Selasa, 03 Juli 2018

Skripsi Taktik Kegiatan Radio Dalam Menghadapi Persaingan Industri Siaran Radio

(KODE : ILMU-KOM-0074) : SKRIPSI STRATEGI PROGRAM RADIO DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI SIARAN RADIO



BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menjamurnya stasiun radio siaran di Ibu Kota Jakarta menciptakan persaingan makin keras. Pada masa krisis ibarat sekarang, industri penyiaran radio harus semakin kreatif menggarap program-program acaranya, kalau tidak inovatif, sebuah stasiun radio niscaya akan kehilangan pendengar dan ujungnya tak mendatangkan iklan (Kompas, 2010 : 15).
Berdasarkan catatan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), jumlah perusahaan radio se-Indonesia ketika ini berkisar 1.300 stasiun. Di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan X) sendiri ada sekitar 60 stasiun. Dari 60 stasiun radio legal di Jabodetabek, yang terdaftar sebagai anggota PRSSNI sebanyak 48 stasiun. Jumlah pendengar radio pun menurun dari 15 juta pendengar tahun kemudian menjadi 12 juta pendengar saja di tahun 2009.
Sebuah stasiun radio tidak hanya bersaing dengan sesama radio, namun juga bersaing dengan media yang lain ibarat televisi, surat kabar, dan majalah Oi (2007 : 196) menjelaskan, radio dan televisi termasuk media elektronik, surat kabar merupakan media cetak. Radio dan televisi mencari, meliput info hampir sama. Bedanya radio mengutamakan bunyi dan pengaruh suara, sedangkan televisi hanya gambar saja semua sudah terwakilkan, penonton tinggal menyaksikan, emosi cenderung tidak terganggu.
Effendy (2008 : 107) menyatakan bahwa radio siaran menerima julukan "kekuasaan kelima" atau the fifth estate, sesudah pers dianggap sebagai "kekuasaan keempat" (the fourth estate). Ada tiga hal yang mendukung radio dijuluki sebagai kekuasaan kelima, yaitu : (1) radio siaran bersifat langsung; (2) radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan; (3) radio siaran mempunyai daya tarik.
Jika dibandingkan dengan televisi siaran, televisi sebetulnya lebih lengkap daripada radio. Meskipun demikian, hingga kini televisi belum pernah diberi julukan "kekuasaan keenam" (the sixth estate) (Effendy, 2008 : 107). Hal ini tentu menguatkan bahwa siaran radio tidak kalah saing dengan media gres yang banyak bermunculan ketika ini.
Masing-masing media mempunyai kelebihan dan juga kelemahan dalam fungsinya sebagai sarana, namun demikian, bagi khalayak, kelebihan dan kelemahan ini justru sanggup saling melengkapi dalam memperjelas penerimaan informasi atau isi pesan (Wahyudi, 1996 : 2).
Dalam persaingan radio yang ada berarti Radio X harus mempunyai taktik yang sempurna dalam menyusun banyak sekali jadwal acaranya semoga tidak kalah saing dengan radio lainnya. Munthe (1996 : 56) menyatakan pendengar radio selektif menentukan acara. Hanya jadwal yang berdasarkan penilaiannya baik yang dinikmati, sementara jadwal yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja.
Radio X lebih mempertegas sebagai radio yang mempunyai konten hiburan dan informasi lewat diperkenalkannya jadwal variety show pagi yang memadukan informasi, dialog ringan dan musik dangdut untuk menemani aktifitas di pagi hari. Selain itu jadwal lain yang disuguhkan oleh Radio X yakni Lift, chart lagu pop Indonesia yang disiarkan berbarengan di empat radio Group.
Program yang baik dan menarik akan mendatangkan banyak pendengar. Jumlah pendengar tersebut akan menciptakan para pengiklan yang akan memasukan iklan yang akan mendatangkan pendapatan dan laba bagi stasiun radio tersebut (Romli, 2007 : 103).
Program jadwal yang berkualitas merupakan hasil final yang sangat diperlukan masing-masing stasiun radio, semenjak awal beroperasi. Keunggulan dalam bidang administrasi suatu organisasi stasiun radio tidak sanggup dilepaskan dari keunggulan dalam mengelola jadwal acara, alasannya ini merupakan penentu untuk memenangkan persaingan dalam industri siaran radio. Seperti yang dikatakan Omar Abidin Gilang dalam Munthe (1996 : 54) salah satu aspek yang sanggup menentukan keberhasilan radio yakni berkaitan dengan program-program jadwal yang disiarkan.
Program-program unggulan Radio X dalam menghadapi persaingan siaran dikemas secara menarik dan ringan sesuai dengan segmentasinya. Radio X berusaha menyuguhkan program-programnya dengan format dan tema yang yummy untuk didengar serta mengenai hati pendengarnya, ibarat tag linenya yaitu “enak didengar, kena di hati".
Untuk itu penulis tertarik meneliti taktik jadwal Radio X dalam menghadapi persaingan industri siaran radio. Penulis mengangkat Radio X sebagai unit analisis penelitian dengan judul penelitian : "STRATEGI PROGRAM RADIO X DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI SIARAN RADIO".

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang problem di atas, maka peneliti merumuskan problem penelitian, "Bagaimana taktik jadwal Radio X dalam menghadapi persaingan industri siaran radio".

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan problem di atas, maka tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui taktik jadwal Radio X dalam menghadapi persaingan industri siaran radio.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penulis berharap hasil penelitian ini sanggup menambah wawasan mahasiswa ilmu komunikasi bidang jurnalistik untuk berbagi wawasan pemahaman lebih baik mengenai perkembangan ilmu komunikasi. 
2. Manfaat Praktis
Sebagai informasi bagi perusahaan yang sanggup menjadi materi pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam menciptakan suatu jadwal jadwal dan sanggup dijadikan materi penilaian bagi setiap kebijakan perusahaan dalam menghadapi persaingan di dunia penyiaran khususnya siaran radio dan diperlukan sanggup bermanfaat bagi akademis maupun masyarakat pada umumnya. 

E. Sistematika Penulisan
Sebagai sebuah karya ilmiah, penulis berusaha menyusun kerangka sistematika penulisan yang disusun dengan urutan sebagai berikut : 
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam belahan pertama ini, penulis membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada belahan ini, penulis menguraikan teori-teori yang relevan dengan kasus yang diteliti. Antara lain, komunikasi, komunikasi massa, media massa radio, taktik program, jadwal radio.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada belahan ini, penulis menguraikan metode yang dipakai dalam pengumpulan data, teknik dan metode analisis data selama melaksanakan penelitian untuk menyusun skripsi ini.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada belahan ini, berisi hasil penelitian meliputi citra umum perihal objek penelitian, serta hal pengumpulan data yang bekerjasama dengan problem penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan belahan terakhir, di mana untuk menyempurnakan skripsi ini akan dikemukakan perihal kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang telah dibahas dan berdasarkan kesimpulan tersebut akan dikemukakan saran-saran yang sanggup bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan, khususnya Radio X.


Sumber http://gudangmakalah.blogspot.com


EmoticonEmoticon