Jumat, 22 Juni 2018

Var, Teknologi Sederhana Yang Guncang Piala Dunia

Penerapan Sistem VAR. Foto: Sergei Karpukhin/ReutersPenerapan Sistem VAR. Foto: Sergei Karpukhin/Reuters

Jakarta - Video asisstant referee (VAR) merupakan sebuah sistem yang diterapkan pada olahraga sepak bola untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan. Ajang Piala Dunia 2018 di Rusia pun turut mengimplementasikan teknologi tersebut, sekaligus jadi momen perdana bagi VAR untuk diterapkan pada gelaran empat tahunan itu.

Walaupun Piala Dunia 2018 dilangsungkan di 11 kota berbeda di Rusia, sistem VAR tidak berada di masing-masing stadion yang menghelat pertandingan Piala Dunia 2018. Tim VAR hanya mempunyai sebuah hub di Moskow, sehingga seluruh operasional dari teknologi tersebut berpusat pada satu kawasan itu saja.

Secara keseluruhan, tim VAR di Piala Dunia 2018 beranggotakan 13 orang pembantu wasit. Dari belasan orang tersebut, dipilih seorang petugas yang menjadi pengambil keputusan utama dan tiga orang ajudan sebagai pembantunya untuk tiap-tiap pertandingan.

Seiap empat orang yang ditugaskan di masing-masing pertandingan akan dibekali kanal terhadap seluruh 33 kamera di dalam stadion. Dari puluhan kamera tersebut, 12 di antaranya mempunyai kemampuan untuk menayangkan reka ulang secara slow motion.

Kamera yang menjalankan tayangan pada kecepatan normal biasanya dipakai untuk melihat intensitas kontak antar pemain dan menimbang apakah seorang pemain melaksanakan pelanggalan handball secara sengaja atau tidak. Sedangkan tayangan slow motion disarankan hanya untuk melihat organ badan mana yang terlibat kontak antar pemain dan kejadian handball.

Selain itu, mereka juga mempunyai dua kamera pemanis yang berkhasiat untuk melacak kejadian berpotensi offside. Sepasang kamera tersebut ditanamkan sistem komputer yang bisa memproyeksikan garis di lapangan sehingga membantu petugas dalam menunjukkan keputusan apakah pemain sudah melewati batas offside atau belum.

Nantinya, akan diberlakukan penambahan kamera ultra slow motion yang akan dipasang di belakang masing-masing gawang. Kebijakan ini akan mulai dijalankan pada fase gugur, sebagaimana detikINET kutip dari CNN, Jumat (22/6/2018).


Selain diberikan kanal kamera di dalam seluruh 12 stadion yang menggelar pertandingan di Piala Dunia 2018, tim VAR juga dibekali dengan jalur komunikasi untuk melaksanakan kontak dengan wasit. Untuk menghubungkan keduanya, disediakan jalur komunikasi melalui sistem radio berbasis fiber.

Komunikasi tersebut sanggup dilakukan secara dua arah. Tim VAR bisa menunjukkan informasi kepada wasit kalau mereka melihat keganjilan lewat tayangan pertandingan di hub. Sang pengadil pun bisa meminta tim VAR untuk melaksanakan pengamatan terhadap rekaman yang spesifik pada satu kejadian.

Wasit pun bisa meminta persetujuan tim VAR untuk melihat eksklusif reka ulang dari sebuah kejadian. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya referee review area, sebuah akomodasi berupa monitor yang terletak di pinggir lapangan bersahabat bench.

Pengamatan tersebut akan membantu wasit dalam mengambil keputusan terkait empat kejadian di lapangan. Kejadian-kejadian tersebut mencakup gol, penalti, pinjaman kartu merah langsung, serta memastikan pemain yang dijatuhi eksekusi sudah benar.

Yang menciptakan teknologi VAR bisa dikatakan sederhana yaitu sistem ini tidak melibatkan peralatan teknologi yang berlebihan. VAR sanggup dijalankan dengan hanya memanfaatkan kamera dan monitor yang sebelumnya sudah dimiliki stadion bersangkutan. Selain itu, wasit pun hanya dibekali earphone untuk berkomunikasi dengan tim VAR.

Meski begitu, perencanaannya tidak sesederhana perlengkapan yang diharapkan VAR. International Football Association Board (IFAB), organisasi yang merancang Laws of the Game, hukum dalam sepak bola, sudah menggodok sistem VAR semenjak awal 2016. Aturan VAR pun gres ditulis dalam Laws of the Game pada tahun ini.

Saksikan juga video 'Yang Harus Kamu Tahu soal Teknologi VAR di Piala Dunia 2018':

[Gambas:Video 20detik]




Sumber detik.com


EmoticonEmoticon