Jakarta - Penerus P10 ini menjadi salah satu smartphone yang paling mencuri perhatian di tahun 2018 ini. Ponsel ini hadir dengan tiga kamera di belahan belakang.
Hal tersebut tak dipungkiri menjadi sebuah penemuan yang menarik. Sebab kebanyakan vendor smartphone masih berkutat dengan dua kamera di belahan belakang. Huawei pun tidak sendirian dalam membuat smartphone dengan kamera terbaik versi DxOMark itu. Vendor smartphone asal China ini menggandeng Leica yang sudah menjadi mitranya semenjak ponsel P9 yang dirilis dua tahun lalu.
Sejak menggandeng Leica sebagai mitra, seri P Huawei ini menjadi ponsel dengan kamera yang patut diperhitungkan. Lantas bagaimana pengalaman memakai P20 Pro? Apakah ponsel ini benar-benar mempunyai kualitas yang mumpuni baik dari segi kamera dan performa? Berikut ulasan detikINET!
Foto: Amanda Rachmadita |
P20 Pro sendiri merupakan varian paling tinggi di seri P20. Seperti ponsel flagship pada umumnya, varian tertinggi biasanya hadir dengan ukuran bodi lebih besar dan fitur yang lebih kaya, dan ini juga berlaku untuk P20 Pro.
Mengacu dari informasi spesifikasi, P20 Pro mempunyai layar dengan ukuran 6,1 inch dengan aspek rasio yang kekinian, yakni 18:9. Penggunaan aspek rasio 18:9 ini memang bukan yang pertama kali dihadirkan oleh Huawei.
Aspek rasio ini sebelumnya sudah pernah dibenamkan di Mate 10 Pro. Dengan mengusung dimensi bodi 155 mm x 73,9 mm x 7,8 mm, P20 Pro mempunyai rasio bodi ke layar sekitar 82%. Dimensi ini sendiri turut mengakibatkan ponsel punya bodi yang sedikit memanjang. Meski punya bodi yang bongsor, pengalaman menggenggam dengan satu tangan cukup nyaman dilakoni.
Bila dilihat dari depan, memang P20 Pro ini tidak punya keistimewaan atau ciri khas. Namun, ketika beralih ke belahan belakang, mungkin orang akan betanya-tanya, smartphone apakah ini? Ya, rasa ingin tau ini memang masuk akal muncul mengingat ada tiga kamera di belahan belakang.
Foto: Amanda Rachmadita |
Ketiganya diletakkan secara vertikal di sisi kiri, dengan konfigurasi paling atas 8 MP f/2,4 80 mm untuk telephoto, 40 MP f/1,7 untuk RGB, dan 20 MP f/1,6 untuk monokrom. Tak lupa LED flash di bawah jajaran tiga kamera tadi dan logo Leica di belahan bawahnya. Logo Huawei sendiri diletakakkan sejajar dengan kamera tadi, tapi di belahan bawah.
Dari evaluasi kami, desain P20 Pro ini terkesan glamor dan elegan. Kesan ini muncul alasannya penggunaan material beling pada bodi belakang.
Meski memakai bodi kaca, sayangnya Huawei tidak memanfaatkannya untuk wireless charging. Selain itu, penggunaan material beling mempunyai kelemahan, yakni sidik jari yang menempel. Namun, hal ini bisa diatasi dengan penggunaan jelly case bawaan yang sudah termasuk dalam paket pembelian.
Sangat disayangkan, unit review yang kami terima mempunyai warna hitam. Padahal, ibarat yang dipamerkan ketika pertama kali dirilis awal tahun ini, warna twilight yakni warna andalan P20 Pro.
Balik lagi ke desain, Huawei merancang sudut-sudut P20 Pro dengan lugas dan tidak kaku. Selain kesan mewan dan elegan tadi, kami setuju menyebut bila desain yang ditonjolkan juga modern. Untuk menambah kesan manis, di sisi atas dan bawah diberi garis.
Foto: Amanda Rachmadita |
Tombol fisik sendiri hanya terletak di sisi kanan ponsel, yakni tombol power dan tombol volume. Sementara sensor sidik jari ditempatkan di belahan depan, sama ibarat P10 yang juga berfungsi sebagai gestur menggantikan tombol navigasi di dalam layar.
Sensor sidik jari ini cukup responsif dalam membaca jari, terutama ketika ingin membuka layar. Namun, ada kalanya sensor lelet bekerja ketika digunakan sebagai gestur. Berbeda dengan generasi sebelumnya, dimana swiper kiri dan kanan bisa dilakoni dengan lancar.
Masih di belahan depan, tak lupa ada kamera depan 24 MP f/2,0 yang ditempatkan di notch berdampingan dengan speaker telinga. Ya, ini yakni ponsel pertama Huawei yang memakai notch. Vendor ponsel asal China ini nyatanya tertarik dengan tren notch.
Tapi, desain notch dibentuk seminimalis mungkin dengan mengatakan pilihan apakah ingin memunculkannya atau tidak. Di awal-awal, notch ini sedikit mengganggu, alasannya memotong beberapa tampilan aplikasi. Tapi, seiring berjalannya waktu, aplikasi tersebut mulai mendukung penggunaan notch.
Software dan Antarmuka
Dalam menjalankan perangkatnya, Huawei P20 Pro memakai tampilan antar mula EMUI 8.1 dengan basis sistem operasi Android 8.1. EMUI 8.1 ini dibentuk ibarat dengan antarmuka Android pada umumnya dengan tujuan untuk membiasakan penggunaan.
EMUI 8.1 ini memungkinkan Anda untuk memakai homescreen dengan atau tanpa App Drawer. Unit yang kami terima sendiri sudah terintegrasi dengan layanan Google, dimana sudah ada beberapa aplikasi pre-load yang ada di dalam, walaupun jumlahnya tidak banyak. Sehingga tidak masuk dalam kategori bloatware.
Kelebihan EMUI 8.1 ini masih terletak pada gestur-gestur yang menunjang penggunaan lebih mudah, ibarat swipe ke bawah untuk masuk ke sajian pencarian, tampilan animasi untuk pergeseran panel, App Twin, dan yang lainnya. Sistem navigasi sendiri ada dua opsi, yakni on-screen atau memanfaatkan sensor sidik jari. Namun, memang navigasi dua pilihan ini bukan sesuatu yang gres alasannya sudah ada semenjak generasi sebelumnya.
Foto: Amanda Rachmadita |
Layar P20 Pro memakai panel AMOLED dengan resolusi 2.240 x 1.080 pixels. Huawei pun mengatakan opsi berupa pergantian warna dan temperatur sesuai dengan harapan penggunanya. Anda bisa mengubah warna menjadi natural untuk warna putih yang lebih akurat atau tidak. Begitupula dengan temperatur warna apakah normal atau vivid.
Selain mengubah temperatur warna, Anda juga bisa mengubah resolusi layar, yakng tadinya FHD+ menjadi HD+. Adapula opsi smart resolution dimana resolusi secara otomatis akan menurun apabila kapasitas baterai mendekati minimal.
Hardware dan Performa
Karena ini yakni ponsel flagship, maka Huawei tak mau apabila performanya payah. Untuk P20 Pro, Huawei membenamkan SoC Kirin 970 yang merupakan SoC tercanggih buatan Kirin ketika ini. SoC ini diesut oleh HiSilicon yang tak lain yakni anak perusahaan Huawei.
Penggunaan Kirin 970 sendiri bukan pertama kali digunakan di P20 Pro. Sebelumnya Huawei sudah pernah menguji SoC ini untuk Mate 10 Pro, smartphone yang juga flagship dari Huawei. Di dalam SoC 10 nm ini terdapat prosesor octa-core dengan 8x core Cortex A73 2,4 GHz dan 4x core Cortex A53 1,8 GHz dan GPU Mali-G72 MP12.
Agar performanya makin mantap, Huawei turut menyandangkan RAm 6 GB LPDDR4X. Kapasitas memori internalnya menyuguhkan kapasitas 128 GB, sebuah kapasitas yang terhitung besar untuk ketika ini. Masih kurang lega juga kapasitasnya? Sangat disayangkan Anda tidak bisa melaksanakan penambahan kapasitas alasannya ponsel ini tak dilengkapi dengan slot MicroSD. Mungkin Cloud, bisa menjadi opsi lain.
Foto: Amanda Rachmadita |
P20 Pro juga dilengkapi dengan fitur pengisian cepat. Pengisian dalam kondisi 50% bisa dilakoni dengan hanya memakan waktu sekitar setengah jam. Untuk pengisian penuh sekitar satu jam.
Dalam menguji benchmark P20 Pro, kami memakai beberapa aplikasi benchmark, salah satunya yakni AnTuTu v7.0.9. Dalam pengujian ini kami memperoleh skor 206.122, dengan rincian skor CPU 70.633, skor GPU 76.890, skor UX 45.408, dan skor MEM 13.191. Selain AnTuTu kau juga memakai pengujian GeekBench 4 dan menghasilkan skor single-core 1.900 dan skor multi-core 6.747.
Tak ketinggalan kami juga mengujinya di aplikasi PCMark dengan pengujian Work 2.0 dan memperoleh skor 7.173. Lalu ada juga pengujian dengan 3DMark dan menoreh skor 3.002 untuk pengujian Sling Shot Extreme OpenGL ES 3.1 dan skor 3.3.73 untuk pengujian Sling Shot Extreme Vulkan.
Foto: Muhammad Alif Goenawan/screenshot |
Foto: Muhammad Alif Goenawan/screenshot |
Foto: Muhammad Alif Goenawan/screenshot |
Kamera
Bicara P20 Pro sudah terang orang akan bertanya bagaimana hasil kameranya? Apakah cantik atau tidak? Wajar pertanyaan itu muncul alasannya ada nama Leica di belahan belakang ponsel. Namun, sekadar informasi kerjasama antara Huawei dan Leica bukan dari segi pembuatan hardware, dalam artian lensa.
Di sini Leica hanya berperan mengatur abjad dari hasil jepretan kamera, apakah sudah sesuai dengan standar Leica atau tidak. Jadi, bisa dibilang untuk lensanya sendiri dibentuk oleh Huawei dengan pengawasan dari Leica dan di sana terbenam teknologi yang Leica banget.
Kamera utama dari P20 Pro yakni 40 MP RGB dengan lensa f/1,7. Meski demikian pengaturan default dari kamera yakni 10 MP, dimana setting-an ini akan menghasilkan gambar dengan kualitas yang tajam. Untuk jepretan di siang hari, tak diragukan lagi kamera utama P20 Pro akan menghasilkan gambar yang cerah dan mempunyai elemen warna yang natural.
Yang menarik dari kamera ini yakni dilengkapinya fitur Master AI. Sesuai judulnya, kamera P20 Pro memanfaatkan teknologi artificial intelligent (kecerdasan buatan) untuk memilih parameter setiap foto. Misal, Anda ingin berfoto di antara dedaunan, maka Anda akan mendapat opsi pengaruh Greeny. Namun, Anda juga bisa menyilang pengaruh tersebut bila tak mau.
Master AI di P20 Pro sendiri mempunyai keakuratan mencapai 90%. Huawei mengklaim mendidik kecerdasan buatannya ini bisa mengenali lebih dari 500 skenario di 19 kategori.
Foto: Amanda Rachmadita |
Untuk pengambilan pada malam hari, memang pada kondisi low light ia akan meningkatkan ISO ke angka yang tinggi. Dengan demikian detail yang didapat terkadang tak terlalu baik. Lalu bagaimana semoga bisa mendapat hasil yang baik di malam hari dengan kondisi low light?
Anda bisa memanfaatkan mode pro atau night mode. Night mode di P20 Pro mengalami peningkatan yang signifikan. Bila di P10 Anda harus menunggu 16 detik untuk mendapat hasil gambar night mode, di P20 Pro hanya lima detik. Selain itu, Anda tak perlu takut blur alasannya bisa menangkap gerakan sekalipun. Hasil tangkapan night mode bikin kami terkejut. Pasalnya kondisi ruangan yang gelap sekalipun bisa terlihat terang.
Selain bisa digunakan di malam hari untuk hasil tangkapan yang tajam dan terang, night mode juga bisa digunakan di siang hari. Tapi, terkadang hasil gambarnya overexposure.
Bagi Anda yang gemar berfoto hitam putih, mode monochrome di P20 Pro menjadi pilihan yang tepat. Mode ini memanfaatkan sensor 20 MP f/1,6. Sensornya masih sama besarannya dengan P10. Hasil fotonya pun sangat baik, bisa juga menjadi alternatif foto dalam kondisi low light.
Tak ketinggalan mode pengambilan zoom 3x dengan memakai sensor 8 MP f/2,4 80 mm. Opsi ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk mengambil gambar zoom tapi tidak mengurangi detail gambar. Selain zoom 3x, Anda juga bisa zoom 5x hingga 10x, tapi memang akan terdapat noise bila dibandingkan dengan zoom 3x.
Terakhir yakni jepretan dengan pengaruh bokeh. Jepretan ini memang masih menjadi teladan foto pengguna smartphone. Apalagi bagi mereka yang gemar foto artistik.
Berikut hasil jepretan Huawei P20 Pro:
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Foto: Dok. Enche Tjin |
Opini detikINET
Huawei P20 Pro tak dipungkiri bisa bersaing dengan perangkat smartphone flagship yang ada ketika ini. Peningkatan dari generasi sebelumnya sangat signifikan, entah itu dari segi performa maupun kualitas kameranya.
Banyak keunggulan kamera ini ibarat kualitas gambar, mode pintar, kualitas gambar 40 MP yang penuh detail, rentang dinamis yang tinggi dan kinerja kamera yang cepat. Salah satu fitur yang menjadi favorit yakni night mode. Peningkatan waktu shutter di P20 Pro membuat kita tak perlu menunggu usang untuk mendapat hasil gambar yang terang di malam hari.
Urusan performa, perangkat ini sudah bisa mengakomodir multitasking dan bermain game dengan kualitas gambar yang HD. Untuk PUBG Mobile, perangkat ini bisa menyuguhkan kualitas gambar hingga dengan HDR dan frame rate yang tinggi. Baterainya juga baka alasannya kapasitas yang diberikan cukup besar, yakni 4.000 mAh.
Foto: Amanda Rachmadita |
Sayang ia tidak dibekali dengan jack audio 3,5 mm. Walaupun Huawei menyematkan converter, tapi bila itu hilang atau tertinggal maka Anda tak bisa memakai earphone pada umumnya. Kecuali itu ada fitur Bluetooth.
Sangat disayangkan juga ia tak hadir dengan slot microSD. Mengingat ukuran file RAW fotonya besar, yakni 70 MB, bila Anda hobi berfoto dengan file RAW, maka kapasitas 128 GB akan cepat habis. Sumber detik.com
EmoticonEmoticon