PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merambahnya budaya absurd ke Indonesia melalui media massa serta media dunia maya sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Proses saling mempengaruhi ialah tanda-tanda yang masuk akal dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan banyak sekali masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi.
Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang lantaran adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh lantaran itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan duduk kasus atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragam dalam banyak sekali hal, menyerupai keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu pujian sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan lantaran mempunyai keanekaragaman yang sangat bervariasi serta mempunyai keunikan tersendiri. Setiap tempat akan mempunyai kebudayaan yang berbeda, perbedaan itulah yang menjadi jati diri bangsa sehingga ketika kebudayaan itu berubah atau hilang maka jati diri yang dimilikinya akan memudar .Seiring berkembangnya zaman, mengakibatkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih menentukan kebudayaan gres yang mungkin dinilai lebih simpel dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang mengakibatkan budaya lokal dilupakan dimasa kini ini, contohnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya absurd ke suatu negara bekerjsama merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya absurd mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi duduk kasus ialah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal ialah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya biar tidak sanggup diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya absurd masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara lantaran suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara lain yang akan kuat terhadap perkembangan di negaranya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud keberadaan ?
1.2.2 Apa yang dimaksud budaya nasional ?
1.2.3 Apa yang dimaksud globalisasi ?
1.2.4 Apa dampak budaya nasional terhadap budaya bangsa?
1.2.5 Kendala-kendala apa sajakah yang dialami dalam berbagi budaya nasional di kurun globalisasi ?
1.2.6 Bagaimana cara meningkatkan keberadaan budaya nasional di kurun globalisasi ?
1.2.7 Bagaimana cara mempertahankan keberadaan budaya nasional ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian eksistensi
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian budaya nasional
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian globalisasi
1.3.4 Untuk mengetahui Macam-macam budaya nasional
1.3.5Untuk mengetahui Kendala-kendala apa sajakah yang dialami dalam berbagi budaya nasional di kurun globalisasi
1.3.6 Untuk mengetahui cara meningkatkan keberadaan budaya nasional di kurun globalisasi
1.3.7 Untuk mengetahui cara mempertahankan keberadaan budaya nasional
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode dan sistematika penulisan
BAB II Pengertian Eksistensi, Pengertian Budaya Nasional, Pengertian Globalisasi, Macam-Macam Budaya Nasional, Kendala-Kendala dalam berbagi Budaya Nasional di Era Globalisasi, Cara Meningkatkan Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi
BAB III Penutup yang terdiri atas simpulan dan saran.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EksistensiEksistensi di artikan sebagai keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud ialah adanya dampak atas ada atau tidak adanya kita. keberadaan ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, lantaran dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini pertanda bahwa keberadaan atau kita diakui. Masalah keperluan akan nilai keberadaan ini sangat penting, lantaran ini merupakan pembuktian akan hasil kerja atau performa di dalam suatu lingkungan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa : “Eksistensi artinya keberadaan, keadaan, adanya” (Idrus, 1996 : 95).
Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa : “Eksistensi ; kebendaan, adanya” (Tim Penyusun, 2005 ; 288).
Berdasarkan klarifikasi tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan keberadaan ialah suatu keberadaan atau keadaan. Mendefinisikan apa bekerjsama yang terkandung dalam keberadaan tersebut memang amat sulit. Kata-kata dan bahasa sesungguhnya tidak sempurna, sehingga tidak sanggup secara persis menyatakan ajaran maupun gagasan. Apalagi kata keberadaan demikian luas cakupannya.
2.2 Pengertian Kebudayaan Nasional
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari kata “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan sanggup diartikan pula hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Kebudayaan yaitu Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya insan yang diterapkan dalam tingkah laris sehari-hari dan sanggup menghasilkan hasil karya yang terdiri dari tiga wujud yaitu wujud fisik, sosial dan budaya. Ada pendapat lain perihal asal kata kebudayaan yaitu bahwa kata itu berasal dari pengembangan beragam kata budi-daya yang berarti “daya dari budi”, kekuatan dari pikiran. Sedang berdasarkan Koentjaraningrat kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya insan yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Bila dilihat dari bahasa inggris kata kebudayaan berasal darikata latin colera yang berarti mengolah atau menngerjakan, yang kemudian berubah menjadi kata culture yang diartikan sebagai daya dan perjuangan insan untuk merubah alam.Banyak banyak sekali definisi dari kebudayaan, namun terlepas dari itu semua kebudayaan pada hekekatnya mempunyai jiwa yang akan terus hidup, lantaran kebudayaan terus mengalir pada diri insan dalam kehidupannya. Kebuyaan akan terus tercipta dari masa kemasa, dari tempat ketempat dan dari orang keorang.
Kebudayaan ialah sebuah warisan dari para pendiri bangsa ini. Perkembangannya tak semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi melalui sebuah proses yang panjang lagi rumit. Berkembang dari dalam diri masyarakat, juga dari bangsa absurd yang dahulu tiba ke nusantara. Dari itu terlahirlah suatu buday abangsa Indonesia yang modern menyerupai yang ada dikala ini. Sebagai generasi muda yang nanti kelak akan menjadi penerus sudah seharusnya kita ikut melestarikan budaya agung yang kita miliki ini. Jangan hingga warisan yang berharga ini hilang. Kita seharusnya berguru perihal kebudayaan bangsa ini, lantaran budaya ini telah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah dikenal dunia internasional lantaran kebudayaan yang dimiliki. Banyak orang-orang absurd yang sedangmempelajari kebudayaan di Indonesia, lantaran keanekaragaman yang ada. Jika dijumlahkan mulai dari Sabangsampai Merauke terdapat beribu–ribu kebudayaan yang berbeda. Mulai dari moral istiadat, kebiasaan, bahasa,rumah adat, pakaian adat,makanan khas, dan masih banyak yang lainnya.
Indonesia ialah negara yang mempunyai beribu kebudayaan, lantaran Indonesia bukanlah negara yang mempunyai hanya satu tempat sehingga kebudayaan bangsa Indonesia ialah kebudayaan lokal. Setiap tempat akan mempunyai kebudayaan yang berbeda, perbedaan itulah yang menjadi jati diri bangsa sehingga ketika kebudayaan itu berubah atau hilang maka jati diri yang dimilikinya akan memudar .
Banyak hal sanggup dilakukan sebagai apresiasi dari rasa cinta pada budaya, khususnya kebudayaan daerah. Berbagai aktifitas dalam upaya pelestarian kebudayaan tempat mulai muncul dari banyak sekali kalangan. Cara untuk melestarikan budaya bermacam - macam baik secara eksklusif maupun secara tidak langsung.
Budaya Indonesia ialah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal absurd yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Pengertian kebudayaan nasional ialah kebudayaan yang dimiliki yang merupakan kekayaan budaya bangsa. Kebudayaan nasional secara gampang dimengerti sebagai kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional berdasarkan TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila ialah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya insan Indonesia untuk berbagi harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk menawarkan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Disebutkan juga pada pasal selanjutnya bahwa kebudayaan nasional juga mencermikan nilai-nilai luhur bangsa. Tampaklah bahwa batasan kebudayaan nasional yang dirumuskan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan nasional yang dilandasi oleh semangat Pancasila.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara ialah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, aturan nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat sanggup dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan mengakibatkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan tempat dan kebudayaan suku bangsa yang bisa mengakibatkan rasa besar hati bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan pembagian terstruktur mengenai dari Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan keberadaan kebudayaan tempat dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat klarifikasi pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan tempat bila batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, Undang-Undang Dasar 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan tempat dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan- kebudayaan usang dan orisinil yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang mempunyai makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi gres atau hasil invensi nasional.
Warisan Budaya diartikan oleh Davidson sebagai Produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa kemudian yang menjadai elemen pokok dalam jatidiri suatu kelompok atau bangsa. Kaprikornus warisan budaya merupakan hasil budaya fisik (tangible), dan nilai budaya (intangible), dari masa lalu. Warisan budaya ialah salah satu penggalan dari Pusaka suatu bangsa, yaitu Pusaka Budaya. Pusaka Budaya ialah hasil cipta, rasa, dan karsa yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri – sendiri, sebagai kesatuan Bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjanag sejarah keberadaannya. Pusaka budaya meliputi pusaka berwujud (tangible), dan pusaka tidak berwujud (intangible).
2.3 Pengertian Globalisasi
Globalisasi secara bahasa berasal dari kata Global dan sasi, Global ialah mendunia, dan Sasi ialah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi berdasarkan bahasa ini di gabungkan menjadi Proses sesuatu yang mendunia.
Adapun pengertian Globalisasi berdasarkan para ahli, antara lain :
Thomas L. Friedman : Globalisasi mempunyai dimensi idiology dan tekhnologi. Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi tekhnologi ialah tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia .
Malcom Waters : Globalisasi ialah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang .
Emanuel Ritcher : Globalisasi ialah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia .
Achmad Suparman : Globalisasi ialah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau sikap sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh wilayah .
Martin Albrown : Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global .
Dari keterangan di atas, sanggup di simpulkan bahwa pengertian Globalisasi secara singkat ialah " Sebuah proses dimana antar individu atau kelompok menghasilkan suatu dampak terhadap dunia "
Tahapan proses terjadinya globalisasi antara lain :
Diri sendiri
Keluarga
Masyarakat, diantaranya RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kota, Kabupaten, Provinsi, Pulau, Negara tersebut, dan Antar negara .
Sehingga populer diseluruh dunia .
Sebab - lantaran terjadinya Globalisasi, diantaranya :
Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan .
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi .
Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih .
Perkembangan HAM .
Adanya informasi - informasi gres .
Alasan Globalisasi tidak bisa di hindari .
Globalisasi tidak bisa di hindari lantaran hidup itu terus berkembang mustahil membisu saja, dan niscaya menghasilkan suatu dampak atau perubahan . Mau tidak mau Globalisasi pun akan terus berkembang mengikuti Zaman tersebut .
2.4 Pengaruh Budaya Nasional Terhadap Budaya Bangsa
Arus globalisasi dikala ini telah mengakibatkan dampak terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata mengakibatkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya harapan untuk melestarikan budaya negeri sendiri . Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, tolong-menolong dan sopan berganti dengan budaya barat, contohnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, belum dewasa remajanya masih banyak yang berminat untuk berguru tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap ahad dan dalam program ritual kehidupan, sampaumur di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan tempat tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya sanggup disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan tempat tersebut, bila dikelola dengan baik selain sanggup menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik sentra maupun daerah, juga sanggup menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan dampak globalisasi ialah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kau sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta menyerupai penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris menyerupai OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion .
Gaya berpakaian sampaumur Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi sampaumur putri di kota-kota besar menggunakan pakaian minim dan ketat yang memamerkan penggalan badan tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia .
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi musim dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki banyak sekali sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
2.5 Kendala-Kendala dalam Mengembangkan Budaya Nasional di Era Globalisasi
Keanekaragaman budaya menjadi suatu pujian sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan lantaran mempunyai keanekaragaman yang sangat bervariasi serta mempunyai keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih menentukan kebudayaan gres yang mungkin dinilai lebih simpel dibandingkan dengan budaya lokal.
Begitu banyak faktor yang mengakibatkan budaya lokal dilupakan dimasa kini ini, contohnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya absurd ialah hal yang masuk akal dikarenakan suatu negara tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya absurd dengan syarat budaya itu sejalan dengan budaya kita ini, salah satu faktor yang juga berperan penting ialah kesadaran dari insan itu sendiri. Karena bila kurangnya kesadaran dalam masyarakat tentu saja bisa menjadi hal yang fatal lantaran kelestarian akan budaya itu usang kelamaan akan hilang tergeser dengan seiringnya waktu. Saat ini begitu banyak juga budaya budaya kita yang telah dilupakan salah satu contohnya ialah alat musik Sasando. Alat musik sasando ini ialah alat musik sederhana yang berasal dari Pulau Rote, biasa dimainkan dengan cara di petik. Namun lantaran dampak dari budaya absurd dikala ini lebih banyak kaum atau generasi muda yang lebih menentukan memainkan gitar ketimbang sasando tersebut.
2.6 Cara Melestarikan Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi
Pelestarian ialah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak sanggup berdiri sendiri. Oleh lantaran itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui perihal budaya itu sendiri. Mempertahankan nilai budaya,salah satunya dengan berbagi seni budaya tersebut disertai dengan keadaaan yang kita alami kini ini. Yang bertujuan untuk menguatkan nilai-nilai budayanya.
Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri biar tidak luntur atau hilang. Contohnya menyerupai tarian,makanan khas,baju daerah,dan sebagainya. Karena budaya yang kita punya sanggup mencerminkan kepribadian bangsa kita yaitu Indonesia. Walaupun Indonesia mempunyai banyak sekali macam suku dan moral tetapi tetap saja itu semua merupakan satu penggalan dari kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Cara Melestarikan Eksistensi Budaya Nasional di Era Globalisasi sanggup dilakukan melalui dua bentuk, diantaranya:
1. Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun eksklusif kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, bila kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk berguru dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan demikian dalam setiap tahunnya selalu sanggup dijaga kelestarian budaya kita ini.
2. Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara menciptakan suatu sentra informasi mengenai kebudayaan yang sanggup difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya ialah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda sanggup mengetahui perihal kebudayaanya sendiri.
Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga sanggup melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita sanggup mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh negara - negara lain.Penyakit masyarakat kita ini ialah mereka terkadang tidak besar hati terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita lebih besar hati terhadap budaya-budaya impor yang bekerjsama tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Budaya tempat banyak hilang dikikis zaman. Oleh lantaran kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya. Akibatnya kita gres bersuara ketika negara lain sukses dan populer dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam.
Selain itu kiprah pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun pemerintah mempunyai kiprah yang cukup strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan tempat ditanah air. Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian kebudayaan nasional.Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung ialah penampilan kebudayaan-kebudayaan tempat disetiap event-event akbar nasional, contohnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang ditampilkan itu ialah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga.Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami dan mengetahui banyak sekali kebudayaan yang kita miliki. Pemerintah juga sanggup lebih memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada banyak sekali cara dalam melestarikan budaya, salah satunya ialah sebagai berikut
a. Meningkatkan kualitas sumber daya insan dalam memajukan budaya lokal
b. Lebih mendorong kita untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan danpelestariannya
c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan, keramah-tamahan dan solidaritasyang tinggi.
d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia biar tidak punah
e. Mengusahakan biar semua orang bisa mengelola keanekaragaman budaya lokal
Kebudayaan lokal Indonesia ialah kebudayaan yang hanya dimiliki oleh bangsa indonesia dan setiapkebudayaan mempunyai ciri khas masing–masing. Bangsa indonesia juga sangat mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya dan beraneka ragam oleh lantaran itu sebagai penerus kita wajib menjaganya lantaran ketahanankebudayaan lokal berada pada generasi mudanya dan jangan hingga kita terbuai apalagi terjerumus pada budaya absurd lantaran tidak semua budaya absurd sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia bahkan disimpulkan tidak sedikit kebudayaan absurd membawa dampak negatif. Sebagai negara kepulauan niscaya sulit untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat.Namun hal itu niscaya bisa terwujud bila kita perduli untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan sehinggakebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi hingga dibajak ataudicuri oleh negara lain lantaran kebudayaan tersebut merupakan identitas suatu bangsa dan negara.
Ada banyak sekali upaya yang sanggup dilakukan untuk melestarikan budaya, diantaranya yaitu:
a. Menumbuhkan kesadaran perihal pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa
b. Ikut melestarikan budaya dengan cara berpartisipasi dalam pelaksanaannya
c. Mempelajarinya dan mensosialisasikan kepada orang lain sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya
d. Mengetahui perihal budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri
e. Mendalami kebudayaan itu.Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu perihal kebudayaan tersebut syukur-syukur hingga ke negara lain.
f. Membiasakan hal-hal atau acara yang sanggup melestarikan budaya menyerupai menggunakan batik atau bahkan berguru menciptakan batik,karena pelestarian bisa terjadi lantaran kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.
g. Membuat suatu wadah khusus untuk pelestarian kebudayaan Indonesia yang menanamkan nilai kebudayaan dari yang terkecil sekalipun.
h. Mengadakan pementasan kebudayaan, sehingga generasi muda lebih semangat untuk memupuk harapan untuk mendalami suatu kebudayaan.
i. Mengajarkan nilai-nilai kebudayaan tidak hanya kepada generasi muda tetapi lebih menekankan penerapan kebudayaan orisinil kepada anak-anak.
2.7 Cara Mempertahankan Budaya Nasional di Era Globalisasi
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari pada cultural atau budaya sanggup dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara dikala ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Dalam pengamatan yang lebih sempit sanggup kita melihat tingkah laris pegawanegeri pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah biar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi menyerupai ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi cuek dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, pegawanegeri pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan duduk kasus pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan.
Dengan demikian, kesenian rakyat semakin usang tidak sanggup mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, lantaran itu, secara tidak eksklusif kesenian rakyat balasannya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai pola dari permasalahan ini sanggup kita lihat, contohnya kesenian orisinil tempat Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan diadaptasi oleh pegawanegeri pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung sanggup membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat dikala ini membutuhkan dana dan tunjangan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula menciptakan keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh lantaran itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium gres menyerupai dikala ini ialah sesuatu yang tak sanggup dielakkan. Kita harus menyesuaikan diri dengannya lantaran banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya obrolan dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan menawarkan informasi perihal keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini. Kontak budaya ini menawarkan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang mempunyai kekuatan etnis dari banyak sekali macam tempat juga tidak sanggup lepas dari dampak kontak budaya ini. Sehingga untuk melaksanakan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diharapkan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis.
Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan hingga hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pelatihan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan forum pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada kurun teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan keberadaan kesenian rakyat sanggup dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, bila dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan efek dari budaya pop.
Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan kiprah pegawanegeri pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
PENUTUP
3.1 SimpulanEksistensi di artikan sebagai keberadaan. dimana keberadaan yang di maksud ialah adanya dampak atas ada atau tidak adanya kita. keberadaan ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, lantaran dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini pertanda bahwa keberadaan atau kita diakui. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari kata “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan sanggup diartikan pula hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Kebudayaan yaitu Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya insan yang diterapkan dalam tingkah laris sehari-hari dan sanggup menghasilkan hasil karya yang terdiri dari tiga wujud yaitu wujud fisik, sosial dan budaya. Globalisasi secara bahasa berasal dari kata Global dan sasi, Global ialah mendunia, dan Sasi ialah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi berdasarkan bahasa ini di gabungkan menjadi Proses sesuatu yang mendunia.
Arus globalisasi dikala ini telah mengakibatkan dampak terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata mengakibatkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Keanekaragaman budaya menjadi suatu pujian sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Keanekaragaman budaya menjadi suatu pujian sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Pelestarian ialah suatu proses atau tehnik yang didasarkan pada kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian tidak sanggup berdiri sendiri. Oleh lantaran itu harus dikembangkan pula. Melestarikan suatu kebudayaan pun dengan cara mendalami atau paling tidak mengetahui perihal budaya itu sendiri. Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi dari pada cultural atau budaya sanggup dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan.
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata mengakibatkan dampak yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah mengakibatkan isu mengenai globalisasi dan pada balasannya mengakibatkan nilai gres perihal kesatuan dunia.
3.2 Saran
Dari hasil pembahasan diatas, sanggup dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu : 1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang sanggup mengakibatkan pergeseran budaya bangsa 2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya tempat masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya 3. Para pelaku perjuangan media massa perlu mengadakan seleksi terhadap banyak sekali berita, hiburan dan informasi yang diberikan biar tidak mengakibatkan pergeseran budaya 4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative. 5. Masyarakat harus berati-hati dalam menggandakan atau mendapatkan kebudayaan baru, sehingga dampak globalisasi di negara kita tidak terlalu kuat pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Elly M. Setiadi,dkk. 2006. Ilmu sosial dan Budaya dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Herimanto dan Winarto. 2010. Ilmu Sosial &Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Koentjoroningrat.1994. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia
Van, Paursen. 1995. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com
EmoticonEmoticon