Minggu, 11 November 2018

Mengapa Guru Sedikit Melaksanakan Kreativitas Mengajar Di Dalam Kelas

Mengapa Guru Sedikit Melakukan Kreativitas Mengajar Di Dalam Kelas  Mengapa Guru Sedikit Melakukan Kreativitas Mengajar Di Dalam Kelas
Slogan 'apapun makannya minumnya teh botol sosro' sudah biasa kita dengar dan bukan lagi jadi satu masalah, tetapi sore ini saya sedikit emosi alasannya ialah info di salah satu surat kabar online ternama di Indonesia menyatakan "Apapun Kurikulumnya, yang Penting Gurunya". seolah-olah kurikulum itu tidak penting, yang paling penting ialah gurunya.

Semakin menaikkan emosi yaitu Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta [UNJ] Karnadi mengatakan:

kurikulum berubah berulang kali tidak akan problem selama guru kreatif

Jika pernyataan diatas tiba hanya dari seorang pimpinan parpol mungkin saya hanya menyampaikan dalam hati 'dia tidak tahu apa yang dia katakan' tetapi pernyataan itu tiba dari seseorang yang tugasnya ialah membuat seorang guru.
Pak Kurnadi yang terhormat, kini coba kita analisa dengan analisa sederhana saja.

Pertama:
kenapa bimbingan test/belajar lebih diminati bawah umur ketimbang dunia sekolah?
jawabnya, alasannya ialah kurikulum bimbingan test terang yaitu "siswa bisa menjawab soal dengan cepat dan benar"
Kedua:
kenapa bimbingan test/belajar bisa mengikuti kurikulum yang di sekolah padahal waktu berguru hanya sore hari dan itupun tidak setiap hari, mungkin hanya tiga kali satu minggu?
jawabnya, bimbingan test/belajar hanya pakai metode ceramah dan tanya jawab.
Ketiga:
kenapa guru sedikit melaksanakan kreativitas mengajar di dalam kelas?
jawabnya, mengejar kurikulum yang harus tercapai.
keempat:
kenapa kurikulum harus tercapai?
jawabnya, Jika kurikulum tidak tercapai maka dikatakan guru tidak memiliki Silabus atau RPP atau perangkat pembelajaran yang baik.
kelima:
mungkin guru yang lain bisa menambahi...

Kesimpulannya Pak Kurnadi, guru tidak akan bisa kreatif kalau harus mengajarkan segudang bahan dengan waktu singkat terkhusus mata pelajaran hitung-menghitung.
Pernyataan Bapak 'kurikulum berubah berulangkali tidak akan problem selama guru kreatif' saya rasa perlu revisi alasannya ialah kalau beban kurikulumnya semakin banyak maka guru semakin tidak kreatif. Tetapi kalau beban kurikulumnya semakin sedikit maka guru semakin kreatif mengajarnya alasannya ialah punya waktu luang untuk membuat metode dalam proses berguru mengajar menyerupai game, permainan dan sebagainya.

Jika Anda oke mari kita share, mungkin secara tidak sengaja Pak Kurnadi membaca ini dan kedepannya dia memberikan pernyataan yang lebih berkualitas. Terima kasih.

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu kita dalam penerapan kurikulum 2013;
Mengapa Guru Sedikit Melakukan Kreativitas Mengajar Di Dalam Kelas  Mengapa Guru Sedikit Melakukan Kreativitas Mengajar Di Dalam Kelas


Sumber http://www.defantri.com


EmoticonEmoticon