.    Kapasitas Paru
1.    Kapasitas hisap merupakan jumlah dari volume pasang surut dan volume cadangan hisap.
2.    Kapasitas cadangan fungsional merupakan jumlah dari volume cadangan hembus dengan volume sisa.
3.    Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume cadangan hembus, volume pasang surut, dan volume cadangan hisap.
4.    Jumlah keseluruhan volume udara yang ada dalam paru terdiri atas volume pasang surut, volume cadangan hisap, volume cadangan hembus dan volume sisa.
2.1.6 Masalah Kebutuhan Oksigen
a.    Hipoksia
Hipoksia merupakan merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam badan akhir defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel , ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit ( sianosis ).
b.    Perubahan Pola Pernapasan
1.         Tachypnea
Tachypnea merupakan pernafasan yang mempunyai frekuensi lebih dari 24X/menit.
2.         Bradypnea
Bradypnea merupakan pernafasan yang lambat dan kurang dari 10 x / menit.
3.         Hyperventilasi
Hyperventilasi merupakan cara badan dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen dalam paru biar pernafasan lebih cepat dan dalam.
4.         Kusmaul
Kusmaul merupakan teladan pernafasan yang cepat dan dangkal.
5.         Hipoventilasi
Hipoventilasi merupakan upaya badan dalam mengeluarkan CO2 dengan cukup yang dilakukan pada ketika ventilasi alveolar serta tidak cukupnya penggunaan O2.
6.         Dispnea
Dispnea merupakan perasaan sesak dan berat ketika bernafas.
7.         Orthopnea
            Orthopnea merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk dan berdiri.
8.         Cheyne Stokes
            Cheyne stokes merupakan siklus amplitudonya mula- mula naik, turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus awal.
9.         Pernafasan Paradoksial
       Pernpasan Paradoksial merupakan pernafasan yang ditandai dengan
        pergerakan dinding paru yang berlawanan arah dari keadaan
        normal.


10.     Biot
       Biot merupakan pernafasan dengan irama yang menyerupai dengan
        cheyne stokes.
11.     Stridor
            Stridor merupakan pernafasan bising yang terjadi alasannya yakni penyempitan pada kanal pernafasan.
c.    Obstruksi jalan nafas (bersihan jalan nafas)
Obstruksi jalan nafas (bersihan jalan nafas) merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akhir ketidak mampuan batuk secara efektif.
d.      Pertukaran gas
Pertukaran gas merupakan kondisi penurunan gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru dan system vascular.
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Oksigenasi
A.       Pengkajian Keperawatan
1.        Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan pada persoalan kebutuhan oksigen mencakup : ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan menyerupai epistaksis, obstruksi nasal dan keadaan lain yang mengakibatkan gangguan pernafasan. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian keluhan / tanda-tanda yakni keadaan benjol kronis dari hidung sakit pada kawasan sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tengggorokan, kenaikan suhu badan (380), sakit kepala, lemas, sakit perut, muntah- muntah (pada anak- anak), faring berwarna merah dan adanya edema.
2.        Pola Batuk dan Produksi Sputum
Tahap ini dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering keras dan kuat dengan bunyi mendesing, berat dan berubah- ubah menyerupai kondisi pasien yang mengalami penyakit kanker . Pengkajian sputum dilakukan dengan cara mengusut warna, kejernihan dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh pasien
3.        Sakit Dada
Dilakukan untuk mengetahui penggalan yang sakit , luas, intensitas, factor yang mengakibatkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada / tidaknya kekerabatan antara waktu wangsit dan ekspirasi dengan rasa sakit.
4.    Pengkajian Fisik
·      Inspeksi
a.          Penentuan tipe jalan nafas.
b.          Penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit.
c.          Pemeriksaan sifat pernafasan.
d.         Pengkajian irama pernafasan.
e.          Pengkajian terhadap dalam / dangkalnya pernafasan.
·      Palpasi
Palpasi mempunyai kegunaan untuk mendeteksi kelainan menyerupai nyeri, palpasi dilakukan untuk memilih besar, konsistensi, suhu, apakah
dapat / tidak digerakan dari dasar.
·      Perkusi
Perkusi bertujuan untuk menilai normal / tidaknya bunyi perkusi paru.
·      Auskultasi
Auskultasi bertujuan untuk menilai adanya bunyi nafas.
5.      Pemeriksaan Laboratorium
Selain investigasi laboratorium, HB, leukosit, dll. Di lakukan secara rutin juga dilakukan investigasi sputum guna melihat basil dengan cara mikroskopis.
6.      Pemeriksaan Diagnostik
·           Ronsen dada
·           Fluoroskopi
·           Bronkografi
·           Angiografi
·           Endoskopi
·           Radio Isotop
·           Mediastinoskopi
2.2.1 Diagnosis Keperawatn
1.    Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif bekerjasama dengan :
·      Produksi sekresi yang kental / berlebihan akhir penyakit infeksi.
·      Imobilisasi, status sekresi, batuk tidak efektif akhir penyakit system saraf.
·      Efek sedative dari obat pembedahan, trauma, nyeri, kelelahan, gangguan kognitif.
·      Depresi reflek batuk.
·      Penurunan O2 dalam udara inspirasi.
·      Berkurangnya mekanisme pencucian silia dan respon peradangan.
2.    Pola Nafas Tidak Efektif, bekerjasama dengan :
·      Penyakitinfeksi dari paru
·      Depresi sentra pernafasan.
·      Lemahnya otot pernafasan
·      Turunnya ekspresi paru
·      Obstruksi trachea
3.    Kerusakan Pertukaran Gas, bekerjasama dengan :
·      Perubahan suplai O2
·      Obstruksi kanal pernafasan
·      Adanya penumpukan cairan dalam paru
·      Atelektaktis
·      Bronkospasme
·      Adanya edema paru
·      Tindakan pembedahan paru


4.    Gangguan Perfusi Jaringan, bekerjasama dengan :
·      Adanya perdarahan
·      Adanya edema
·      Imobilisasi
·      Menurunnya pedoman darah
·      Vasokontriks
·      Hipovolumik
2.2.2  Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
1.        Mempertahankan jalan napas biar efektif.
2.        Mempertahankan teladan pernapasan biar kembali efektif
3.        Memperthankan pertukaran gas
4.        Memperbaiki perfusi jaringan
Recana Tindakan:
1.        Mempertahankan jalan napas biar efektif
·           Awasi perubahan status jalan napas dengan monitor jumlah, bunyi, atau status kebersihan.
·           Berikan humidifier pelembab
·           Lakukan tindakan pencucian jalan napas dengan fibrasi, clapping, atau postural drainase ( kalau perlu lakukan suction ).
·           Ajarkan teknik batuk yang efektif dan cara menghindari allergen.
·           Pertahankan jalan napas biar tetap terbuka dengan memasang jalan napas buatan, menyerupai oropharyngeal / nasopharyngeal airway, intubasi, endotrakea, atau trankheostomi sesuai dengan indikasi.
·           Kerja sama dengan tim medis dalam memperbaiki obat bronchodilator.
2.        Mempertahankan Pola Pernapasan Kembali Efektif
·           Awasi perubahan status teladan pernapasan
·           Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowler)
·           Berikan Oksigenasi
·           Ajarkan  teknik bernapas dan relaksai yang benar.
3.        Mempertahankan Pertukaran Gas
·           Awasi perubahan status pernapasan
·           Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifowler)
·           Berikan oksigenasi
·           Lakukan Suction bila memungkinkan
·           Berikan nutrisi tinggi protein dan rendah lemak
·           Ajarkan teknik bernapas dan relaksasi yang benar
·           Pertahankan berkembangnya paru dengan memasang ventilasi mekanis,
chest tube, dan chest drainase sesuai dengan indikasi.
4.        Memperbaiki Perfusi Jaringan
·           Kaji perubahan tingkat perfusi jaringan ( Capilary refill time )
·           Berikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan
·           Pertahankan asuhan perdarahan
·           Cegah adanya perdarahan
·           Hindari terjadinya valsava maneuver mengedan, menahan napas, dan batuk
·           Pertahankan perfusi dengan transfuse sesuai dengan indikasi
2.2.3 Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1.        Latihan Napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventiasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efesiensi batuk, dan mengurangi stress.
Prosedur Kerja:
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yag akan dilakukan
3.    Atur posisi ( duduk atau terlentang )
4.    Anjurkan untuk melalui latihan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan ekspresi tertutup.
5.    Anjurkan untuk menahan napas selama 1- 1,5 detik, kemudian disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan batuk ekspresi mencucu atau menyerupai meniup.
6.    Catat respons yang terjadi
7.    Cuci tangan
2.      Latihan Bentuk Efektif
Latihan bentuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak mempunyai kemampuan untuk batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari secret atau benda abnormal di jalan napas
Prosedur Kerja:
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    Atur posisi pasien dengan dudul di tepi tempat tidur membungkuk ke depan
4.    Anjurkan untuk napas secara pelan dan dalam dengan memakai pernapasan diagfragma.
5.    Setelah itu tahan naps kurang lebih 2 detik
6.    Batukkkan 2 kali dengan ekspresi terbuka
7.    Tarik napas dengan ringan
8.    Istirahat
9.    Catat respons yang terjadi
10.    Cuci tangan
3.      Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara menawarkan oksigen ke dalam paru melalui kanal pernapasan dengan memakai alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien sanggup dilakukan melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia


Alat dan Bahan:
1.    Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2.    Nasal keteter, kanula, atau masker.
Prosedur Kerja :
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    cek flowmeter dan humidifie.
4.    Hidupkan tabung oksigen
5.    Atur pasien pada posisi semifowler atau sesuai dengan kondisi pasien
6.    Berikan oksigen melalui kanula atau masker
7.    Apabila memakai kateter, terlebih dahulu ukur jarak hidung dengan telinga, sesudah itu beri jeli dan masukkan
8.    Catat pemberian dan lakukan observasi
9.    Cuci tangan
Gambar: Cara pemberian oksigen melalui Kanula
Gambar: Cara pemberian oksigen melaui Masker
4.      Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
Alat dan Bahan:
1.        Pot sputum berisi desinfektan
2.        Kertas tisu
3.        Dua balok tempat tidur ( untuk postural drainase )
4.        Satu bantal ( untuk postural drainase )
Prosedur Kerja:
·           Postural Drainase
1.    cuci tangan
2.    pilih area yang tersumbat yang akan di drainage menurut pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3.    Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4.    Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5.    Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6.    Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di sputum spot.
7.    Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8.    Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9.    Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 hingga semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
·      Clapping
1.    Cuci tangan
2.    Jelaskan mekanisme yang akan dilakukan
3.    Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
4.    Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat
menepuk pungggung pasien secara bergantian untuk merangsang terjadinya batuk
5.    cuci tangan
·      Vibrating
1.        Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari melekat bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2.        Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat ekspresi atau pursed lips.
3.        Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran kalau klien melaksanakan inspirasi.
4.        Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
·         Penghisapan Lendir
Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak bisa mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.


1.      Cuci tangan
2.       Jelaskan pada pasien mengenai mekanisme yang akan dilaksanakan.
3.      Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4.      Gunakan sarung tangan
5.      Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6.      Hidupkan mesin penghisap
7.      Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl 0,9% untuk mencegah stress berat mukosa.
8.      Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9.      Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10.  Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9
11.  Lakukan hingga lendir bersih
12.  Catat respon yang terjadi
13.  Cuci tangan
2.2.4  Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap persoalan kebutuhan oksigen secara umum sanggup dinilai dari adanya kemampuan dalam:
1.        Mempertahankan jalan napas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, jalan napas bersih, tidak ada sumbatan frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal, serta tidak di temukan adanya tanda hipoksia.
2.        Mempertahankan teladan napas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal, tidak ditemukan adanya tanda hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
3.        Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernapas, tidak ditemukan dispenea pada perjuangan napas, wangsit dan ekspirasi dalam batas normal, serta saturasi oksigen dan PCO2 dalam keadaan normal.
4.        Meningkatkan perfusi jaringan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler, frekuensi, irama kekuatan nadi dalam batas normal, dari status hidrasi normal.












       










BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.    Kebutuhan oksigen dalam badan harus dipenuhi alasannya yakni apabila kebutuhan dalam badan berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak.
2.    Masalah kebutuhan oksigen merupakan persoalan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi kematian.
3.    Oksigenisasi yakni pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi persoalan pernapasan
4.    Fungsi utama pernapasan yakni memperoleh O² biar sanggup dipakai oleh sel-sel badan dan mengeluarkan CO² yang dihasilkan oleh sel.
B.       Saran
1.    Mahasiswa hendaknya sanggup memenuhi kebutuhan dasar pasien yang bekerjasama dengan oksigenisasi
2.    Agar kirax semua anggota kelompok turut berpastisipasi dalam pembuatan makalh ini.Jangan Cuma mengandalkan satu orang tau.













DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul A. ; Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta. Salemba
                        Medika 2006
Carpenito, Lynela Juall ; Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi b.
 Jakarta, EGC ; 2000.
Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC
1999





Sumber http://faidinaidin.blogspot.com


EmoticonEmoticon