Senin, 07 Agustus 2017

Repackage

Postingan kali ini dapat dibilang semacam remah-remah aliran saya ketika menonton streaming Dr. Zakir Naik edisi UPI, 2 April 2017 lalu.

Ada satu pertanyaan yang menggugah saya ketika itu. Ketika seorang audiens bertanya mengenai, “Mengapa kita dihentikan menentukan pemimpin non muslim padahal ia banyak melaksanakan kebaikan?” 

Lalu Dr. Zakir Naik kembali mengingatkan akan Al-Maidah ayat 51 yang pada dasarnya dihentikan mengambil pemimpin lain selain muslim. 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen menjadi auliya bagimu; sebahagian mereka ialah auliya bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kau mengambil mereka menjadi auliya, maka bahu-membahu orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 51) 
Sudah jelas, haram hukumnya menentukan pemimpin non muslim. Saya juga heran kenapa banyak orang yg ngakunya 'muslim' tapi masih mau menentukan pemimpin non muslim. Itu seolah-olah memperlihatkan bahwa mereka melanggar perintah yang Allah tetapkan. Naudzubillah, agar mereka diberi hidayah.
Jika kita bersama-sama bergantung padaNya, dimana pemimpin bertakwa kepada Allah dan berupaya sekuat tenaga memperlihatkan yang terbaik dan rakyat juga bertakwa kepada Allah proaktif memperlihatkan solusi (gak nunggu pemimpin superbener), inshaa Allah keberkahan terjadi.

Namun kemudian saya berpikir jauh. Apalagi sehabis audiens itu kembali bertanya, “Bagaimana dengan pemimpin muslim yang korupsi?” 

Nah..bagi saya, muslim itu punya paket-an antara kesesuaian pernyataan (ditandai dengan syahadat) dan perbuatan (amal shalih). Tidak dapat tidak.

Jika di KTP beliau muslim, sedangkan perilakunya tak beradab, bagaimana? Korupsi, iya. Ngurus rakyat kemarin, malah banyak menzhalimi. Menyakiti tetangga apalagi.

Simply, beliau bukan muslim secara akhlak. 

No, I'm not judging someone, really. Saya tidak akan menarik jauh-jauh untuk menyalahkan orang lain berjulukan pejabat atau politikus muslim yang korup. Namun ini sebagai upaya introspeksi diri. Sebagai seorang muslim, apakah sudah cukup saya berlindung di balik title muslim ini?

Bagi saya, kemusliman kita ialah long-life-learning. Diuji terus-menerus selagi nyawa masih dikandung badan. Bohong jikalau ada insan yang gak pernah diuji. Hanya saja, tahapan ujian tiap-tiap orang berbeda sesuai kadarnya masing-masing.

Ketika melihat ada kebaikan universal, tidak bertentangan dengan Alquran, baik dilakukan oleh muslim maupun non muslim, sepatutnya saya tergerak untuk terinspirasi, bahkan ingin melaksanakan kebaikan itu dengan lebih baik.

Berbuat amal shalih-lah, maka Allah dengan sendirinya menyebabkan seseorang established

At least, perbaiki lingkungan, bersedekah sesuai dengan ilmu yang shahih, kuatkan iman, and the key is.. istiqomah. 

Keep in fight!

Wallahu a'lam.

Sumber http://ismimiitsme.blogspot.com


EmoticonEmoticon