Istilah pendidikann IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih relatif gres digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari sosial studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali dipakai di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang membuatkan kurikulum di AS (Marsh, 1980; Martoella, 1976).
Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari aneka macam disiplin ilmu, Martoella (1987) menyampaikan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” daripada “transfer konsep”, lantaran dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa dibutuhkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan membuatkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya menurut konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya.
Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time, continuity and change; (3) people, places and environments; (4) individual development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power, authority and govermance; (7) production, distribution and consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic ideals and practices. (NCSS http://www.social studies.org/standard/exec.html).
Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) contoh (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.
Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial (pensisikan IPS), para andal sering mengaitkannya dengan aneka macam sudut kepentingan dan pementingan dari acara pendidikan tersebut, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS yakni untuk memepersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia menyampaikan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS yakni untuk membuatkan kemampuan mahasiswa memakai daypikir dalam mengambil keputusan setiap dilema yang dihadapinya (Gross, 1978).
Ilmu pengetahuan sosial juga membahas korelasi antara insan dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai kepingan dari masyarakat, dihadapkan pada aneka macam permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS yakni untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk membuatkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta aneka macam bekal siswa untuk melanjtkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, sepertinya dibutuhkan suatu contoh pembelajaran yang bisa menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam menentukan dan memakai aneka macam model, metode dan taktik pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), supaya pembelajaran Pendidikan IPS benarbenar bisa mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi mahasiswa untuk menjadi insan dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim mencar ilmu merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).
Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada mahasiswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali mahasiswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya supaya mereka bisa mengakibatkan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah bekerjsama pementingan misi dari pendidikan IPS. Oleh lantaran itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkab dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa supaya pembelajaran yang dilakukan benarbenar berkhasiat dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari aneka macam disiplin ilmuilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial menurut realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang mempunyai keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memperlihatkan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayahwilayah, sedangkan sejarah memperlihatkan wawasan berkenaan dengan peristiwaperistiwa dari aneka macam periode. Antropologi mencakup studistudi komparatif yang berkenaan dengan nilainilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitasaktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresiekspresi dan spiritual, teknologi, dan bendabenda budaya dari budayabudaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmuilmu perihal kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmuilmu perihal sikap menyerupai konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsepkonsep menyerupai ini dipakai ilmuilmu sosial dan studistudi sosial.
Karateristik mata pelajaran IPS Sekolah Menengan Atas antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan adonan dari unsurunsur geografi, sejarah, ekonomi, aturan dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut aneka macam perkara sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sanggup menyangkut insiden dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip alasannya yakni akibat, kewilayahan, pembiasaan dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan perkara sosial serta upayaupaya usaha hidup supaya survive menyerupai pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS memakai tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan insan secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut yakni ruang, waktu dan nilai
Sumber http://forumgurunusantara.blogspot.com
EmoticonEmoticon