Rabu, 17 Januari 2018

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Duduk Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi

1. Defenisi oksigenasi
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses badan secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menimbulkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan kematian. Oleh lantaran itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi badan (Mubarak, 2007).
Oksigenasi yaitu penambahan O2 ke dalam sistem ( kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat diharapkan dalam proses metabolisme sel. (Mubarak, 2007).

2. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 menyerupai pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi menyerupai pada obstruksi jalan masuk nafas pecahan atas
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun menimbulkan transpor O2 terganggu.
d. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada menyerupai pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit kronik menyerupai TBC paru.

3. Faktor lingkungan
a. Tempat kerja ( polusi )
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian daerah dari permukaan laut

4. Perubahan Fungsi Pernafasan
a. Hiperventilasi
Hiperventilasi sanggup disebabkan lantaran kecemasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan. Tanda dan tanda-tanda hiperventilasi yaitu tatikardia, nafas pendek, nyeri dada, menurunya konsentrasi, disorientasi.
b. Hipoventilasi
Tanda-tanda dan tanda-tanda pada keadaan hipoventilasi yaitu nyeri kepala, penurunan kesadaran, disoreitasi, ketidakseimbangan elektrolit, kejang.
c. Hipoksia
Hipoksia disebabkan oleh menurunya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi O2 jikalau berada di puncak gunung, menurunya perfusi jaringan menyerupai syok, kerusakan/gangguan ventilasi. Tanda hipoksia yaitu nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sesak nafas dan clubbing (Tarwoto, 2006).

Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi mencakup pengkajian perihal problem pernafasan dulu dan kini ; gaya hidup ;adanya batuk, sputum, nyeri dan adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.
1. Masalah pada pernafasan ( dulu dan sekarang)
2. Riwayat penyakit atau problem pernafasan
a. Nyeri
b. Paparan lingkungan atau geografi
c. Batuk
d. Bunyi nafas mengi
e. Faktor risiko penyakit paru (mis perokok aktif/pasif)
f. Frekuensi abses pernafasan
g. Masalah penyakit masa lalu
h. Penggunaan obat
3. Adanya batuk dan penanganan
4. Kebiasaan merokok
5. Masalah pada fungsi sistem kardiovaskular
6. Faktor risiko yang memperberat problem oksigenasi
a. Riwayat hipertensi, penyakit jantung,.
b. Merokok
c. Usia paruh baya atau lanjut
d. Obesitas
e. Diet tinggi-lemak
f. Peningkatan kolesterol
7. Riwayat penggunaan medikasi
8. Stresor yang dialami
9. Status atau kondisi kesehatan ( Mubarak, 2007 )

b. Pengkajian fisik
Inspeksi
Mengamati dari kepala hingga ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik, contoh pernafasan, dan gerak dinding dada.

Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar di atas dada klien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan punggung klien dengan memintanya menyebutkan “ tujuh-tujuh” secara berulang. Jika klien mengikuti aba-aba tersebut secara tepat, perawat akan mencicipi adanya getaran pada telapak tanggannya Selain itu palpasi dilakukan untuk meraba adanya benjolan di aksila dan jaringan payudara. Palpasi pada ekstermitas menghasilkan data perihal sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna dan pengisian kapiler.

Perkusi
Perkusi dilakukan untuk memilih ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau udara dalam paru. Perkusi sendiri dilakukan dengan menekan jari tengah pemeriksa mendatar di atas dada klien.Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk dengan memakai ujung jari tengah atau jari telunjuk tengah sebelahnya. Normalnya, dada menghasilkan bunyi resonan.Pada penyakit tertentu ( mis; pneumotoraks, emfisema ), adanya udara pada dada atau paru-paru menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum.

Auskultasi yaitu proses mendengarkan bunyi yang dihasilkan dalam tubuh. Auskultasi sanggup dilakukan eksklusif atau dengan memakai stetoskop. Bunyi yang terdengar digambarkan menurut nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya. Untuk mendapat hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada investigasi fisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi nafas vesikuler, bronkial, bronkuvesikuler, ronkhi; juga untuk mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu terjadinya ( Potter&Perry, 2005).

c. Pemeriksaan diagnostik
Beberapa jenis investigasi diagnostik antara lain:

  • Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, investigasi gas darah arteri, oksimetri, investigasi darah lengkap.
  • Tes struktur sistem pernafasan: sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru.
  • Deteksi kecacatan sel dan abses jalan masuk pernafasan: kultur kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis ( Mubarak, 2007)

Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com


EmoticonEmoticon