Sabtu, 05 Agustus 2017

Berilmu, Lalu Beramal


Ramainya undangan Hijrah akhir-akhir ini menciptakan saya teringat akan arti dari hijrah itu sendiri. Apa itu hijrah?

Dalam bahasa Arab hijrah sanggup diartikan berpindah. Namun dalam Islam, hijrah bukan hanya sekedar berpindah. Hijrah dalam Islam maksudnya yaitu berpindah menuju sesuatu yg lebih baik.

Namun, dikala saya melihat di beberapa sosmed, terkadang saya kurang bahagia dengan beberapa posting akun-akun yang seolah menyerukan hijrah atau kehidupan muda-mudi islami. Kenapa?

Karena apa yang saya lihat di postingan mereka sebagian besar berisi ihwal nikah muda yang mana berdasarkan saya, postingan tersebut ditujukan untuk menggiring opini “lebih baik menikah daripada pacaran”.  

Well, saya oke dengan hal tersebut. Namun apa yang saya kurang suka ialah, posting tersebut bisa menciptakan orang yang mudah baper berlarut dalam ke-baperan-nya.

Jujur, saya suka risih dikala mendengar curhatan orang yang ikut menggencarkan nikah muda padahal beliau sendiri belum mempunyai pandangan apa itu nikah.

Bagi saya, nikah bukan hanya menghalalkan suatu korelasi antara lelaki dan perempuan. Namun lebih dari itu, dikala seseorang menikah, itu artinya mereka harus siap terhadap segala hal yang mungkin akan jauh lebih berat dari ekspektasi mereka ihwal pernikahan. Semisal, menjalin korelasi baik dengan mertua, menciptakan kehidupan layak untuk rumah tangga, mengasuh anak untuk menjadi shalih/shalihah, dan lain sebagainya.


Ditambah lagi dengan proses menuju pernikahan, yaitu ta'aruf. Memang benar, bagitulah proses yang halal jikalau sesuai dengan aturan Islam. Namun, dikala saya melihat dalam kehidupan nyata, cukup banyak oknum yang terlihat berpakaian islami dan menyerukan haramnya pacaran sedangkan mereka sendiri melakukannya dengan dalih ta'aruf. Padahal ta'aruf sendiri seharusnya dilakukan dengan hadirnya mahram. Bukan hanya berduaan.

Saya sangat menyayangkan apabila seseorang yang terlihat sanggup dijadikan contoh, tetapi ternyata apa yang beliau katakan mempunyai ketimpangan dengan apa yang beliau lakukan.

Saya tidak menyalahkan atau meremehkan mereka yang sudah berusaha berpakaian islami maupun mereka yang menyerukan untuk tidak berpacaran, ta'aruf, dan juga nikah muda. Namun alangkah lebih baiknya jikalau undangan tersebut tidak timpang dengan sikap mereka dan lebih bersikap bijak dalam memaknai suatu perintah dalam Islam.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam goresan pena saya. Mari kita perbaiki diri menuju seorang muslim yang selalu berusaha melaksanakan semua sesuai dengan perintah Allah dan iktikad Islam yang benar. Terus belajar, jangan pernah merasa yang paling benar. Karena dikala kita merasa yang paling benar, disitulah posisi paling rawan kita dalam berpendapat. Ingat, diatas langit, masih ada langit :)

Berilmu tanpa amal, akan sia-sia. Parahnya lagi kalo berinfak tanpa ilmu, bisa sesat nantinya. Yuk ngaji! :)

Wallahu a'lam.

Sumber http://ismimiitsme.blogspot.com


EmoticonEmoticon