(KODE : ILMU-KOM-0080) : SKRIPSI INOVASI PENYIARAN PROGRAM BERITA DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN MEDIA MASSA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemasan acara informasi di era hiburan ibarat dikala ini sepertinya kian penting, bahkan bisa sama pentingnya dengan isi. Itulah yang menciptakan para produser informasi terus mencari bentuk gres penyajian acara informasi supaya bisa mendapat rating yang elok dan meraih segmen yang lebih luas ibarat halnya acara hiburan. (Kompas, 16 Januari 2011 : 15)
Pada era informasi ibarat kini ini, perkembangan dunia komunikasi telah mencapai babak gres seiring dengan pertumbuhan media komunikasi yang pesat. Pertumbuhan banyak sekali media gres sejalan dengan meningkatnya kebutuhan khalayak akan informasi. Kebutuhan khalayak akan informasi sebenarnya sudah ada semenjak munculnya Acta Diurna (Pengumuman Harian dari Pemerintah) dan Acta Senata (Pengumuman Senat) di kerajaan romawi kuno pada masa Julius Caesar, tahun 59 Sebelum Masehi, masyarakat membutuhkan informasi atau informasi sebagai serpihan dari kegiatan kehidupan sosialnya. Berbagai teknologi kemudian diciptakan untuk memudahkan khalayak mendapat sejumlah informasi. Kemudahan untuk mengakses banyak sekali informasi itulah yang kemudian menciptakan khalayak kini lebih selektif dan cerdas dalam menentukan jenis media massa penyedia informasi.
Adanya internet sebagai media gres atau new media kian meramaikan persaingan media komunikasi di tengah media massa konvensional ibarat cetak dan elektronik yang sudah lebih dulu ada. Surat kabar dan majalah yang termasuk dalam kategori media cetak, serta televisi dan radio yang merupakan media elektronik tentunya mengedepankan keunggulan tersendiri dibandingkan dengan internet sebagai media gres yang mengutamakan unsur kecepatan. Oleh alasannya itu, media massa konvensional harus melaksanakan penemuan dalam penyajian informasi yang kini tidak hanya dituntut untuk lebih cepat, tetapi juga harus mempunyai keunikan tersendiri. Hal ini berkaitan dengan persaingan industri media untuk mendapat perhatian khalayak.
Penulis dalam hal ini lebih memfokuskan pada media elektronik televisi dalam penelitian. Media televisi, satu dari beberapa jenis media massa yang berkembang di Indonesia, yang hasil dari penemuan dan proses kreatifnya sanggup eksklusif dinilai oleh khalayak. Sejak awal kurun ke-20, televisi telah menjadi sentra perhatian masyarakat modern dari banyak sekali negara. Televisi diproyeksikan sebagai media paling lengkap dalam menggabungkan dan memadukan bunyi dan gambar atau dikenal dengan media audio visual. Keberadaan televisi pertanda bahwa perkembangan teknologi media komunikasi dalam masyarakat tidak pernah mengenal batas ruang dan waktu. Sebagai media informasi, televisi berfungsi sebagai media yang sanggup semakin mendekatkan masyarakat pada permasalahan kemanusiaan di banyak sekali belahan penjuru dunia. Sebagai media hiburan, televisi sanggup meliputi laba dari kedua media yang merupakan cikal bakal kelahirannya, radio dan film. Dengan televisi audiens sanggup menyaksikan gambar, tidak hanya suara, dan sanggup dinikmati di rumah tanpa harus mendatangi suatu daerah ibarat gedung bioskop.
Informasi atau informasi memang merupakan tujuan utama dalam media komunikasi, baik cetak maupun audio visual. Informasi atau informasi berada di posisi teratas dalam skala prioritas media dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan yang lain. Sayangnya, perkembangan acara siaran media televisi swasta di Indonesia dikala ini justru menyodorkan program-program hiburan secara dominan. Dengan waktu siar rata-rata stasiun televisi sebanyak 20 jam dan bahkan 24 jam per hari pada final pekan, penyiaran acara khusus informasi hanya sekitar 5 jam per hari. Masing-masing satu jam pada pagi dan siang hari, petang serta tengah malam. Ditambah dengan informasi sekilas yang ditayangkan setiap beberapa jam disela-sela dominasi acara hiburan ibarat acara musik, sinema drama, game show, dan siaran olahraga.
Peran utama televisi sebagai media penyebar informasi atau informasi kian terancam tergeser oleh dominasi acara hiburan. Untuk mengatasi bahaya tersebut diharapkan kreatifitas dan penemuan dalam pengemasan acara berita. Pembaruan dan penemuan sendiri bukanlah hal gres bagi dunia persaingan media. Beberapa stasiun televisi swasta nasional dan lokal tentunya sudah mencoba hal tersebut. Hanya saja keberhasilannya berbeda pada setiap program. Misalnya acara BUSER di RCTI yang secara khusus memisahkan rangkuman informasi kriminal dan dibahas secara lebih mendalam. Terpisah dari induk acara beritanya, Seputar Indonesia. Juga acara Jelang Siang di Trans Tv yang hanya menyajikan soft news untuk menemani pemirsanya di siang hari. Serta acara Halo Polisi di stasiun televisi Indosiar. Program tersebut mencoba menggabungkan informasi kriminal dan tanya jawab eksklusif dengan narasumber, juga menyediakan layanan obrolan interaktif bagi pemirsanya. Hal ini ditujukan supaya khalayak atau pemirsanya merasa mempunyai kedekatan dengan penyiar atau narasumber yang biasanya merupakan tokoh penting. Program informasi formal ibarat Seputar Indonesia di RCTI, Apa Kabar Indonesia di Trans TV, juga Liputan 6 di SCTV, bahkan ikut menyisipkan sedikit informasi hiburan dalam acara acaranya.
Pada pada dasarnya penemuan yang dilakukan program-program informasi tersebut yaitu dengan menyuguhkan informasi atau informasi yang faktual dan faktual, tetapi dikemas dalam balutan soft news sehingga tampil lebih gres dan menarik sehingga sanggup menjangkau khalayak lebih luas. Inovasi semacam ini dibutuhkan untuk mematahkan stigma acara penyiaran informasi cara usang yang kaku dan membosankan. Dengan demikian acara informasi tetap sanggup bertahan di tengah persaingan antar sesama acara informasi maupun persaingan dengan acara hiburan yang semakin mendominasi.
Penulis dalam hal ini memfokuskan penelitian terhadap 8-11 Show, salah satu acara siaran di stasiun televisi Metro TV. Menyandang status sebagai stasiun televisi berita, lebih dari 70 % acara yang dihadirkan Metro TV di layar beling khalayak tentunya merupakan acara berita. Menarik bagi penulis mengamati bagaimana Metro TV menghadirkan konsep dan karakteristik yang khas bagi setiap programnya, meskipun hampir semua acara yang ada merupakan acara berita. 8-11 Show, merupakan salah satu terobosan Metro TV yang cukup gres dan menarik.
8-11 Show menghadirkan konsep acara informasi yang berbeda di tengah persaingan media televisi dikala ini. Meskipun bertempat di dalam studio, desain interior dan dekorasinya terkesan tidak formal. Studio di set terbagi atas beberapa ruangan tanpa sekat. Setiap serpihan ruangan memperlihatkan kesan hangat dan terbuka. Ruang tengah yang difungsikan sebagai daerah mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan isu-isu terhangat. Panggung kecil sebagai persinggahan dan tampilnya grup band tertentu, dan dapur sebagai area masak-memasak aneka hidangan sehat dan lezat. Tiga anchor muda dan menarik, dengan penguasaan bahasa ajaib sengaja dihadirkan untuk memberikan informasi terkini kepada khalayaknya, memandu segmen tanya jawab, bahkan sampai masak-memasak. Tentunya merupakan pemandangan gres bagi khalayak menyaksikan news anchor dengan jas, kemeja, serta dasi yang normalnya hanya mewawancarai narasumber di ruang tengah studio, mengaduk-aduk gabungan bersama koki di dapur studio.
Penulis menilai penggabungan beberapa jenis acara ibarat musik dan masak menyatu dengan acara informasi umum serta ekonomi dan bisnis terkini merupakan hal gres di tengah persaingan industri media televisi di Indonesia dikala ini. Ditambah lagi dengan penataan studio yang mendukung serta pemilihan news anchor yang tidak hanya muda dan menarik, tetapi juga berkualitas. Tentunya esensi informasi atau informasi dalam acara ini tetap dominan. Dengan kata lain acara 8-11 Show ini tidak beralih fungsi menjadi acara hiburan hanya alasannya disisipkan jenis acara lain didalamnya. Sebaliknya, 8-11 Show malah bisa menarik perhatian khalayak dalam jumlah yang cukup banyak. Terbukti dari akun twitter @811show yang mempunyai lebih dari lima puluh ribu pengikut. Beberapa saran dan komentar yang dikirimkan melalui akun tersebut juga dibacakan atau bahkan ditanyakan eksklusif kepada narasumber dikala acara berlangsung. Hal ini memperlihatkan 8-11 Show bisa berinovasi dalam konsep acara, bersaing dengan beberapa stasiun televisi sekaligus media internet, namun tetap mempertahankan esensi berita. Hal inilah yang menciptakan penulis berpikir acara 8-11 Show layak untuk dikaji lebih jauh dalam sebuah penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dilema diatas, penulis menjadi tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan merumuskan dilema sebagai berikut :
Bagaimana Inovasi Penyiaran Program Berita Dilakukan Sebagai Strategi Dalam Menghadapi Persaingan Media Massa (Studi Kasus Pada Penyajian 8-11 Show di Metro TV).
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan penemuan konsep yang dilakukan oleh produser dalam menyajikan bahan informasi 8-11 Show sebagai taktik supaya sanggup bertahan di tengah persaingan antar industri media.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian sanggup dilihat secara akademis dan secara praktis, yaitu :
1. Akademis
Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan membuatkan kajian ilmu komunikasi untuk mengetahui taktik produser dalam menyajikan bahan informasi di media televisi. Serta sebagai bukti bahwa penelitian ini mempunyai signifikansi dalam hal teori dan metodologi sebagai fenomena komunikasi.
2. Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan sanggup memperlihatkan masukan kepada redaksi atau produser acara informasi dalam menyajikan bahan informasi kepada pemirsanya.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan tawaran penelitian, penulis menciptakan kerangka sistematika penulisannya, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN TEORITIS
Bab ini berisi uraian mengenai teori-teori dasar yang berafiliasi dengan penelitian yang dilakukan antara lain, Teori Komunikasi Massa, Fungsi Komunikasi Massa, Jurnalistik Media Televisi, Manajemen Media Massa, Inovasi, Penyiaran, Program, Penyajian Program, Materi berita, Nilai dan Kualitas Berita, dan teori lain yang relevan dengan perkara yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai metode jenis penelitian kualitatif, Key Informan dan Informan, metode pengumpulan data, metode analisis data, waktu dan lokasi penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan objek penelitian yang diangkat yaitu mengenai Inovasi Penyiaran Program Berita 8-11 Show Sebagai Strategi Dalam Menghadapi Persaingan Media Massa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari penulis menurut apa yang telah diteliti oleh penulis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
EmoticonEmoticon