Rabu, 20 Juni 2018

Skripsi Taktik Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Budaya Perusahaan Di Kalangan Karyawan (Di Hotel X Kota X)

(Kode ILMU-KOM-0017) : Skripsi Strategi Komunikasi Dalam Mensosialisasikan Budaya Perusahaan Di Kalangan Karyawan (Di Hotel X Kota X)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bisnis perhotelan di X mempunyai keunikan tersendiri. Pada ketika pelaku bisnis serupa dikota-kota lain Indonesia mengeluh lantaran tingkat hunian turun, X justru sebaliknya. Pada tahun XXXX, tingkat hunian atau okupansi hotel berbintang di X rata-rata bisa mencapai 75 % bahkan lebih. Bahkan pada ketika peak season (musim ramai tamu) selalu fully booked (giletules.blogspot.com/search?q= menyatakan bahwa Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi sanggup diandaikan sekumpulan tombak Sumber Daya Manusia yang kompeten arahnya tidak teratur. Tugas budaya perusahaan yaitu mengikat mereka dalam satu arah, sehingga mempunyai daya ‘ dobrak ‘ yang tinggi dalam persaingan.
Bob Widyahartono, Pengamat Ekonomi dan Dosen FE Usakti melalui artikelnya wacana Filosofi Melandasi Budaya Perusahaan yang Operasional dalam http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm menyatakan bahwa setiap organisasi terdiri atas aneka macam ragam insan dengan sifat dan sikap masing masing. Sekalipun demikian setiap organisasi mempunyai kesadaran diri atau tata nilai yang mendasari gerak operasinya. Dengan adanya kesadaran itu maka suatu filosofi sanggup merupakan sarana yang paling mempunyai kegunaan untuk mempersatukan aktivitas para karyawan melalui suatu pengertian bersama akan target dan tata nilai (goals and values).
Lebih lanjut Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm) memperlihatkan pendapatnya bahwa peranan administrasi puncak yang mengalir melalui menengah yaitu membekali segenap karyawan secara kontinu nilai nilai konseptual yang "menjelaskan tujuan hidup (purpose of life). Manajemen puncak tidak hanya membekali nilai nilai tersebut, tapi juga dasar pendapat nilai (value premise for decision making) dan bukannya dasar pendapat factual.
Agar sanggup mempertahankan posisinya sebagai hotel berbintang lima di X dan memenangkan taktik bisnis di tahun XXXX, pada bulan Oktober tahun XXXX, Manajemen Hotel X menelaah kembali tujuan perusahaan yang diawali dengan suatu rangkaian tata nilai dan keyakinan mendasar yang secara internal terpadu dan terkait dengan lingkungan eksternal. Dengan rujukan berpikir yang filosofis itu, administrasi Hotel X memutuskan Misi dan Visi Perusahaan yaitu : Misi Perusahaan, We Care More For Our Customer, Staff, Shareholder/owner, Community dan Visi Perusahaan, Being Market Leader and Trend Setter. Hal tersebut bertujuan untuk membangun budaya perusahaan yang kredibel dan operasional melalui lima komponen Corporate Culture yaitu INTEGRITY, PROFESSIONAL, TEAM WORK, INNOVATIVE, HELPFUL & FRIENDLY .
Melalui penetapan Corporate Culture, Hotel X semakin menyadari pentingnya tugas budaya perusahaan bagi perusahaan. Lebih lanjut AB Susanto menyatakan bahwa dahulu budaya perusahaan hanya dipandang sebagai salah satu alasan kenapa perusahaan mencapai sukses. Tetapi pandangan wacana budaya perusahaan kini menjadi salah satu tema sentral dalam pengembangan perusahaan. Budaya perusahaan bukan hanya dipandang sebagai warisan masa kemudian belaka, tetapi juga harus direkayasa dan ditempatkan sebagai strategic tools untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai andalan daya saing. Hampir semua aspek pengembangan perusahaan selalu terkait dengan budaya perusahaan (http://www.glorianet.org/absusanto/absucorp.html).
Budaya melaksanakan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya yaitu dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi, kemampuan untuk merealisir, terhadap misi dan strategi, tujuan, cara, ukuran dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman dan kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau consensus internal, kekuasaan dan aturannya, kekerabatan anggota organisasi (karyawan), serta imbalan dan sangsi (Schein, 1991 : 52-66)
Charles Hampden dan Turner dalam bukunya Corporate Culture (Yudipiatkus Ltd. London, 1994), menampilkan beberapa karakteristik dalam budaya organisasi (http://www.csps-ugm.or.id/artikel/polbibit.htm) : • Individu membentuk budaya organisasi, dimana seseorang sanggup melaksanakan gagasan-gagasan , perasaan dan info yang konsisten dengan keyakinannya.
• Budaya organisasi sanggup menjalin keunggulan yang didapatkan (rewarding excellence), dimana budaya organisasi sanggup mewujudkan kebutuhan dan organisasi anggota-anggotanya.
• Budaya organisasi merupakan kerangka peneasan (a set of affirmations), tidak ada organisasi yang mulai dari ketiadaan , anggota organisasi memerlukan diilhami dengan keyakinan dan penegasan wacana sesuatu.
• Penegasan budaya organisasi cenderung mengisi dirinya sendiri sebelum mewujudkan nilai-nilai dasar penyehatan kepada pelanggan.
• Budaya organisasi harus sanggup dipahami dan merupakan kesamaan titik pandang dari segenap organisasi
• Budaya organisasi menyiapkan anggotanya dengan kontinuitas
• Budaya organisasi merupakan reciprocal value
• Budaya organisasi merupakan sebuah cybernetic system, dimana budaya organisasi secara tidak eksklusif sanggup mengarahkan dirinya sendiri dan secara gigih mempertahankan arah yang dimilikinya walaupun banyak hambatan dan gangguan
• Budaya yaitu rujukan yang tidak mempunyai sesuatu atau obyek khusus, tetapi melintasi seluruh waktu dan seluruh organisasi
• Budaya yaitu sesuatu wacana komunikasi, yang sanggup dijadikan alat untuk tukar menukar info dan pengalaman
• Budaya merupakan keterpaduan nilai-nilai yang dimili anggotanya dan lingkungan organisasi
• Hanya budaya sanggup berguru dan organisasi harus berguru terhadap setiap perkembangan yang dihadapi organisasi.
Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71artikel_filosofi.htm) memperlihatkan pengertian bahwa budaya organisasi merupakan suatu rujukan dan perkiraan asumsi dasar yang ditemukan, digali dan dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu. Maksudnya yaitu biar organisasi berguru dan terus melaksanakan pembelajaran menanggulangi duduk masalah perkara tanggapan pembiasaan dengan luar dan integarsi internal.
Dengan pemahaman tersebut, lebih lanjut Bob Widyahartono (http://www.ama-sby.com/71-artikel_filosofi.htm) menambahkan bahwa budaya organisasi mempunyai peranan sebagai sarana untuk memilih arah organisasi, mengarahkan apa yang patut dan tidak patut dikerjakan , bagaimana mengalokasi sumber daya organisasional . Hal tersebut tercermin dalam nilai nilai mendasar organisasi ibarat : 1. kepekaan terhadap kebutuhan pelanggan dan tenaga kerjanya , 2. kebebasan karyawan untuk memperlihatkan ide-ide gres dengan mendasari dengan jawaban atas "mengapa"nya ide gres itu, 3. keberanian untuk mendapatkan risiko yang mungkin saja terjadi, dan 4. keterbukaan untuk melaksanakan interaksi komunikasi dialogis secarabebas dan bertanggung jawab.
Dengan adanya perbedaan nilai nilai mendasar tersebut sanggup menghipnotis perbedaan kompetensi antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu budaya organisasi sanggup memperlihatkan kesadaran beridentitas para anggota untuk menyerap visi, misi dan menjadi serpihan integral dari organisasi.
Hotel X melalui penetapan Misi Perusahaan : We Care More For Our Customer, Staff, Shareholder/owner, Community dan Visi Perusahaan : Being Market Leader and Trend Setter mempunyai nilai-nilai budaya yang sanggup menunjang misi dan visi tersebut. Oleh lantaran itu perlu dilakukan upaya sosialisasi yang baik.
Susanto (1997 : 13-14) menyatakan bahwa keberhasilan proses sosialisasi (usaha organisasi membantu menyesuaikan dengan budaya yang ada), tergantung pada dua hal utama, yaitu : (1) Derajat keberhasilan mendapatkan kesesuaian dari nilai-nilai yang dimiliki oleh karyawan gres terhadap organisasi., (2) Metode sosialisasi yang dipilih oleh administrasi puncak didalam implementasinya.
Lebih lanjut Susanto (1997 : 14) menambahkan bahwa organisasi yang dibantu oleh administrasi puncak harus bisa melaksanakan sosialisasi terhadap sumber daya insan biar hasil dari proses sosialisasi tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas, komitmen dan perputaran (turn over) dari sumber daya insan yang ada, sehingga pada alhasil sehabis proses implementasi butir-budaya tersebut sanggup dijalankan dengan baik, Budaya Perusahaan tersebut akan mendukung dan mendorong sumber daya insan untuk mencapai target yang diinginkan oleh organisasi.
Perusahaan yang mempunyai budaya yang tertanam kuat akan mempunyai karyawan bermotivasi dan berkomitmen tinggi, antara lain : rela berkorban demi kemajuan perusahaan, bersedia memperlihatkan perhatian yang besar pada perkembangan perusahaan dan mempunyai tekad yang kuat untuk menjaga eksistensi perusahaan (http://www.angelfire.com/id/akademika/rkstylemcs97.html) .Oleh lantaran itu taktik komunikasi yang dilaksanakan oleh administrasi Hotel X didalam penerapan dan sosialisasi budaya perusahaan harus diubahsuaikan dengan kekuatan internal dan eksternal perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah
Menyusul adanya rencana sejumlah pendirian hotel gres di ibu kota Jateng, hal tersebut menyebabkan semakin meningkatnya persaingan dalam bisnis perhotelan. Untuk bisa memenangi kompetisi bisnis ini dibutuhkan terobosan dan taktik yang berbeda biar bisa menarik tamu . Pengaruh yang dirasakan oleh Hotel X terutama pada pengorganisasian rencana atau taktik perusahaan untuk menghadapi perubahaan tersebut, diantaranya memutuskan budaya perusahaan sebagai prioritas dan modal utama perusahaan.
Budaya perusahaan besar lengan berkuasa terhadap kelangsungan perusahaan. Budaya yang kuat dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan mendorong pada peningkatan objective perusahaan. Budaya perusahaan sebagai dasar bagi aneka macam hal dan berperan sebagai pedoman dalam bersikap, berperilaku mulai dari administrasi hingga karyawan ditingkat rendah dengan tujuan peningkatan produktivitas karyawan.
Sebuah organisasi yang berlandaskan filosofi yang mantap, budaya organisasi mempunyai sejumlah tugas strategis, yaitu menjadi “perekat” antar para yang terkait (stake holders) yang mempunyai tujuan dan kepentingan kepentingan yang berbeda-beda. Sebagai sarana, ia membentuk “sense of belonging” (rasa ikut memiliki) dan “kebanggaan sebagai serpihan dari organisasi” para pelaku organisasi. Sejalan dengan ekspektasi para yang terkait (stakeholders), budaya organisasi menggerakkan para karyawan untuk senantiasa segar dengan ide-ide barunya demi kepuasan pelanggan. Dengan menjiwai budaya para karyawan senantiasa membangun kemampuan menanamkan iklim organisasi yang serasi dengan komunikasi yang senantiasa mencari perbaikan bersama.
Didalam sosialisasi terjadi proses komunikasi yang sanggup menghasilkan hambatan atau permasalahan sehingga membutuhkan perhatian secara lebih biar menghasilkan kinerja yang optimal. Proses sosialisasi sebagai bentuk taktik komunikasi berkaitan akrab dengan konsep care management yang mengutamakan kepedulian perusahaan, termasuk dari administrasi level atas, terhadap aneka macam hal, permasalahan maupun kesejahteraan dari anggotanya dengan tetap berpedoman pada budaya perusahaan yang sudah ditetapkan.
Dipilihnya Hotel X disebabkan perusahaan tersebut sebagai pemain usang dalam bisnis perhotelan di kota X berusaha melaksanakan perubahan yang dibutuhkan untuk memposisikan diri biar lebih baik dalam menyikapi dan menjawab tantangan-tantangan bisnis baru, lingkungan perjuangan yang berubah secara cepat maupun keinginan-keinginan gres yang muncul dari dalam perusahaan. Perubahan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan terhadap rujukan pikir, rujukan pandang dan rujukan tindak perusahaan, taktik bisnis, budaya perusahaan maupun sikap dan kemampuan organisasi.
Permasalahan terkait dengan cara mengkomunikasikan budaya perusahaan menarik untuk diteliti, dilihat dari segi nilai budaya yang berlangsung dalam perusahaan, pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan dan proses sosialisasi yang terjadi didalamnya. Kiranya cukup relevan apabila penelitian ini ingin pula mengungkap permasalahan wacana bagaimanakah taktik komunikasi yang diterapkan dalam perjuangan mensosialisasikan budaya perusahaan dikalangan karyawan dan mengapa taktik tersebut digunakan.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taktik komunikasi yang dipakai dalam mensosialisasikan budaya perusahaan dikalangan karyawan serta alur proses sosialisasi budaya perusahaan di Hotel X, selanjutnya diharapkan budaya perusahaaan dalam implementasinya berfungsi sebagai alat ukur dari aktivitas organisasi dan setiap anggota organisasi dalam hal ini karyawan sanggup memperlihatkan bantuan terhadap eksistensi budaya perusahaan yang ada dengan memahami budaya perusahaan yang telah dibakukan dalam beberapa karakteristik didalamnya sebagai wujud faktual perusahaan yang sanggup dirasakan keberadaanya oleh seluruh karyawan sehingga pada penerapannya akan mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan.
Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon