Sabtu, 05 Mei 2018

Ekologi Pemerintahan

PENDAHULUAN

Sejak dilaksanakannya Konferensi Stockholm, 5-16 Juni 1972 di Swedia telah menyadarkan pemimpin Negara-negara di dunia. Sebelumnya, sekitar tahun 1950-an masalah-masalah lingkungan hidup hanya menerima perhatian dari kalangan ilmuan. Sejak itu banyak sekali himbauan dilontarkan oleh para pakar dari banyak sekali disiplin ilmu wacana adanya ancaman yang mengancam kehidupan, yang disebabkan oleh pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Tetapi nampaknya imbauan tersebut belum menerima perhatian dari banyak sekali kalangan lainnya. Selain membahas lingkungan hidup Dunia setiap tanggal 5 Juni. Pemimpin Negara-negara setuju bahwa persoalan lingkungan hidup merupakan tanggumg jawab semua masyrakat dan Negara. Kualitas lingkungan yang terus menurun telah mulai mengancam kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Para pakar ekologi dan biologi khususnya, serta pemerhati lingkungan hidup, mulai lebih intensif menggeluti dan mendalami banyak sekali persoalan lingkungan hidup yang timbul.
            Di Indonesia, persoalan lingkungan hidup mulai di sikapi pemerintah secara formal dan nyata, sehabis diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1982 (sudah diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 wacana Pengelolaan Lingkungan Hidup). Undang-undang tersebut juga sudah dilengkapi dengan banyak sekali peraturan perundang-undangan lainnya, yang bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
            Dengan demikian, pokok bahasan yang akan disajikan mencakup : hubungan-hubungan Pemerintah dengan Lingkungannya serta permasalahan-permasalahan lingkungan yang terjadi.



Asas Ekologi atau Lingkungan
Ada beberapa asas yang diutarakan pada kesempatan ini. Pengetahuan wacana asas ini dibutuhkan lantaran berkaitang dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alamiah.
Energi yang terdapat dalam suatu organism, populasi, komunitas, atau ekosistem dianggap sebagai energi yang disimpan atau dilepaskan.
Tidak ada sistem pemanfaatan energi yang efisien.
Materi, energi, waktu, dan keanekaragaman semuanya termasuk kelompok sumber daya alam.
Peningkatan ketersediaan sumber daya alam akan mempengaruhi penggunaan energi dan air, kepadatan populasi, produksi, dan lain-lain.
Makhluk hidup yang lebih cepat mengikuti keadaan dengan lingkungannya akan bisa bersaing.

2.      Lingkungan Biologis
            Indonesia mempunyai kekayaan alam dan sumber daya alam hayati yang sangat besar sebagai sebuah anugerah. Salah satu kekayaan alam tersebut yaitu binatang dan flora langka. Hewan flora langka ini hanya sanggup ditemui di Negara kita dan sulit dilihat di Negara lain. Sebagai referensi binatang langka yang dilindungi di Indonesia, yaitu: harimau sumatera, rino bercula dua, merak, anoa, komodo jalak bali. Cendrawasih, dan lain-lain. Adapun beberapa jenis flora langka yang kita miliki yaitu bunga bangkai, kantung semar, kayu cendana dan sebagainya.
            Namun demikian semakin meningkatnya kebutuhan industri kayu banyak hutan tempat binatang dan flora hidup terpaksa ditebang. Akibatnya binatang dan flora kehilangan tempat tinggalnya. Keadaan tersebut semakin bertambah parah dengan adanya aktifitas perburuan. Dengan demikian kehidupan binatang dan flora langka Indonesia semakin terancam punah. Banyak hal dengan ditemukannya jenis-jenis baru, ternyata ratusan bahkan ribuan jenis makhluk hidup terancam punah dan mengalami kepunahan. Makhluk hidup yang terancam punah keberadaanya sudah sangat sedikit serta mempunyai tingkat perkembangbiakan yang lambat.
            Pemerintah Indonesia kemudian mengambil kebijakan untuk melindungi mereka dengan melaksanakan banyak sekali langkah terpadu, sebagai salah satu tindakan konservasi, diantaranya yaitu mendirikan tempat untuk melindungi mereka, yaitu: suaka margasatwa, cagar alam, taman hutan raya dan taman nasional. Namun masih terdapat tindakan penyelundupan hewan-hewan langka yang akan dijual keluar negeri. Kemudian persoalan lingkungan timbul sebagai jawaban dari ulah insan itu sendiri, dari hari ke hari ancaman terhadap kerusakan lingkungan semakin meningkat. Banyaknya pembukaan lahan gres menjadikan banyaknya hutan yang dirusak, lantaran umumnya pembukaan lahan tersebut tidak mengikuti kaidah ekologi, menyerupai referensi kasus pembalakan liar (illegal logging). Rusaknya hutan akan merusak ekosistem yang ada dihutan tersebut dan disekitarnya, serta merusak semua sistem kehidupan disetiap komponen yang ada dibumi.



PEMBAHASAN

Ekologi Pemerintahan
A.  Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata oikos (lingkungan) dan logos (ilmu). Secara tipologi, ekologi dibedakan atas darat, laut, dan udara. Sedangkan secara jenis, ekologi dibagi atas alami dan buatan.
Perbedaan substansif antara ekologi dan lingkungan :
·         Ekologi
Pemikiran insan yang semakin luas dan mendalam wacana bagaimana upaya melestarikan danau, mencegah imbas insektisida terhadap banyak sekali spesies binatang, mencegah masuknya pencemaran terhadap sumber air minum (sumur), mencegah imbas perubahan iklim terhadap habitat, dsb.
·         Lingkungan
Pemikran insan untuk memperbaiki semoga udara dan air yang terkena polusi (tercemar) sanggup dirubah menjadi udara dan air yang segar, higienis dan sehat, untukkepentingannyasendiri.

Perbedaan substantive antara Ekologi dan Lingkungan yaitu :
Persoalan Lingkungan
Persoalan Ekologi
Pemikiran insan untuk memperbaiki semoga udara dan air yang terkena polusi(tercemar) sanggup diubah menjadi udara dan air yang segar,bersih dan sehat untuk kepentingannya sendiri.
Pemikiran insan yang semakin luas dan mendalam wacana bagaimana upaya melestarikan danau, mencegah imbas insektisida terhadap banyak sekali spesies binatang, mencegah masuknya pencemaran terhadap sumber air minum(sumur), mencegah imbas perubahan iklim terhadap produksi dan perubahan habitat.




Beberapa pengertian wacana ekologi berdasarkan beberapa andal :
1.    Edward S. Rogers: Ecology is of the study of relationship between organism and their environment.
2.    Fuad Amsyari: Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari korelasi antara satu organisme dengan yang lainnya dan antara organism – organism tersebut dengan lingkungannya.
3.    Prajodi Atmosudirjo: Ekologi yaitu tata korelasi total (menyeluruh) dan mutual (timbal-balik) antar satu orgaisme dengan lingkungan sekelilingya.
4.    H. Sitanggang: Ekologi ialah ilmu yang mempelajari saling korelasi antara lingkungan dengan faktor- faktornya, saling korelasi antar faktor – faktor lingkungan sendiri dan saling korelasi antar unsur sesuatu faktor dengan selamanya,serta saling korelasi denganlingkungannya.

Pengertian Ekologi Pemerintahan
Ekologi pemerintahan ialah suatu ilmu yang memepelajari adanya proses saling imbas mempengaruhi sebagai jawaban adanya korelasi normatif secara total dan timbale balik antara pemerintah dengan forum lembaga tertinggi/tinggi Negara, maupun antar pemerintah, vertical horizontal, dan dengan masyarakatnya.
Asas – asas dasar ekologi :
1.    Asas interpedensi merupakan ketergantungan antara satu aspek dengan aspek lainnya
2.    Asas perubahan berbunyi bahwa segala sesuatu itu akan mengalami perubahan atau lingkungan dinamis.
3.    Asas evolusi bahwa segala sesuatu perubahan terjadi secara bertahap, tidak ada perubahan yang bersifat meloncat. Ada proses – proses yang mendahuluinya namun tidak nampak.
Pada tahun 1950 – an muncul istilah ekologi administrasi, sedangkan istilah ekologi pemerintahan itu sendiri barulah dikenal pada tahun 1980 – an.
Ekologi pemerintahan merupakan suatu disiplin ilmu / cabang ilmu pemerintahan yang mempelajari adanya suatu proses saling mempengaruhi sebagai jawaban adanya korelasi normative secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan forum – forum Negara, masyarakat, lingkungan fisik dan lingkungan social dimana pemerintahan itu berada, baik secara vertical maupun horizontal.
Ekologi pemerintahan dibagi atas dua lingkungan, yakni lingkungan fisik (tri gatra) dan lingkungan social (panca gatra).
A.   HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN SUMBER DAYA ALAM
Berbagai potensi yang terdapat di dalam lingkungan alam yang sanggup diubah menjadi materi atau energy untuk kepentingan hidup manusia. Melalui proses penyesuaian, banyak sekali potensi menyerupai : air, tenaga gerak udara, tenaga panas bumi, sinar matahari, tinggi rendahnya permukaan daratan sanggup diubahsuaikan dengan kepentingan hidup manusia. Lingkungan yang berbeda telah menimbulkan perbedaan cara-cara pembiasaan insan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya, dan perbedaan ini pula yang menjadikan adanya perbedaan kemampuan antar insan dan antar bangsa. Sumber daya alam antara lain menyerupai kesuburan tanah, keadaan iklim, musim, air dan lain-lain, akan mempengaruhi kehidupan insan disekitarnya. Karena perbedaan tersebut dan perbedaan kemampuan manusia, maka ada Negara yang berkembang sebagai Negara pertanian dan pusat perdagangan.
 B.    HUBUNGAN PEMERINTAH DENGAN PENDUDUK
Manusia sebagai factor lingkungan fisik (factor biologis) harus selalu melaksanakan proses pembiasaan dengan lingkungan sekitarnya. Manusia sebagai factor bilogis berbeda dengan factor biologis lainnya (tumbuhan dan hewan). Tumbuhan dan binatang dalam proses regenerasi, perkembangan, penyebaran dan persaingan hidup diantara sesamanya lebih bersifat individual. Sedangkan insan dalam proses menyerupai itu selalu dalam korelasi yang bersifat kelompok.
Dalam ilmu ekonomi, insan disebut sebagai salah satu factor produksi (Faktor Tenaga Kerja), kemampuan insan dalam kehidupannya berkelompok sebagai satu bangsa (Negara) yaitu yang menetukan sanggup tidaknya suatu bangsa itu memenuhi kebutuhannya. Bila penduduk sanggup digerakkan sebagai factor ekonomi mengolah sumber-sumber dan kekeyaan alam, maka kehidupan mereka akan lebih sejahtera dan akan sanggup bertahan dalam proses persaingan dengan bangsa atau Negara lain.
Bila penduduk tidak sanggup digerakkan sebagai factor ekonomi, maka penduduk tidak menjadi pendorong bagi keseimbangan melainkan menjadi beban yang akan merusak keseimbangan dengan lingkungan. Idealnya jumlah penduduk dihentikan bergerak bebas untuk selalu bertambah, tetapi harus dibatasi oleh keseimbangan daya dukung foktor-faktor lingkungan. Pada beberapa kurun yang kemudian pada waku insan hidup berburu dan berpindah-pindah, jumlah penduduk tidak berkembang dengan cepat, tingkat kelahiran dan maut hampir selalu seimbang. Hal ini berbeda sehabis insan memasuki cara hidup pertanisan dan peternakan dengan hidup bermukim tetap, pertumbuahan penduduk berkembang dengan cepat.
Ketidakseimbangan pertumbuhan penduduk dengan lingkungan akan menimbulkan kemelaratan dan kemiskinan. Oleh lantaran itu perlu dilakukan pengendalian tingkat kelahiran di samping upaya pengembangan faktor-faktor daya yang tersedia. Misalnya di Indonesia pengendalian penduduk menerima prioritas utama dari pemerintah melalui acara keluarga berencana (KB).
Manusia atau makhluk hidup pada umumnya dan lingkungan mempunyai ikatan ekologis, yaitu hubngan timbal balik atau interaksi yang serasi dan stabil dalam bentuk ikatan sumber energi kehidupan yang dalam batas – batas tertentu tidak sanggup dipisahkan satu dengan yang lain, lantaran keduanya merupakan satu kesatuan sistem yang disebut dengan ekosistem.
Bentuk- bentuk Ekosistem
Berakaitan kajian ekologi, terdapat dua bentuk ekosistem, yaitu :
Ekosistem Alamiah (natural ecosystem), yaitu bentuk daripada proses kehidupan yang terdapat menyerupai di hutan – hutan belantara atau di lautan – lautan luas, maupun di tempat – tempat kutub, dimana campur tangan insan belum hingga kesana.
Ekosistem Buatan (artificial ecosystem),yaitu suatu bentuk lingkungan hidup terutama sebagai hasikerja insan terhadap ecosystemnya, sehubungan dengan kemampuan yang luar biasa untuk mengolah materi – materi yang ada di sekitarnya.
 C. LINGKUNGAN PEMERINTAHAN
Dalam Ekologi Pemerintahan, ada dua macam Ekosistem yaitu :
Ekosistem/lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ialah lingkungan alam bersama flora dan binatang yang ada disuatu wilayah Negara, termasuk insan sebagai salah satu faktor yang selalu berproses dengan lingkungannya.
Lingkungan Fisik sanggup digolongkan kedalam 3 kelompok yaitu : kondisi geografis, keadaan penduduk, dan sumber daya alam.
Ekosistem/lingkungan social atau geografis
Lingkungan geografis sanggup memberi imbas terhadap kehidupan fisik dan kehidupan kejiwaan manusia.
 D. PERMASALAHAN LINGKUNGAN
Masalah-masalah Lingkungan Hidup
Dalam suatu lingkungan hidup yang baik, terjalin suatu interaksi yang serasi dan seimbang antar komponen-komponen lingkungan hidup. Stabilitas keseimbangan dan keserasian interaksi antar komponen lingkungan tersebut tergantung pada perjuangan manusia. Karena insan yaitu komponen lingkungan hidup yang paling secara umum dikuasai dalam mempengaruhi lingkungan. Sebaliknya lingkungan pun mempengaruhi manusia. Sehingga terdapat korelasi yang saling pengaruh-mempengaruhi antara insan dan lingkungan hidupnya. Hal demikian, merupakan interaksi antara insan dan lingkungan.
Keserasian dan keseimbangan tersebut diatur dan berjalan proses ekosistem sebagaimana diuraikan terdahulu. Apabila fungsi dalam mata rantai ekosistem tersebut terganggu dan gangguan itu melampaui kemampuan ekosistem untuk memulihkan diri secara alami, maka akan terjadilah persoalan lingkungan hidup.
Sumber Permasalahan Lingkungan
Sesungguhnya sumber yang menimbulkan permasalahan lingkungan, ialah ulah insan yang dalam aktivitasnya tidak mempedulikan keseimbangan dan keserasian lingkungan. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dengan tidak mempertimbangkan bahwa kegiatan yang berlebihan dalam mengeksploitasi guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya, akan melampaui kemampuan lingkungan dalam mendukung perikehidupan. Aktivitas berupa eksploitasi  yang berlebihan, itulah yang menimbulkan terganggunya keseimbangan dan keserasian lingkungan. Tidak jarang terjadi insan yang melaksanakan over eksploitasi itu didorong oleh motivasi untuk mencari laba material.
2.      Masalah lingkungan hidup di Indonesia
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor, limbah industri.
Masalah Lingkungan hidup di Indonesia ketika ini: penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di tempat perkotaan asap dan kabut dari kebakaran hutan; kebakaran hutan permanen/tidak sanggup dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa; perburuan liar, perdagangan dan pembasmian binatang liar yang dilindungi; penghancuran terumbu karang; pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; hujan asam yang merupakan jawaban dari polusi udara.



 E.     PERWUJUDAN MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN
Pencemaran Lingkungan
Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya menyerupai logam-logam berat, dan juga dalam bentuk kepulasan asap.
Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, pencemaran buangan-buangan tambang, pencemaran udara, dan rusaknya lahan-lahan bekas pertambangan.
Kegiatan transportal, berupa kepulasan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan materi bakar terutama minyak bumi dari kapal-kapal tanker dan lain-lain.
Kegiatan pertanian, terutama jawaban dari residu pemakaian zat-zat kimia yang memberantas binatang-binatang/ tumbuh-tumbuhan pengganggu, dan juga pemakaian pupuk anorganis.
Perusakan Lingkungan
Fungsi hutan yang sedemikian kompleks dan amat penting bagi kehidupan akan binasa bila secara fisik hutan mengalami kerusakan, dengan demikian ia tidak sanggup lagi berperan sebagai sarana penunjang terlanjutkannya pembangunan.
Kerusakan pada hutan bersahabat pula kaitannya dengan tingkat populasi banyak sekali satwa, lantaran hutan merupakan habitat banyak sekali jenis satwa, kerusakan pada hutan akan menimbulkan turunnya tingkat populasi banyak sekali jenis satwa tersebut.
 F.     DAMPAK LANJUT PENCEMARAN ATAU PERUSAKAN
Diantaranya, yaitu :
Pemanasan Global
Hujan asam
Lubang Ozon.


Penerapan ekologi secara analogis dalam bidang pemerintahan, yakni sanggup dilihat pada:
1.         Ekosistem
Pada dasarnya yaitu dinamika ekologi mencakup gelombang kehidupan, energy, kelahiran, pertumbuhan, maut perkembangan, kehancuran dalam korelasi yang saling mempengaruhi
2.         Suksesi
Yaitu adanya kehidupan sehabis adanya maut suatu spesies.
3.         Habitat
Adalah suatu ruang atau wilayah dimana terdapat suatu kehidupan flora atau binatang. Dalam habitat ini terjalin suatu korelasi unsure-unsur lingkungan yang rumit.
4.         Perubahan energy
Organisme hidup sanggup bergerak dan berjalan lantaran adanya perubahan energy dari dan ke lingkungan mereka. Energy tersebut sanggup dirubah sesuai dengan kepentigannya.
5.         Saling korelasi antar organisme
Beberapa pola hubungan:
a.   Bersifat netral: imbas suatu organisme yang selalu sama terhadap organisme lainnya.
b.   Bersifat kompetitif: korelasi yang saling memperebutkan untuk keperluan masing-masing kehidupan organisme
c.   Bersifat mutualisme (yang satu memerlukan yang lain)

Dimensi pemerintahan sanggup dikaji berdasarkan salah satu teori dari Aristoteles, yaitu teori organisme. Yang menyatakan bahwa Negara atau pemerintahan itu yaitu kodrat dan merupakan satu organisme yang mempunyai kehidupan tersendiri.
Aristoteles menyatakan bahwa Negara yaitu suatu masyarakat paguyuban yang paling tinggi di atas masyarakat paguyuban yang lainnya. Negara bersifat kodrat dan mempunyai semua sifat organisme yang terdapat pada makhluk hidup.
Aristoteles juga mnyatakan bahwa bernegaralah yang membedakan insan dengan makhluk hidup lainnya.

Penyesuaian dalam dimensi pemerintahan,antara lain:
1.   Dari teori organisme, gerak dan cara bergerak pemerintahan itu merupakan proses upaya pembiasaan dalam beberapa hal,yaitu :
a.     Penyesuaian dalam kedaulatan dengan pencapaian tujuan dalam kehidupan bernegara.
b.    Penyesuaian dengan lingkungannya, baik factor – factor internal maupun eksternal.

2.      Upaya mencari keseimbangan korelasi yang terbaik, antara lain:
a.      Kelompok masyarakat dengan kelompok yang lain
b.      Kelompok dengan individu
c.       Individu dengan individu
d.      Warga dengan SDA yang tersedia
e.      Hubungan warga Negara perseorangan dan secara bersama dengan lingkungan social budaya dan lingkungan alam sekitar.

Ada 5 hal yang akan pengaruhi bekerjanya system dalam ekologi pemerintah:
1.      Kondisi yaitu keadaan penduduk (keadaan ekonomi, social, budaya):
a.   Dalam Indonesia yang sangat heterogen/multiteknik dibutuhkan suatu pemerintahan.
b.    Fenomena sosiologis, banyak dimensi yang bisa menjadi asumsi, pemerintahan desentralistik, lantaran heteroginitas masyarakat kita,integrasinya lemah, ingin memisahkan diri masyarakatnya, rentang kendali pemerintah sangat jauh
2.      Struktur social
a.   Solidaritas mekanis ; yang masih banyak persamaan – persamaan kerja di dalam masyarakat ; pedesaan
b.   Solidaritas organis ; sudah muncul perbedaan – perbedaan masyarakat secara banyak ; perkotaan, masyarakat ; polarisasi pekerjaan sangat banyak


3.      Sistem ekonomi di dalam suatu Negara
a.   System ekonomi pancasila, patrilinearlistrik pertimbangan keluarga, lebih di utamakan = nepotisme
b.   Sisem penyelengaraan ekonomi dalam suatu Negara
·         Daya beli masyarakat
·         Income masyarakat
·         Peredaran uang
·         Potensi sumber daya alam

4.      Ideologi
a.      Fungsi ideology dalam masyarakat :
·         Fungsi integarasi = mempunyai kekuatan untuk menyatukan perbedaan dalam masyarakat, harus bisa dimana,m disadari
·         Fungsi sebagai penataan tujuan bersama
·                     Fungsi sebagai patron nilai yang mengatur kehidupan social masyarakat

5.      Sistem politik


PENUTUP

            Manusia sebagai makhluk hidup tidak pernah lepas atau bergantung pada makhluk hidup lainnya, yaitu insan dan lingkungan alamnya. Baik buruknya tata lingkungan akan besar lengan berkuasa pada kegiatan insan itu sendiri. Eksistensi lingkungan dijaga sebaik mungkin secara berkelanjutan, sehingga tidak rusak oleh aktifitas insan dengan lingkungan hidupnya. Penurunan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh penebangan liar/ pengundulan hutan, polusi, pencemaran sungai oleh limbah pabrik, pemanasan global, dan lain sebagainya menjadi faktor yang menimbulkan peningkatan petaka yang menjadi tantangan bagi masyarakat dan pemerintah yang harus dihadapi secara bersama-sama.
            Dengan demikian hal ini telah menjadi kiprah dan tanggung jawab bersama bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan secara khusus menjadi beban yang dipikul oleh pembelajar Ilmu Pemerintahan semoga kedepan segala kepedulian dan kemampuan akan membawa bangsa Indonesia menuju kearah yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup
giletules.blogspot.com/search?q=ekologi-pemerintahan
http://www.ziddu.com/d0wnl0ad/15476855/tugassfinallekopem.docx.html
http://geologi09.wordpress.com/2011/06/25/ekologi-pemerintahan/
Sumber http://makalahtugasmu.blogspot.com


EmoticonEmoticon