Jakarta - Galaxy S9+ memulai debutnya pada perhelatan Mobile World Congress yang berlangsung di Barcelona, Spanyol pada final Februari 2018. Selang beberapa pekan, ponsel ini resmi mendarat di Indonesia.
Sebagai ponsel suksesor, pastilah Samsung melaksanakan sejumlah peningkatan, baik dari segi spesifikasi maupun fitur. Tapi apakah semua itu bisa menarik hati di tengah tidak adanya perubahan signifikan pada tampilannya?
Berikut pengalaman lengkap detikINET selama menggunakan ponsel ini selama dua minggu.
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Lilac yang Menggoda
Sekiranya masuk akal bila setiap dirilisnya ponsel versi terbaru konsumen ingin mendapat penyegaran dari segi tampilan. Karena itu ketika mulai muncul bocoran Galaxy S9 maupun S9+, beberapa sedikit kecewa karena ponsel ini terlihat tidak membawa perubahan dari pendahulunya.
Dan memang ketika Galaxy S8+ dan S9+ disejajarkan bab depannya, mungkin akan sedikit sulit membedakan keduanya. Padahal sesungguhnya Samsung telah memangkas ukuran bezel bab atas dan bawah Galaxy S9+.
Barulah ketika dibalik, kita akan tahu ada perbedaan dari kedua ponsel itu. Ya, Galaxy S9+ punya dua kamera dan posisi sidik jari yang berubah.
Dipindahkannya letak fingerprint ini yaitu keputusan yang sangat tepat. Karena dikala menggunakan Galaxy S8+, jari suka salah sentuh. Niatnya mau ke sensor sidik jari, malah mendarat di permukaan kamera.
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Samsung turut menghadirkan varian warna baru, Lilac Purple, di duo Galaxy S9. Entah apa rahasianya, vendor asal Korea Selatan ini berhasil menciptakan warna ungu yang tidak norak dan berkesan premium. Aktris Dian Sastro saja pribadi jatuh cinta melihatnya, apalagi kami. Lilac memang menarik hati mata.
Saat digenggam, Galaxy S9+ tetap nyaman dan kokoh digenggam walau bodinya lebih besar. Tidak terasa licin meskipun berbodi belakang beling dan punya rangka metal.
Performa Kencang
Samsung memodali Galaxy S9+ dengan spek yang mumpuni. Prosesornya menggunakan Exynos 9810 dan RAM 6 GB. Perpaduan ini menciptakan performa ponsel ini kencang di segala sisi.
Setidaknya itu menurut pengalaman menggunakan Galaxy S9+ selama dua minggu. Buka aplikasi terasa cepat, berpindah antar aplikasi pun gegas. Agar makin meyakinkan, detikINET coba melaksanakan benchmark dengan sejumlah aplikasi, berikut ini hasilnya.
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Bicara baterai, kapasitasnya tidak jauh berbeda dengan pendahulunya. Saat penggunaan biasa, kondisi baterai bisa bertahan sampai 11 jam. Lain dongeng jikalau digunakan bermain game, menciptakan video slow motion dan streaming video, dikala siang harus diisi ulang kembali. Tapi untungnya Galaxy S9+ mendukung pengisian cepat.
Bioskop dalam Genggaman
Harus diakui Galaxy S9+ punya layar terbaik untuk dikala ini. Tidak perlulah menggunakan skor A+ yang diberikan DisplayMate yang hasil benchmarknya diakui. Cukup pandangi saja layar Super AMOLED dengan bentangan 6,2 inch dan resolusi 2960 x 1440 pixels.
Tapi hati-hati, ponsel ini mendukung HDR (High Dynamic Range). Saat kau memutar video berformat HDR, mata benar-benar dimanjakan dengan warna yang tajam dan gambar yang sangat detail.
Nah bahayanya ketika lalu menatap layar yang kualitasnya di bawah Galaxy S9+, bakal merasa ada yang kurang. Ibarat sudah terbiasa melihat video di DVD, lalu kembali menonton VCD, tahukan rasanya?
Untuk menikmati konten HDR tidak sulit. YouTube menyediakan banyak video-video yang mendukung format tersebut. Jika ingin lebih puas, kau bisa menikmati film HDR di sejumlah layanan video on demand ibarat Netflix.
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Menikmati hiburan di Galaxy S9+ makin terasa memuaskan berkat dua speaker stereo yang mendukung Dolby Atmos. Seperti diketahui Dolby Atmos merupakan sistem tata bunyi yang banyak diaplikasikan sejumlah bioskop di Tanah Air. Tidak saja menghadirkan efek surround sound, tapi memperlihatkan sensasi hidup. Seolah kita berada di dalamnya.
Jadi dengan perpaduan layar Super AMOLED yang mendukung HDR dan dual speaker stereo yang mendukung Dolby Atmos menghadirkan sensasi bioskop dalam genggaman.
Momen Makin Epic
Mengikuti jejak Galaxy Note 8, Samsung menerapkan kamera ganda di Galaxy S9+ dengan ukuran masing-masing 12 MP. Namun adanya kamera ganda ini rasanya sudah hal biasa, alasannya belakangan begitu banyak vendor yang mengaplikasikan hal tersebut.
Faktor yang menciptakan kamera Galaxy S9+ istimewa yaitu adanya dual optical image stabilization (OIS), dual pixel dan dua aperture yakni f/1.5 dan f/2.4. Fitur terakhir ini merupakan kali pertama diterapkan pada kamera smartphone.
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Saat menggunakan mode Auto, kita memang tidak akan menyadari perpindahan aperture tersebut. Tapi jikalau dilihat, ada perbedaan bukaan diagfragma pada lensa kamera dikala memotret di kondisi low light dan terang. Barulah jikalau mode Pro, kita bisa menentukan aperture secara manual.
Dengan spesifikasi dan fitur yang dimiliki, kamera Galaxy S9+ mumpuni untuk memotret di segala kondisi. Hasil jepretan zoom maksimal pun sangat baik dibanding kompetitornya, begitu pula hasil foto bokehnya. Berikut hasil jepretannya:
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Menggunakan mode Food Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto bokeh menggunakan mode Live Focus. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Sebelum di-zoom Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Ketika di-zoom maksimal Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Hasil kamera depan Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Salah satu fitur menarik yang diberikan Samsung pada ponsel ini yaitu slow motion. Memang ini bukan sesuatu yang gres di kamera smartphone, tapi kemampuan 960 fps dalam resolusi 720p menciptakan perbedaan cukup jauh.
Tapi berbeda dengan mode slow motion di smartphone lain, di Galaxy S9+ tidak bisa diatur rentang waktunya. Ini terkadang menciptakan kita terlewat merekam momen yang tidak terduga.
Selain itu, mode ini kurang mumpuni digunakan di kondisi cahaya yang kurang. Soal ini, Samsung sudah memberitahukan semenjak ponsel ini diperkenalkan.
Terlepas dari itu semua, hasil slow motion Galaxy S9+ patut diacungi jempol. Video begitu dramatis dan epik. Samsung turut memperlihatkan opsi Loop, Reverse dan Swing. Alhasil konten video lebih menarik lagi. Berikut pola slow motion dari Galaxy S9+.
Fitur Anyar
Menjawab Animoji yang dihadirkan Apple pada iPhone X, Samsung meyodorkan AR Emoji. Menggunakannya mudah, hasilnya cukup oke. Menariknya lagi, tidak ibarat Animoji, kita bisa mengirimkan AR Emoji ke banyak sekali aplikasi pesan.
Tapi AR Emoji belum sepenuhnya sempurna. Karena fitur ini belum menampilkan bentuk wajah pengguna sebenarnya. Misalnya wajah pengguna yang lingkaran dengan pipi yang tembem ditampilkan tirus. Lalu dikala merekam video, gerakan ekspresi belum seluwes Animoji.
Foto: Rachmatunnisa/detikINET |
Fitur yang tak kalah menarik yaitu Bixby. Samsung meningkatkan kemampuan ajudan digitalnya itu. Tidak hanya menjalankan perintah berbasis suara, kita sanggup memindai QR Code, lokasi, gambar dan mentranslate secara real time.
Untuk kemampuan terakhir ini sesungguhnya sudah ada di aplikasi Google Translate. Terlepas dari itu, fitur ini sangat mempunyai kegunaan ketika travelling ke negara yang tidak dipahami bahasanya.
Fitur keamanan dengan biometrik lengkap. Di bab belakang ada sensor fingerprint yang sangat cepat dalam memindai sidik jari. Bagian depan, Samsung menggabungkan face recognition dan iris. Proses pemindaian cepat dan berfungsi di kondisi gelap sekalipun.
Opini detikINET
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Meski secara tampilan tidak jauh berbeda dari pendahulunya, sejatinya Galaxy S9+ mengalami banyak peningkatan. Dengan prosesor yang gres dan kapasitas RAM yang lebih tinggi menciptakan performanya kencang.
Kemampuan kameranya pun ditingkatkan secara drastis. Galaxy S9+ sanggup dipercaya untuk mengabadikan momen di waktu siang ataupun malam. Adanya fitur slow motion bisa menciptakan video lebih epik. Kaprikornus masuk akal jikalau DxOMark memberi skor tinggi pada kemampuan kamera ponsel ini.
Galaxy S9+ bisa mendapat nilai final tepat bilamana AR Emojinya lebih luwes dikala merekam video. Selain itu tidak menyertakan aplikasi bawaan yang tidak perlu, contohnya Facebook dan Microsoft Office. Pengguna tidak bisa menghapus kedua aplikasi itu, hanya dimungkinkan men-disablenya.
Kesimpulan akhirnya, jikalau kau mencari perangkat berkinerja cepat, bisa menikmati hiburan secara maksimal dan hobi mengunggah foto di media sosial, rasanya Galaxy S9 Plus bisa menjadi pilihan yang tepat.
EmoticonEmoticon