1. Pahami siklus chargingnya
Umumnya tiap baterai isi ulang mempunyai siklus charge tersendiri. Siklus ini merupakan umur dari baterai yang menerangkan seberapa banyak baterai tersebut bisa diisi ulang sebelum balasannya dinyatakan harus diganti.
Apple misalnya mengklaim bahwa baterai iPhone mempunyai siklus charging sebanyak 500 kali. Jika sebuah iPhone sudah dicharge sebanyak 500 kali, disebutkan kekuatan baterainya akan menurun hingga 20 persen.
Siklus ini sendiri tidak bisa diakali dengan cara-cara tertentu. Jadi, kalau Anda charge baterai dari 0 persen ke 10 persen pun akan dianggap menghabiskan satu siklus.
2. Charge dikala kosong atau tersisa sebagian
Beberapa orang menyatakan bahwa jangan biarkan daya dalam baterai Li-ion habis penuh alasannya akan menurunkan kekuatannya ketika dicharge. Padahal, faktanya Li-ion tidak mempunyai memory defect sehingga kondusif saja dicharge dengan keadaan kosong ataupun terisi sebagian.
3. Gunakan charger yang tepat
Dengan micro USB segala perangkat berilmu yang Anda miliki memang bisa dicharge dengan memakai charger apapun. Namun, harap perhatikan juga kualitas charger yang Anda miliki itu.
Pasalnya, charger yang baik bisa mengubah pedoman listrik AC ke DC sehingga tidak merusak komponen perangkat. Patut diingat, banyak kasus di mana ponsel terbakar dan penggunanya tersetrum akhir memakai charger abal-abal.
Pasalnya, charger yang baik bisa mengubah pedoman listrik AC ke DC sehingga tidak merusak komponen perangkat. Patut diingat, banyak kasus di mana ponsel terbakar dan penggunanya tersetrum akhir memakai charger abal-abal.
4. Awasi temperatur
Temperatur merupakan dilema paling serius yang harus diwaspadai oleh pengguna baterai Li-ion. Pasalnya, temperatur juga bisa menurunkan kinerja baterai sehingga cepat habis.
Li-ion bisa kekal dan bekerja maksimal di suhu ruangan (antara 20-30 derajat Celcius). Selain itu, bersama-sama baterai juga masih bisa mentolelir suhu terdingin 5 derajat hingga terpanas 45 derajat Celcius.
Lebih dari itu harap dihindari. Baterai Li-ion bisa rusak secara fisik kalau terekspos suhu di atas 45 derajat Celcius atau di bawah 5 derajat Celcius.
Li-ion bisa kekal dan bekerja maksimal di suhu ruangan (antara 20-30 derajat Celcius). Selain itu, bersama-sama baterai juga masih bisa mentolelir suhu terdingin 5 derajat hingga terpanas 45 derajat Celcius.
Lebih dari itu harap dihindari. Baterai Li-ion bisa rusak secara fisik kalau terekspos suhu di atas 45 derajat Celcius atau di bawah 5 derajat Celcius.
5. Jangan disakiti
Baterai juga bisa rusak kalau diperlakukan tidak benar. Jangan terlalu sering dijatuhkan alasannya akan menciptakan cairan kimianya keluar dan merusak komponen gadget.
Baterai harusnya dicharge hingga 50 persen saja sebelum disimpan untuk jangka waktu lama. Membiarkannya kosong akan membuka kemungkinan baterai ini tak bisa dicharge lagi dalam masa mendatang. Mengisinya hingga penuh juga bisa memperpendek umur baterainya alasannya daya tidak dipakai dalam waktu lama.
Sumber : www.merdeka.com
6. Simpan dengan cara yang benar
Banyak dari kita juga mempunyai baterai cadangan sebagai antisipasi kalau baterai utama gadget harus diganti. Coba perhatikan dulu bagaimana cara penyimpanannya yang benar.Baterai harusnya dicharge hingga 50 persen saja sebelum disimpan untuk jangka waktu lama. Membiarkannya kosong akan membuka kemungkinan baterai ini tak bisa dicharge lagi dalam masa mendatang. Mengisinya hingga penuh juga bisa memperpendek umur baterainya alasannya daya tidak dipakai dalam waktu lama.
Sumber : www.merdeka.com
EmoticonEmoticon