Rabu, 13 Desember 2017

Apa Itu Ekonomi Mikro ...?? Part 4

Halo sobat..
Ayo kita berguru lagi dan tumbuh cendekia bersama-sama.
tanpa bnyak kata kata lagi LET'S Goo !!!

Pendekatan Indifference Curve
Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan Indifference curve sebagai berikut:
(a)konsumen memiliki pola preferensi akan baarang-barang konsumsi (misalnya X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari indifference curve,
(b)konsumen memiliki sejumlah uang tertentu dan
(c)konsumen lelaluberusaha mencapaikepuasan maksimum.
Definisi: Indifference curve adalah konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasanyang sama.
Asumsi: Indifference curve :
a.turun dari kiri atas ke kanan bawah,
b.cembung ke arah origin,
c.tidak saling memotong,
d.yang terletak di sebelah kanan atas memperlihatkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi ( tanpa perlu memperlihatkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal ulility)

Gambar
 Ayo kita berguru lagi dan tumbuh cendekia bersama Apa Itu Ekonomi Mikro ...?? Part 4
giletules.blogspot.com/











Perliatikan Gambar .2. di atas. Dengan sejumlah uang ter-tentu (M) konsumen bisa membelikannya semua untuk barang X
memperoleh sebanyak :M/Px ataumembelikannyasemua untuk barang Y dan memperoleh M/Pyatau membelanjakan jumlah uang M tersebut untuk banyak sekali kemungkinan kombinasi X dan Y mirip yang ditunjukkan oleh garis lurus yang menghubungkan M/Pxdan M/Py
Garis ini disebut garis budget atau budget line. Tingkat kepuasan yang maksimum dicapai bila konsumen membelanjakan M untuk membeli sebanyak OY 1 barang Y dan OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan antara budget line dengan indifference curve.
(Posisi ini memperlihatkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi equilibrium konsumen dengan constraint (M) lantaran I 1 ialah Indifference curve yang tertinggi yang bisa dicapai oleh budget line tersebut; posisi selain A hanya bisa mencapai indifference curve yang lebih rendah dari I 1).
bila harga X turun dari Px menjadi P’x dan harga Y tetap. Maka budget line akan berayun ke kanan menjadi garisM/Py <-> M/PxPosisi equilibrium yang gres ialah pada C.
Kaprikornus dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yniig diminta naik dari OX 1 menjadi OX 3. Perilaku konsumen
Menurut Hukum Permintaan terbukti.
Keunggulan pendekatan Indifference Curve dibanding dengan pendekatan Marginal Utility, ialah :
(a) tidak perlunya menganggap Bahwa utility konsumen bersifat cardinal,
(b) imbas perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih lanjut menjadi dua, yaitu imbas substitusi atau substitution effect dan imbas pendapatan atau income effect. Dari gambar di atas, imbas total dari penurunan harga :
·barang X dari Px menjadi P’x sanggup dipecah menjadi X1 X2 = substitution effect dan X2 X3 = income effect.
·Substitution effect didalam teladan ini ialah kenaikan konsumsi X lantaran adanya substitusi Y dengan X, lantaran kini harga X relatif menjadi lebih rendah dibanding harga Y.
·Income effect ialah kenaikan X, yang (disebabkan oleh kenaikan income riil lantaran turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik lantaran Px turun.
Contoh : Apabila dengan gajiDoni Rp 100.000,00, maka doni kini bisa membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, lantaran harga beras turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni meningkat, atau income riil Doni meningkat, meskipun M Doni tetap Rp 100.000,00).
Keunggulan lain dari pendekatan indifference curve ialah bisa ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang mensugesti seruan konsumen akan sesuatu barang. Faktor-faktor ini (yang di dalam Hukum Permintaan dianggap tidak berubah, atau ceteris paribus) ialah :
a.Penghasilan atau income riilkonsumen. Kenaikan income riil konsumen, yang dicerminkan oleh kenaikan M bila harga-harga barang dianggap tetap, biasanya menaikkan seruan konsumen. Keadaan mirip ini berlaku bagi barang-barang pada umumnya, atau barang “normal”. Pengecualian terjadi untuk barang-barang “inferior”, di mana kenaikan income riil menurunkan seruan akan barang tersebut (income effect negatif). Contoh barang inferior ialah gaplek dari rumah tangga-rumah tangga di kota-kota. Barang inferior tidak banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita beli ialah barang normal. Gambar berikut menggambarkan imbas perubahan income terhadap jumlah barang yang diminta.
06
b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang memiliki “hubungan” ekat dengan suatu barang bisa pula mensugesti seruan akan barang tersebut. Perubahan liarga Y bisa mensugesti seruan akan barang X. Gambar 111.4. berikut enunjukkan dua imbas yang berbeda dari perubahan harga Y terhadap jumlah barang X yang diminta.
07
c. Selera konsumen. Perubahan selera konsumen bisa ditunjuk-k;in oleh perubahan bentuk atau posisi dari indifference map. I anpa ada perubahan harga barang-barang maupun income, seruan akan sesuatu barang bisa berubah lantaran perubah­an selera.
ØPermintaan (demand function) ialah : Jumlah suatu barang yang mau dan sanggup dibeli oleh konsumen pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain akan tetap sama ( Cateris Paribus)
ØPenawaran ialah : Jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu (cateris paribus)

Hukum Permintaan
Kurve seruan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya sempurna sama. Bahkan kurve seruan akan barang yang sama pun sanggup berbeda berdasarkan tempat dan waktu yang berbeda. Tetapi semua kurve seruan memperlihatkan satu ciri yang sama, yaitu arahnya yang turun dan kiri-atas ke kanan-bawah (downward sloping to the right). Bentuk kurve mi memperlihatkan bahwa antara HARGA (P) dan JUMLAH YANG MAU DIBELT (Qd) terdapat suatu hubungan yang berbalikan:
–Kalau harga naik, jumlah yang mau dibeli berkurang
–Kalau harga turun, jumlah yang mau dibeli bertambah
Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang sanggup dirumuskan sbb.: Orang cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi. Disehut “hukum” lantaran merupakan tanda-tanda umum yang sulit dicari perkecualiannya.
Hal ini terjadi karenaHukum seruan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga suatu barang/jasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit, sedang kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih banyak. Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnyajumlah yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila harganya turun? Pada dasarnya ada tiga alasan yang sanggup menjelaskan tanda-tanda tsb.:

I. Pengaruh penghasilan (Income effect)
Kalau harga suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama orang terpaksa hanya sanggup membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu turun, dengan penghasilan yang sama orang sanggup membeli lebih banyak dan barang ybs., (dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula), lantaran penghasilan realnya naik.
Misalnya datam teladan di atas: pada harga beras Rp 400-/kg, keluarga ybs. sanggup membeli 50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg, denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya sanggup membeli 40 kg beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk seruan individual tetapi juga untuk seruan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih sedikit warga masyarakat yang bisa membelinya dengan penghasilan mereka. Sebaliknya jikalau harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak orang yang dulu tidak bisa membelinya kini akan sanggup menjangkaunya, sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal mi disebut “income effect’:
2. Pengarub substitusi (Substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama tetapi harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka tanda-tanda mi disebut “substitution effect”.
3. Penghargaan subyektif (Marginal Utility)
Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia memiliki sepuluh pasang. Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang memiliki sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Kaprikornus makin banyak dan satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang itu.
Tinggi-rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan (Marginal) yang diperolehnya dan konsumsi barang tsb. Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Law of Diminishing Marginal Utility — LDMU), atau Hukum Gossen ke-I.
> Persamaan fungsi permintaan
Antara HARGA (P) suatu barang dan JUMLAH yang mau dibeli (Qd) ternyata ada hubungan fungsional yang kurang-lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli merupakan fungsi dan harga. artinya: besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggi-rendahnya P. Hubungan tersebut secara matematik sanggup dinyatakan dalam bentuk sebuah persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan.
Kehanyakan kurve perrnintaan berbentuk garis melengkung yang ibarat hentuk hiperbola. BeHtuk umurn persamaan hiperbola adalah:
a
y=—+ b
x
Tetapi untuk rnenyederhanakan, garis rnelengkung di tempat yang penting sanggup “didekati” dengan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah:
y = mx + b
dimana untuk kurve perrnintaan koefisien arahnya (rn = gradien) bertanda negatif.
Sebagai contoh. dalam Gambar 1.3 dilukiskan dua bentuk kurve permintaan, yaitu:
D : P = 200 — 2,5 Q (garis lurus)
D: P= 200 + 50 (garis melengkung)
Q
Dalam kenyataannya tidaklah gampang untuk memastikan bentuk dan letak kurve seruan akan suatu barang. Bagairnana tepatnya kurve perrnintaan dan persamaannya hanya sanggup dipastikan atas dasarpenelitian pasar dengan pinjaman Statistika. Dan hcrbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan informasi herapajumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat pada pelbagai tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan sebuah kurve seruan yang “bagus” mirip dalam teladan di atas. Tetapi dengan pinjaman matematika sanggup dihitung garis rata-rata (garis regresi, dan diagram tebar) yang sanggup “mendekati” (mencerminkan) keadaan nyata.
08

1.2. PERUBAHAN DALAM PERMINTAAN
Inti dan pengertian seruan yang dibicarakan sarnpai kini ialah hubungan antara HARGA suatu barang/jasa dan JUMLAH YANG DIMINTA j ika P naik, Qd herkurang; sebaliknyajika P turun, Q1 akan bertambah: Q, herubuh sebagaiAKlBATa’ari perubahan P. Dalam kurve seruan hubungan tsb. kelihatan dan arah kurve yang turun ke kanan-bawah: jikalau harga barang turun, akibatnyajumlah yang mau dibeli bertambah, dan kita berjalan dan titik yang satu ke titik yang lain pada kurvc seruan yang sama mirip telah digambarkan itu.
Tetapi kenyataannya sanggup teijadi bahwa ada perubahan dalam jumlah yang diminta tanpa ada perubahan harga. Mungkin juga ada perubahan harga, tetapi tidak diikuti oleh perubahan dalam jumlah yang mau dibeli. Dalam hal mi kombinasi dan P dan Q semula ternyata sudah tidak berlaku dan dikatakan ada perubahan dalarn seruan (change in Demand). Bagaimana hal itu sanggup terjadi?

Cateris Paribus
Daftar seruan akan barang tertentu, dan kurve seruan yang dibentuk atas dasar daftar tsb. selalu disusun dengan anggapan ‘ceteris paribus’. Maksudnya ialah:
dan banyak sekali faktor yang inungkin sanggup mensugesti seruan masyarakat akan suatu barang, kita hanya memperhatikan huhungan antara jumlah yang diminta dan harga barang ybs. Semua faktor lain yang mungkin ikut mensugesti jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara waktu tidak diperhatikan dulu, atau dianggap konstan, tidak berubah.
Apa yang dianggap sama?
Faktor-faktor lain (selain harga barang ybs.) yang ikut mensugesti seruan masyarakat akan suatu barang, (tetapi tidaklbelum diperhatikan lantaran dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah:
1. Jumlah pembeli/konsumen
2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan
3. Harga barang-barang lain
4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, imbas lingkungan
5. Harapan atau pandangan orang perihal masa depan.
Dalam kenyataan terperinci hal-hal tsh. tidak selalu sama atau konstan. Maka apa yang terjadi jikalau satu atau lebih dan faktor-faktor tsb. berubah?
Jika ada perubahan dalam salah satu atau lebih dan faktor tsb., maka seluruh permintaan, yaitu kombinasi dan [harga sekian; jumlah yang mau dibeli sekian] akan berubah juga. Jika digambarkan dalam grafik, seluruh kurve seruan akan bergeser menjadi kurve seruan yang baru, yang berbeda dan yang semula.
Faktor-faktor yang mensugesti permintaan:
1. Jumlah pembeli: jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang man diheli hcrtamhah hanyak juga. dan kurve seruan akan bergeser ke kanan. Hal mi sanggup terjadi contohnya lantaran pertambahan penduduk, perbaikan transport sehingga barang tertentu sanggup terjual di tempat lain pula, berhasilnya perjuangan promosi/perikianan, dsb. Misalnya pada awal tahun pelajaran gres seruan akan alat-alat tulis tentu bertambah.
2. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan terperinci berpcngaruh sekali terhadap permintaan. Dan penghasilan yang lebih tinggi orang akan sanggup membeli lebih banyak dan segala macam barang dan jasa.
Dalam hal mi hanya ada satu perkecualian, yaitu yang disebut inferior goods (atau juga disebut “Giffen goods”), yaitu barang-barang yang permintaannyajustru berkurang bila penghasilan konsumen naik. Misalnya orang miskin, yang terpaksa hanya makan gaplek atau jagung, dengan naiknya penghasilan akan menggantikan gaplek dengan nasi, sehingga seruan akan gaplek/jagung berkurang. Semua barang lain disebut ‘normal goods’ artinya barang yang pemiintaannya naik apabila pendapatan konsumen naik.
Pengaruh perubahan penghasilan terhadap seruan akan suatu barang sanggup diukur dan diperhitungkan, dengan jalan membandingkan persentase kenaikan jumlah yang diminta dengan persentase kenaikan penghasilan konsumen. mi disebut elastisitas pendapatan.
3. Harga barang-barang lain ikut mensugesti permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil perrnintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang lain itu barang pelengkap (= komplementer), barang pengganti (= substitut) atau barang lepas (= independent! netral).
> Barang pelengkap (komplementer)
Misalnya sepeda motor, bensin dan oli saling melengkapi. Jika harga sepeda motor turun, maka jumlah sepeda motor yang diininta akan bertambah. Akibatnya seruan akan bensin bertambah pula. Demikian pula seruan akan oil ikut bertambahjuga.
> Barang pengganti (substitut)
Misalnya kopi dan teh, rokok brand yang satu dan brand yang lain, kereta api dan bis malam, bis dan colt itu sanggup saling mengganti. Kalau harga karcis kereta api naik, lebih banyak orang akan naik bis. Kaprikornus bila harga barang yang satu naik,jumlah yang diminta dan barang tersebut akan berkurang, tetapi jumlah yang diminta dan barang substitutnya justru akan bertambah.
> Barang lepas (independent)
Barang independent ialah barang yang tidak ada hubungan atau imbas timbal-balik satu sama lain. Apabila harga barang lain itu naik, mungkin pendapatan real berkurang (= ada income effect) dan hal mi secara tidak Iangsung sanggup besar lengan berkuasa terhadap jumhah barang/jasa yang diminta.
4. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan jaman, Iingkungan sosial juga besar lengan berkuasa terhadap permintaan. Misalnya seruan akan payung pada awalmusim hujan. Terutama mode pakaian sanggup berubah dalam waktu singkat. Kemajuan zaman sanggup menyebabkan bahwa harang yang dulu dipandang sebagai barang glamor (radio, kaset, walk-man, komputer,jam tangan, sepeda motor, TV, dsb.) lama-kelamaan menjadi barang yang biasa.
5. Harapan/pandangan perihal masa yang akan datang dan faktor-faktor psikologis lainnya sanggup menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam
seruan masyarakat. Misalnya desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga akan naik mendorong orang untuk segera membeli banyak (sebelum harga naik) sehingga jumlah yang diminta akan naik pada harga yang sama.
Kaprikornus akhir dan perubahan dalam salah satu atau lehih dan faktortsb. di atas ialah:
suatu kombinasi yang gres antara harga dan jumlah yang mau dibeli; berarti bahwa seluruh seruan berubah. Jika perubahan dalam seruan tsb. di atas digambarkan dalam grafik, kurve seruan semula “bergeser” ke kanan atau ke kin menjadi kurve seruan yang baru.

Pergeseran Kurve Permintaan
Bila seruan bertambah, maka kurve seruan bergeser ke kanan-atas mirip pada gambar dibawah Artinya:
—Para konsumen mau membeli lebih banyak dan suatu harang tertentu pada tingkat harga yang berlaku. Misalnya pada harga Rp 1.000,- jumlah yang diminta bertambah dan 5 menjadi 8 satuan (dan titik A —> E).
—Jumlah barang yang mau dibeli sama, meskipun harga barang telah naik. Misainya harga naik dan Rp 1 .000,- menjadi Rp 2.000,- tetapi jurnlah yang mau dibeli tetap 5 satuan (dan A —> C).
09

Perubahan Dalam Penawaran
ØKurve Penawaran Tertentu selalu digambarkan dengan Anggapan “ Cateris Paribus “ (bahwa semua faktor-faktor lain yang mensugesti jumlah yang diminta dianggap tidak berubah )
ØYang dianggap sama Dalam Hal ini :
1.Jumlah Produsen di Pasar
> Jika jumlah Produksen Bertambah, penawaran total juga akan bertambah , pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang/ jasa yang ditawarkan untuk dijual di pasaran. Atau kalau harga pasar turun lantaran persaingan antara produksen tsb, jumlah yang sama mau dijual juga meskipun pada harga yang lebih rendah.
2.Harga Faktor-Faktor Produksi
>>Bersama dengan Tehnik Produkssi, Harga Faktor-Faktor Produksimerupakan input dalam proses produksi, memilih biaya produksi. Misalnya jikalau harga materi baku turun, maka produksen :
–dapat menjual (menghasilkan) lebih banyak pada tingkat harga yang sama dan /atau.
–dapat menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang lebih rendah, ini berarti penawaran bertambah dan kurve supply bergeser ke kanan kebawah.
10
Sebaliknya jikalau harga bahan-bahan dan input-input lainnya naik, sehingga biaya produksi bertambah, maka :
–Jumlah barang yang sama hanya akan dijual pada harga lebih tinggi
–Pada tingkat harga yang sama jumlah yang ditawarkan lebih sedikit.
Ini berarti penawaran berkurang, dan kurve supply bergeser ke kiri atas. Lihat kurve B
3.Harga Barang-barang Lain :
Jika berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah, mungkin berkurang, tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain (barang pengganti, barang pelengkap atau barang lepas.
4.Harapan atau asumsi para produksen/penjual perihal masa yang akan datang.
a.Jika diperkirakan harga akan naik, apakah para penjual segera akan menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menahan barangnya, menunggu kenaikan harga < dan balasannya harga memang akan naik >
b.Jika diperkirakan harga akan Turun, apakah para penjual tidak akan menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menjual semua barang persediannya selama harga belum merosot < dan balasannya harga memang akan merosot/turun >
ØHarga Pasar
–Jumlah yang mau dibeli di tunjukkan dengan Q d
–Jumlah yang mau dijualdi tunjukkan dengan Q s
–Berbagai kemungkinan harga di tunjukkan dengan P
·Pengertian Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli barang.
·Pengertian Pasar dalam ilmu ekonomi lebih luas lagi yaitu Pasar meliputi keseluruhan seruan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjual belikan ada pasarnya. Contoh : ada pasar ikan, tetapi juga ada pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal dan pasar tenaga kerja.
·Fungsi Pasar adalah : sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual yang memiliki barang dan menginginkan uang, dengan pembeli yang memiliki uang dan menginginkan barang. Penjual dan pembeli tidak bertemu muka , tetapi sanggup juga melalui surat atau telepon.
ØPasar Sempurna adalah apabila semua pihak di pasar tersebut mengetahui seluruhkeadaan pasar yaitu : harga-harga yang berlaku, jumlah-jumlah yang ditawarkan.
ØPasarPersaingan Sempurna terjadi apabila jumlah pembeli lebih banyak dan jumlah penjual juga lebih banyak, yang semuanya mengatakan barang yang sifatnya samaatau homogen. Misalnya barang jenis tertentucontoh ikan lele, lantaran jumlah penjual banyak dimana masing-masing mengatakan sebagian kecil saja dari suplai total, maka tidak ada penjual atau pembeli yang seorang diri mensugesti harga, bila jumlah penjual dan pembeli yang bertemu di pasar banyak dan terdapat koordinasi yang baik diantara mereka, untuk satu macam barang akan terjadi satu harga. Yaitu harga pasar.
ØHarga Keseimbangan
Untuk mengerti bagaimana seruan dan penawaran bahu-membahu memilih harga pasar, sebagai teladan kita pelajari terbentuknya harga gula kelapa. Dalam masyarakat kita gula kelapa banyak pembelinya dan juga banyak produsen/penjualnya(= bentuk pasar persaingan).
Dalam tabel di bawah mi dikumpulkan hasil pengamatan pasar, yaitu berapa kg gula kelapa yang mau dibel i (Q1) dan berapa kg yang mau dij ual (Q) pada banyak sekali harga(di tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, contohnya satu ahad atau satu bulan).


Baik Sobat Sampai disini Belajar Bersama kita hari ini terus semangat dan pantang mengalah sobat 
MERDEKA >>> hahaha



BACA JUGA



Sumber http://bacaan-hari.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)