Pendidikan Pancasila : Pancasila Sebagai Acuan Nilai Manusia Indonesia
Pengertian Nilai
Apa yang dimaksud dengan Nilai ?
Nilai diartikan sebagai hakikiat sesuatu hal yang menciptakan hal tersebut pantas dikejar oleh manusia. (Diyakara: Percikan Filsafat, 38). Nilai berkaitan dekat dengan “kebaikan” dan “keberhargaan” ( Namun harus dinalar secara kontekstual ).
Hirarki nilai berdasarkan Max Scheler :
- Nilai “kenikmatan dan ketidaknikmatan”: sesuai dengan suasana afektif dan bersifat inderawi.
- Nilai “vital”, tidak sanggup direduksi sekadar ke dalam rasa nikmat atau tidak nikmat. Termasuk dalam kategori ini: nilai kesehatan, kematian, usia tua.
- Nilai “spiritual”, contohnya preferensi cinta dan benci. Nilai ini terbagi 3:
- a. nilai keindahan dan kejelekan,
- b. nilai keadilan dan ketidak adilan,
- c. nilai pengetahuan murni wacana kebenaran.
- Nilai “sakral/rohani”, ditemukan dalam bentuk kebahagiaan yang bersumber dari persentuhan dengan yang ilahi. Reaksi khusus yang muncul adalah, keyakinan, kepercayaan dan penghormatan dan penyembahan.
Menurut anda, Pancasila ditempatkan dalam hirarki nilai yang mana dan mengapa ?
Selain hirarki Max Scheler, nilai dibagi menjadi dua :
1. Nilai yang disebut relatif lantaran bersifat subjektif
Tergantung pada sensitivitas setiap individu atau kelompok dalam konteks tertentu yang menafsirkannya.
2. Nilai yang disebut mutlak yang bersifat objektif.
Disebut mutlak lantaran memuat tujuan yang paling murni contohnya cinta kasih. Nilai mutlak tidak lagi tergantung pada tafsir insan alasannya kualitasnya sanggup dibuktikan secara objektif demi kebaikan.
Menurut anda Pancasila masuk dalam nilai yang mana dan mengapa ?
Justifikasi atas Pancasila
1. Justifikasi Yuridis
Pembenaran Pancasila sebagai ideologi bangsa secara konstutisional, yaitu tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Alinea 4 dan ketetapan MPR RI. Secara yuridis Pancasila mendapat pendasaran yang besar lengan berkuasa sehingga eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa tak sanggup diabaikan dengan alasan apapun.
2. Justifikasi Filosofis
Justikasi filosofis menegaskan pembenaran Pancasila berdasarkan konstruksi logika secara logis yang ditemukan melalui rasionalisasi yang didasarkan pada refleksi mendalam terhadap subtansi nilai-nilai Pancasila. Justifikasi filosofis juga menegaskan bahwa nilai Pancasila sebagai kebenaran hakiki yang tak perlu pembuktian untuk menegaskannya sebagai benar.
3. Justufikasi Historis
Secara historis Pancasila berasal dari kompleks nilai yag telah mengakar dan menjadi spirit kehidupan manusia-manusia yang berasal dari suku bangsa yang berbeda di Nusantara ratusan tahun yang lampau. Nilai-nilai tersebut kemudian digali dan dirumuskan secara padat menjadi dasar keyakinan bersama masyarakat Indonesia.
4. Justifikasi Kultural
Pancasila didasarkan pada dimensi kultural masyarakat Indonesia. Artinya nilai-nilai yang terserap dalam Pancasila terbentuk dari praksis hidup hidup dalam tatanan kultural. Jejak kultural Nampak dalam: pertama, jejak praktik keagamaan tradisional, kedua, sikap saling menghormati, ketiga, hidup dalam kesatuan sosial, keempat, praktik urun rembug, kelima, berat sama dipikul ringan sama dijinjing.
Bagaimana Praktik Pancasila hingga ketika ini ?
Apakah anda menemukan kesenjangan antara nilai Pancasila dengan sikap warga negara ? Oleh lantaran itu, perlu diungkap banyak sekali permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan Pancasila.
1. Masalah Kesadaran Perpajakan
Sebesar 74,6 % penerimaan negara berasal dari pajak
2. Masalah Korupsi
Transparency Internasional (TI) merilis situasi korupsi di 188 negara untuk tahun 2015. Berdasarkan data dari TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat 88 dalam urutan negara paling korup di dunia.
3. Masalah Lingkungan
4. Masalah Disintegrasi Bangsa
Punahnya suatu negara sanggup terjadi lantaran empat “I”, yaitu industri, investasi, individu, dan info (Ohmae, 2002: xv).
5. Masalah Dekadensi Moral
Dewasa ini, fenomena materialisme, pragmatisme, hedonisme, dan konsumerisme makin menggejala dalam kehidupan bermasyarakat. Paham-paham tersebut mengikis moralitas dan sopan santun masyarakat, khususnya generasi muda.
6. Masalah Narkoba
7. Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan
8. Masalah Terorisme
Pancasila sebagai Media Berkembang
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, Pendidikan Pancasila hingga pada tahap perguruan tinggi masih tetap mempunyai urgensi yang mendesak, dengan bersandar pada tujuan mmempelajari Pancasila :
- Mengajak mahasiswa mempelajari Pancasila secara kritis baik dalam wacana yuridis maupun humanistik.
- Mengajak mahasiswa memahami dan mewujudkan serta menumbuhkan Pancasila.
- Merefleksikan Pancasila dalam kehidupan bersama dalam keberbedaan.
- Membentuk aksara mahasiswa yang tidak tercerabut dari akar nilai Pancasila.
- Menjadikan Pancasila sebagai Leitmotive (dorongan pokok) dan Leitstar (penunjuk jalan)
- Estafet kepemimpinan bangsa yang lebih berkualitas
- Meminjam istilah Branson (1998), yaitu sebagai pembentuk civic disposition yang sanggup menjadi landasan untuk pengembangan civic knowledge dan civic skills mahasiswa.
Dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, empat pilar pendidikan berdasarkan UNESCO menjadi salah satu rujukan dalam prosesnya, yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together ( Delors,1996 ).
Tantangan Pancasila
Saat ini Pancasila di tantang dari beberapa sudut :
Pragmatisme
Dari sisi pragmatism, Pancasila ditantang dengan munculnya banyak sekali macam bentuk kebudayaan gres yang mengikis nilai Pancasila. Contohnya, budaya hedonism, materialisme, konsumerisme. Budaya ini cenderung melahirkan insan yang pragmatis dan apatis terhadap nilai Pancasila.
Fanatisme Agama
Pancasila ditantang dari sudut fanatisme agama yang cenderung mengarah pada pemicikan paham beragama dengan menempatkan kebenaran agama di atas kebenaran lainnya dan bahkan mengabaikan kesepakatan konstitusi Negara demi mendapat posisi atau kekuasaan. Akibatnya ialah munculnya t3r0risme, politik agama, kekerasan antar umat beragama.
Melalui latar belakang kindonesiaan, pendidikan Pancasila dibutuhkan sanggup memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam berperan serta membangun pemahaman masyarakat, dan mengakibatkan Pancasila senantiasa menjadi contoh nilai hidup, yang mencaku antara lain :
- Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
- Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
- Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) nasional,
- Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
- Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
- Kesadaran wacana pentingnya penegakan hukum,
- Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.
Dan menempatkan Pancasila sebagai dasar dan contoh nilai hidup.
Baca Juga : 4 Alasan Indonesia Belum Maju
Sumber
Slide Pancas : Nilai Pancasila
EmoticonEmoticon