(KODE : ILMU-KOM-0078) : SKRIPSI EFEKTIVITAS PENYAJIAN PRESS RELEASE OLEH HUMAS DISKOMINFO PEMKOT TERHADAP KEPUASAAN PEROLEHAN INFORMASI BAGI WARTAWAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Komunikasi yang semula merupakan fenomena sosial kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, komunikasi dianggap amat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi hambatan bagi kemaslahatan umat insan jawaban perkembangan teknologi. Komunikasi juga merupakan salah satu proses sosial yang sangat fundamental lantaran setiap orang dalam kehidupannya selalu berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai aneka macam hukum sosial melalui komunikasi.
Menurut David K. Berto dari Michigan State University dalam buku pengantar ilmu komunikasi yang dikutip oleh Hafied Cangara menyebutkan secara ringkas bahwa komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berkhasiat untuk mengetahui dan memprediksi perilaku orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam membuat keseimbangan dengan masyarakat (Cangara, 2004 : 3).
Pentingnya komunikasi bagi insan tidaklah sanggup dipungkiri begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi sanggup berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi sanggup macet atau berantakan. Adapun persepsi komunikasi organisasi berdasarkan Katz dan khan menyampaikan bahwa :
"Komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Khan organisasi yakni sebagai suatu sistem terbuka yang mendapatkan energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan. (Muhammad, 2009 : 65). Komunikasi menawarkan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu atau dengan mempergunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi terjadi dan berlangsung tetapi kadang kala tidak tercapai kepada sasaran perihal apa yang dikomunikasikan. Dimungkinkan adanya komunikasi yang kurang baik antara pemberi pesan dan akseptor pesan kalau tidak terjalin persesuaian di antara keduanya. Karena jikalau komunikasi yang baik maka akan terjalin persesuaian di antara keduanya.
Maka dari itu supaya komunikasi organisasi sanggup berjalan dengan baik maka dibutuhkan adanya cuilan yang bisa mengatasinya dan disini kiprah Public Relation atau Humaslah yang bisa mengatasinya. Terdapat beberapa definisi mengenai Humas atau (Public Relations) salah satunya berdasarkan Cutlip, Center dan Brown menyebutkan mengenai pengertian Public Relations antara lain :
"Public Relations is the distinctive management function which help establish and mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperation between on organization and its public" (PR yakni fungsi administrasi secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan kolaborasi antara organisasi dengan aneka macam publiknya". (Cutlip, Center dan Brown, 2000 : 4). Berdasarkan definisi tersebut sanggup dikatakan bahwa Public Relations merupakan salah satu bentuk yang sanggup mendukung terbentuknya sebuah pengertian di dalam sebuah komunikasi dan kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan perusahaan dan publik terutama masyarakat pada umumnya untuk mencapai tujuan itu di antara berbagi goodwill dan memperoleh opini publik yang favorable atau membuat kerjasama berdasarkan relasi yang serasi dengan aneka macam publik, kegiatan public relations harus dikerahkan ke dalam dan luar.
Humas tidak hanya dibutuhkan di perusahaan swasta saja tetapi pada instansi pemerintah cuilan humas pun diperlukan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Oemi Abdurachman bahwa pentingnya peranan Humas di instansi-instansi dan lembaga-lembaga pemerintahan dalam masyarakat modern, yaitu dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya dan operasi-operasinya di aneka macam kawasan dan aneka macam bidang, terutama dalam proses pembangunan negara (Abddurachman, 2001 : 112).
Humas di instansi/lembaga pemerintahan biasanya tidak sanggup diikut sertakan dalam memilih kebijaksanaan pemerintah dan ia harus mengikut garis yang sudah ditentukan, kecuali bila di dalam cuilan organisasi. Humas ditempatkan sedemikian rupa, Agar ia sanggup mengetahui keputusan yang diambil dan sebab-sebabnya sebelum diumumkan. Sehingga pihak Humas sanggup menujukan atau menjelaskan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan timbul bila keputusan-keputusan itu disampaikan kepada publik. Humas pun sanggup menawarkan saran-saran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin akan timbul.
Adanya unit kehumasan pada setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam rangka penyebaran perihal kegiatan instansi tersebut baik ke dalam maupun ke luar yaitu kepada masyarakat pada umumnya. Humas merupakan suatu alat untuk memperlancar jalannya interaksi serta penyebaran informasi. Singkatnya humas sebagai komunikator mempunyai fungsi ganda yaitu keluar, ia menawarkan informasi kepada khalayak sesuai dengan kebijaksanaan instansinya dan ke dalam, ia wajib menyerap reaksi dari khalayak untuk kepentingan instansinya.
Kegiatan ke dalam (Internal PR) yakni untuk lebih mengeratkan relasi antara para karyawan dan pimpinan, supaya sanggup mengenal satu sama lain (termasuk keluarganya) antara lain yakni :
1. Mengadakan rapat
2. Kliping
3. Memasang pengumuman
4. Menerbitkan majalah internal,
5. Coffee morning dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan keluar (Eksternal PR) dilakukan dengan khalayak diluar perusahaan diantaranya yakni :
1. Menyiarkan press release
2. Government
3. Press Relations
4. Artikel Surat kabar atau majalah.
5. Pameran
6. Media Relations
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti cuilan Humas eksternal khususnya pada kegiatan humas melalui Press Release. Adapun pengertian dari Press Release berdasarkan Effendy yakni :
"Bahan isu yang dikirimkan pihak instansi atau organisasi, biasanya biasanya dikerjakan oleh cuilan Humas ke media massa dengan impian sanggup disiarkan" (Effendy, 1898 : 80). Press Release atau siaran pers biasanya hanya berupa lembaran siaran isu yang disampaikan kepada wartawan atau media massa. (Abdullah, 2004 : 80).
Pada penulisan Press Release PR harus mempunyai kemampuan penulisan Press Release dengan gaya piramida terbalik. Dimulai dengan membuat judul, kemudian lead yang mengandung 5W+1H dan diikuti dengan penulisan rincian lead sebelumnya. Hal ini dikarenakan supaya isu menjadi singkat dan informative baik itu bagi pembaca maupun bagi redaksi yang akan memuat isu tersebut. (Soemirar dan Ardianto, 2005 : 55).
Press Release merupakan goresan pena yang berisi mengenai berita-berita perihal suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan/instansi yang dipilih untuk dimuat dalam media. Penyampaian press release merupakan salah satu cara yang sanggup dilakukan oleh Bagian Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah kota X untuk membangun relasi dengan pers (wartawan media massa), lantaran apa yang ditulis dan dikatakan wartawan media massa yakni menjadi image (citra) masyarakat atau publik terhadap lembaga.
Hubungan Eksternal dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada kegiatan relasi pers dalam hal penyampaian Press Release kepada wartawan. Ini dikarenakan peneliti melihat bahwa dalam pembuatan hingga penyampaian Press Release oleh suatu perusahaan kepada wartawan itu tidak begitu saja diterima oleh wartawan dan disiarkan oleh media.
Dalam proses penyebaran Press Release yang dilakukan oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X yaitu melalui media Online Email yang dikirimkan kepada masing-masing alamat Email Wartawan yang terdata dalam daftar peliput kegiatan di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X.
Wartawan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yakni orang yang pekerjaannya mencari dan menyusun isu untuk dimuat di surat kabar, majalah, radio, televisi. (Depdikbud, 2004 : 407). Wartawan dalam menjalankan kiprah dan kewajibannya mencari isu sudah tentu akan berinteraksi dengan aneka macam kalangan di masyarakat. Salah satu yang bekerjasama dengan wartawan yakni instansi dan dalam hal ini perusahaan/instansi biasanya diwakili oleh petugas Humas dan kiprah humas pun dilaksanakan oleh cuilan informatika. Oleh akhirnya untuk menjaga gambaran dan nama baik instansi dari kesalahan dan menjadikan relasi dengan pers sanggup lebih terbuka, petugas humas dan wartawan perlu saling memahami satu sama lain.
Masalah yang terjadi bahwa menjalin suatu relasi kolaborasi yang serasi antara Humas dengan pihak Pers tentu saja tidak mudah, menyerupai yang disampaikan Rosady Ruslan (2003 : 151) bahwa terdapat kontradiksi atau perbedaan fungsi dan kiprah antar Pers (wartawan) dengan pihak humas.
Hal ini sanggup diketahui bahwa secara umum pers berfungsi menawarkan informasi, penyebaran informasi. Begitupun dengan wartawan Diskominfo Kota X, Setiap wartawan tentunya membutuhkan informasi baik untuk kepentingan dirinya ataupun kepentingan perusahaan. Dalam hal informasi yang menyangkut perusahaan, ada beberapa informasi yang harus disampaikan kembali oleh para wartawan pada publik.
Selain itu fungsi khusus/>ers yakni menghipnotis (influence) opini masyarakat, melaksanakan si stem kepengawasan sosial (social control) dan mempunyai kekuatan (power of press). Sedangkan dimensi fungsi Public Relations akan bertolak belakang dengan fungsi pers, lantaran publikasi yang berkaitan dengan Public Relations (Humas) justru bersifat positif. Hal tersebut sanggup dilakukan dengan penyebaran informasi atau pesan untuk meningkatkan pengenalan (awareness), pengetahuan (knowledge), bujukan (persuasive), pendidikan (education).
Semua itu dilakukan sebagai upaya membuat dan opini masyarakat kepada sesuatu yang positif, serta menghindarkan unsur-unsur pemberitaan atau publikasi yang bersifat negatif, sensasional dan kontroversial di masyarakat. Pertentangan yang terjadi atau saling berprasangka jelek antara pihak Humas dan pers sanggup diatasi seandainya relasi itu berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukaan, serta saling menghargai kiprah satu sama lainnya dan saling mendukung. Serta setiap pihak akan berfungsi serta bertindak sesuai dan terikat dengan arahan etik profesinya masing-masing.
Penyampaian Press Release kepada pihak wartawan mengenai aneka macam kegiatan yang dilakukan oleh Walikota, Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah Kota X diharapkan supaya kebijakan-kebijakan serta program-program kerja instansi akan cepat hingga ke masyarakat. Selain itu penyampaian Press Release pun sanggup dijadikan tolak ukur untuk sanggup mengetahui keberhasilan dari suatu kiprah dan fungsi Humas, yaitu untuk menilai efektif tidaknya pekerjaan Humas pada suatu lembaga. Keberhasilan tersebut sanggup dilihat dari pemberitaan pers dalam suatu instansi, melalui komunikasi yang efektif.
Komunikasi efektif sanggup diartikan sebagai, suatu kegiatan komunikasi yang sanggup mencapai hasil (Output) sebagaimana yang diharapkan (target) dan termuat dalam pesan tersebut serta sanggup menawarkan kemanfaatan (benefit) yang besar kepada sasaran komunikasi atau akseptor pesan. Komunikasi yang efektif sanggup terjadi apabila tidak ada penyimpangan (distorsi) dari sasaran hasil (output) yang hendak dicapai, dan manfaat (benefit) yang sanggup dirasakan oleh sasaran.
Menurut Andre Hardjana untuk mengukur keefektifan suatu komunikasi, kriteria yang dipakai yakni sebagai berikut :
1. Sumber pesan (source). Merupakan orang yang menawarkan pesan kepada pengguna.
2. Isi Pesan (content). Isi pesan yang diterima atau tersalur.
3. Media (media). Merupakan jalan masuk yang dipakai oleh komunikator atau sumber dalam memberikan pesannya kepada komunikan atau pemakai.
4. Siapa akseptor atau pemakai (receiver or user). Merupakan akseptor pesan yang dituju atau komunikan yang dituju.
(Hardjana : 2000)
Tingkat efektivitas komunikasi sangat dipengaruhi oleh aneka macam faktor. Faktor tersebut sanggup dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam lingkungan kegiatan komunikasi tersebut. Sementara itu, faktor ekstern berasal dari luar lingkup kegiatan komunikasi tersebut, atau juga sering disebut dengan faktor lingkungan. Faktor intern yang dimaksudkan, antara lain :
a. Sumber pesan (encoder),
b. Isi pesan itu sendiri,
c. Penerima pesan (decoder), dan
d. Media yang dipakai untuk melaksanakan komunikasi.
Faktor ekstern yang dimaksudkan, antara lain :
a. Kebijakan yang melingkupi proses komunikasi tersebut,
b. Kondisi sosial/politik yang melingkupi proses komunikasi tersebut, dan
c. Kondisi lingkungan yang aman lainnya.
Press Release yang dibentuk oleh Bagian Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengenai informasi seputar kegiatan Pejabat Kota X yang sudah menjadi kewajiban bagi Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pemkot X untuk meliput kegiatan tersebut yang nantinya akan dibentuk menjadi sebuah Press Release. Dan Press Release tersebut sesudah final dibentuk eksklusif dikirim ke website pemkot dan sesudah itu gres dikirimkan ke email-email wartawan yang terdaftar dalam data wartawan peliput kegiatan di lingkungan pemerintah kota X.
Proses menyerupai ini dikarenakan supaya para wartawan mengetahui kegiatan yang sedang berlangsung di Pemerintahan Kota X yang nantinya informasi yang ada pada Press Release bisa dikembangkan dan diberitakan oleh wartawan ke media, baik media cetak maupun elektronik. Melalui proses penyampaian pesan menyerupai ini diharapkan sanggup menawarkan kepuasan bagi wartawan untuk memberitakan informasi yang diberikan melalui komunikasi yang baik.
Yang dimaksud dengan kepuasan komunikasi yakni satu fungsi dari apa yang seorang dapatkan dengan apa yang beliau harapkan. Adapun kepuasan dengan kualitas media faktor ini meliputi berapa baikan mutu tulisan, nilai informasi yang diterima, keseimbangan informasi yang tersedia dan ketepatan informasi yang datang. Hasil penelitian menyarankan bahwa penampilan, ketepatan dan tersedianya informasi mempunyai imbas kepada kepuasan orang dengan komunikasi dalam organisasi. (Masmuh, 2010 : 48)
Sehingga dengan adanya bentuk penyampaian informasi melalui Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pemkot X sanggup mengakibatkan sebuah kepuasan bagi wartawannya dalam memperoleh informasi.
Bertolak dari latar belakang dilema di atas, maka peneliti menarik rumusan dilema sebagai berikut : "Sejauh mana Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X terhadap Kepuasan Perolehan Informasi bagi wartawan?".
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dilema dan rumusan dilema tersebut, maka peneliti mengidentifikasikan dilema yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Sejauh mana Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
2. Sejauh mana Isi Pesan Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
3. Sejauh mana Media yang dipakai dalam Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
4. Sejauh mana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
5. Sejauh mana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
6. Sejauh mana Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi Dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Dari permasalahan diatas maka maksud dilaksanakannya penelitian ini yakni untuk menganalisa dan menjelaskan mengenai Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
2. Tujuan Penelitian
Sedangkan tujuan dilaksanakannya penelitian ini yakni sebagai berikut :
a. Untuk Mengetahui Kredibilitas Sumber Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
b. Untuk Mengetahui Isi Pesan Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
c. Untuk mengetahui Media yang dipakai dalam Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
d. Untuk Mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Hasil Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
e. Untuk Mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Harapan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
f. Untuk mengetahui Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian secara teoritis berkhasiat sebagai pengembang untuk berbagi Ilmu Komunikasi secara umum dan ilmu Humas atau Public Relations khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release terhadap Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi.
2. Kegunaan Praktis
a. Untuk Penelitian
Penelitian ini secara mudah berkhasiat untuk peneliti sebagai aplikasi ilmu yang selama studi diterima secara teori dan diharapkan sanggup menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam bidang komunikasi dan Public Relations.
b. Untuk Universitas
Penelitian ini secara mudah berkhasiat bagi mahasiswa/i Universitas secara umum, dan untuk mahasiswa/i Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas secara khusus sebagai literatur terutama untuk peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.
c. Untuk Perusahaan
Penelitian ini secara mudah berkhasiat bagi perusahaan sebagai tumpuan atau penilaian khususnya mengenai Efektivitas Penyajian Press Release Oleh Humas Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) pemkot X Terhadap Kepuasan Perolehan Informasi Bagi Wartawan.
EmoticonEmoticon