Pada post ini dan post-post berikutnya, saya akan menceritakan hari-hari bersejarah dan paling menyenangkan dalam hidupku – IChO 2018!
Day -1: 17 Juli 2018
Pagi itu, kami bangkit sekitar jam 8 pagi. Padahal, malam sebelumnya, Pak Dedi menyuruh kami bersiap untuk berangkat jam 9 pagi :v Mentor kami, Ibu Deana dan Ibu Djulia dari Prodi Kimia ITB, tiba ke wisma BPP Kartini ketika kami belum siap. Makan belum, mandi apalagi, rambut masih pada berserakan :v
Setelah bersiap2, kami berangkat menuju ke Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) bersama mentor dan Pak Dedi. Perjalanan kira-kira sekitar 6 jam alasannya jalan macet dan kami sempat berhenti di rest area untuk menjalankan ibadah salat. Seragam kami berempat adalah: sandal jepit khas Indonesia :v
Setibanya di bandara, kami bertemu dengan Pak Riwandi Sihombing dari Prodi Kimia UI beserta istri dan anaknya. Pak Riwandi bergotong-royong ialah Head Mentor kami, akan tetapi tidak jadi berangkat alasannya duduk kasus kesehatan yang sedang ia alami. Kami bertemu juga dengan Bu Kusri dari Kementerian yang akan ikut bersama kami sebagai observer. Orang lain yang kami temui di bandara ialah orang bau tanah kami masing-masing dan guru sekolah yang mengantar dan mendoakan kami. Bukan kami sih sebenarnya, tapi teman-temanku, Abid, Syaiful, dan Rizki. Aku tak ada yang mengantar dan menjemput :”)
Sembari menunggu saatnya check-in dan boarding, kami menunggu di sebuah cafe di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Setelah itu, kami check-in, masuk ke ruang tunggu, dan sembari menunggu kami menukarkan uang rupiah ke euro. Kami menunggu sembari menjadi fakir listrik di terminal bandara :v
Tidak Perlu Dilihat
Kemudian, kami naik ke pesawat KLM Royal Dutch Airlines, transit di Kuala Lumpur, Malaysia, kemudian melanjutkan perjalanan ke Amsterdam selama 14 jam. Aku duduk di seat paling ujung (K), di sebelahku ada Bu Deana (J), dan Bu Djulia (H), sedangkan Rizki, Syaiful, Bu Kusri, dan Abid ada di seat D, E, F, dan G. Pesawat kami Boeing 777-300ER dengan seat layout 3-4-3.
Makanan di pesawat menurutku enak. Kata temanku, Pie Alooghobi nggak enak, tapi saya suka. Tapi tampaknya alasannya makanan, malamnya saya sakit perut, :”) Susahnya adalah, ketika itu benar-benar sudah malam. Aku duduk di ujung, sebelahku Ibu Deana dan Ibu Djulia, mereka sedang tidur, sedangkan saya butuh ke toilet. Kan nggak lezat tuh mbangunin mereka :”) Kaprikornus ya saya tahan sembari menunggu mereka bangun. Setelah beberapa saat, kesudahannya ada kesempatan, Puji Tuhan :”v
Day -1 berakhir di penerbangan!
Next: 50th IChO 2018 – Day 0
EmoticonEmoticon