Sebelum membahas lebih jauh perihal TV berwarna, coba anda pikirkan bagaimana mungkin sebuah radio bisa kita dengar siarannya atau sebu- ah TV bisa kita lihat dan dengar siarannya ? Inilah yang disebut teleko- munikasi ( komunikasi jarak jauh). Komunikasi satu arah ini sanggup terjadi lantaran ada pemancar dan penerimanya dan masing-masing mempunyai syarat yang harus dipenuhi supaya terjadi komunikasi tersebut. Persyaratannya adalah: informasi yang dikirim berupa suara (pada radio) atau bunyi dan gambar (pada TV) dibawa oleh sinyal pembawa, yang kita kenal dengan modulasi (rangkaiannya disebut modulator) pada fre-kuensi tertentu. Pada radio ada dua cara memodulasi yaitu AM (ampli-tudo modulation) dan FM (Frequency Modulation), sedangkan pada TV dengan sistem FM. Frekuensi modulasi inilah yang menimbulkan kita sanggup menangkap siaran suatu stasiun radio ataupun stasiun TV. Saat kita mencari gelombang frekuensi suatu siaran itu artinya kita menyamakan frekuensi akseptor kita dengan frekuensi pemancarnya. Kaprikornus walau ba-nyak siaran radio dan TV dimana-mana yang tertangkap oleh antena ra-dio / TV akseptor di rumah, tetapi yang sanggup kita dengar atau lihat ha-nya satu stasiun pemancar saja pada frekuensi tertentu. Kalau kita hen-dak mendengarkan atau melihat stasiun pemancar yang lain, maka kita harus mencari dengan cara merubah frekuensi akseptor kita (di tuning) yang diadaptasi dengan frekuensi dari pemancar yang kita cari. Inilah proses telekomunikasi satu arah saja, yang satu memancarkan saja se-dangkan yang lainnya menerima.
Televisi ialah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Kaprikornus televisi berarti tampak atau dapat
melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemu- an roda, lantaran inovasi ini bisa mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi atau teve .
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari inovasi dasar, hu- kum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari masa komunikasi elek- tronik. Kemudian berturut-turut ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam putih, dan sistem televisi berwarna. Tentunya per- kembangan ilmu ini akan terus maju apalagi dengan ditemukannya LCD, yang menciptakan TV dizaman ini semakin tipis dengan hasil gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV tabung.
Kaprikornus dizaman ini kita harus tahu betul perihal TV lantaran hampir semua rumah tangga mempunyai TV baik yang hitam putih maupun yang berwarna. Anda siap untuk mempelajarinya ?
Televisi (TV) yang kita kenal terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Televisi hitam putih
b. Televisi berwarna
Pada televisi hitam putih tidak sanggup dilihat gambar sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar beling hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi berwarna, yakni warna gam- kafe yang tampil di layar akan terlihat ibarat aslinya.
Gambar yang kita lihat di layar tele- visi ialah hasil produksi dari sebu- ah kamera. Objek gambar yang di- tangkap lensa kamera
Pengambilan Gambar oleh Kamera dan disalurkan ke TV
akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi.
Pemancar TV berwarna memancar- kan sinyal-sinyal :
- Audio (bunyi)
- Luminansi (kecerahan gambar)
- Krominansi (warna)
- Sinkronisasi vertikal / horizontal
- Burst
Pada pesawat televisi berwarna, se- mua warna alamiah yang telah dipi- sah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks
warna untuk menghasilkan sinyal lu-
minasi Y dan dua sinyal krominansi, yaitu V dan U berdasarkan persamaan berikut :
Y = +0.30R +0.59G+0.11B V = 0,877 ( R - Y )
U = 0,493 ( B- Y )
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal bunyi yang ditrans- misikan bersama sinyal gambar dalam modulasi frekuensi (FM) untuk meng- hindari derau (noise) dan interferensi. Sistem pemancar televisi yang kita kenal diantaranya: NTSC, PAL, SECAM, dan PAL B. NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat,
sistem PAL (Phases Alternating Line) digunakan di Inggris, sis- tem SECAM (Sequen tial Coleur a’Memorie) digunakan di Prancis. Sementara itu, Indonesia sendiri memakai sistem PAL B. Hal yang membedakan sistem terse- but adalah: format gambar, jarak frekuensi pembawa, dan pem- bawa suara.
Prinsip Kerja TV Berwarna
Blok diagram sebuah TV berwarna secara lengkap adalah:
Secara garis besar blok tersebut mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.Rangkaian Penala (Tuner)
Contohnya sanggup dilihat pada gambar
Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Tuner mempunyai tiga pecahan utama sebagai berikut:
● RF Amplifier.
Berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena.
● Lokal Osilator.
Berfungsi untuk membangkitkan si- nyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi
osilator dibentuk selalu lebih besar di-
bandingkan frekuensi RF yang diteri- ma antena (sebesar frekuensi-RF+IF).
● Mixer.
Oleh mixer sinyal RF dan sinyal
ga 1.000 kali, lantaran output Tu- ner merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga mempunyai kegunaan untuk membuang gelom- bang lain yang tidak diharapkan dan meredam interferensi pela- yangan gelombang pembawa bunyi yang mengganggu gambar.
b.. Penguat IF (Intermediate
Frequency)
c. Rangkaian Detektor Video Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu lantaran apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibat- kan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam ialah sinyal suara.
d. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pengu- at sinyal luminan yang berasal dari de- tektor video sehingga sanggup menjalan- kan layar beling atau CRT (catode ray tube}. Di dalam rangkaian penguat vi - deo terdapat pula rangkaian ABL
(automatic brightnees level) atau pengatur berpengaruh cahaya otomatis yang ber- fungsi untuk melindungi rangkaian te- gangan tinggi dari tegangan muatan le- bih yang disebabkan oleh berpengaruh cahaya pada layar kaca.
e.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan in- put secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi konstan.
Gambar diatas Rangkaian AGC. Lingkaran merah menunjukkan komponen AGC yang Berada di dalam Sebagian IC dan Sebagian Tuner
AGC Model Lain. Beberapa merek TV mempunyai AGC yang Berdiri Sendiri mirip Ditunjukkan oleh Tanda Silang.
f. Rangkaian Penstabil Penerima
Gelombang TV
Rangkaian penstabil akseptor ge- lombang TV di antaranya ialah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima
terlalu lemah. Sebaliknya, jikalau sinyal
yang diterima terlalu besar, AGC de- ngan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (auto- matic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu (gambar 6.77):
● Rangkaian sinkronisasi,
● Rangkaian defleksi vertikal,
● Rangkaian defleksi horizontal,
● Rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi ditunjukkan Batas Garis Hitam
h. Rangkaian Suara (Audio)
Suara yang kita dengar ialah hasil ker- ja dari rangkaian ini sinyal pembawa IF bunyi akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebe- lumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang selanjut nya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar 6.79, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan kawasan di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih ialah rangkaian input yang merupakan kawasan tegangan tinggi (live area). Sementara itu, kawasan di dalam kotak merah ialah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tega- ngan DC ke seluruh rangkaian TV.
j. Defleksi Horisontal dan Tegang- an Tinggi
Rangkaian defleksi horisontal berfungsi untuk menye- diakan arus gigi gergaji untuk di- umpankan kekumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pa- da CRT dapat melaksanakan scaning pada arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkai- an horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk anode CRT serta untuk pembangkit be- berapa macam tegangan mene- ngah dan tegangan rendah lain- nya.
Bagian-bagian dari rangkaian horisontal mencakup :
● Osilator Horisontal
Sebagai pembangkit pulsa fre- kuensi horisontal. Pada sistem CCIR frekuensi horisontalnya ialah 15.625 Hz, dan pada sis-
tem FCC frekuensi horisontalnya
ialah 16.750Hz.
● Horisontal Driver
Horisontal driver digunakan untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transis- tor horisontal output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai sa- klar.
● Horisontal Output (HOT)
Bagian horisontal output berfungsi untuk menyediakan power arus gigi
gergaji untuk diumpankan ke kum- paran defleksi horisontal. Dari tran- sistor HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke.
Pada umumnya transistor HOT TV
berwarna mendapat tegangan DC
sekitar 110 V.
Trafo plyback (FBT, HVT) dipasang pada pecahan HOT, dengan meman- faatkan arus gigi gergaji ketika hori- sontal retrace yang sanggup menginduk- sikan tegangan sangat tinggi.
● Horisontal AFC (Automatic Frequency Control)
Gambar pada pesawat TV harus sinkron dengan gambar dari pe- mancar TV, oleh lantaran itu diper- lukan sinkronisasi horisontal dan vertikal. Rangkaian High Pass
Filter (HPF) digunakan untuk memi-
sahkan sinyal sinkronisasi hori- sontal, rangkaian ini gampang sekali dipengaruhi oleh noise, maka osilator horisontal selalu dilengka- pi dengan rangkaian AFC, yang berfungsi untuk menjaga supaya fre- kuensi dan phase sinyal horison- tal scanning selalu stabil.
Pada pecahan AFC terkadang dipa- sang VR pengatur phasa yang berfungsi untuk mengatur posisi horisontal center.
Dari keterangan di atas untuk lebih Jelasnya diberikan blok diagram khusus pecahan warna sebagai berikut:
Diagram Blok Bagian Warna dari TV
fungsi setiap blok dari gambar dalah:
● Colour Amp : Suatu penguat krominan yang menguatkan sinyal nada warna (sekitar 4,43 MHz) dengan bandwidth 2 MHz. Didalamnya me- ngandung sinyal (termodulasi) selisih warna yang telah dilemahkan (V dan U) juga terdapat sinyal ledakan (burst sinyal) dengan denyut sin- kronisasi horisontal.
● Colour splitter (pembelah warna) : memisahkan sinyal V dengan sinyal U dimana signal V diputar 180º sedangkan sinyal U tidak dipu-
tar. Pada blok ini terdapat garis-garis NTSC dan PAL dan beberapa perlawanan.
● Demudulator-V dan Demodulator-U: untuk mendeteksi sinyal V dan sinyal U. Bagian ini mendapatkan gelombang pembawa warna dan sinyal
secara bersamaan dan harus benar-benar sefasa baik sinyal V mau-
pun sinyal U. Jika yang diterima sinyal NTSC maka gelombang pem- bawa yang dimasukkan kedemodulator V harus dimasukkan dalam fasa 90°, sedangkan untuk sinyal PAL gelombang pembawa yang di- masukkan dalam fasa 270°. Jikalau fasa-fasa dari sinyal itu benar, maka sinyal-sinyal ini akan dikuatkan melalui pecahan ini dan penguatan untuk kedua sinyal ini tak sama.
● Saklar PAL: selama sinyal NTSC yang masuk, maka saklar PAL me-
lewatkan sinyal yang berasal dari osilator kristal tanpa disertai perge- seran fasa. Sedangkan ketika ada sinyal PAL, maka pelewatan sinyal disertai dengan pergeseran fasa 180°, sehingga menjadi 270°.
● FF (Flip-Flop): saklar PAL didrive dari suatu Flip-Flop atau bistable
multivibr4t0r. Flip-Flop ini dikemudikan dengan sinyal clock yang di- sebut sinyal identifikasi yang berasal dari diskriminator fasa yang ke- mudian dikuatkan oleh suatu penguat. Dalam sinyal ledakan, setiap pergantian sinyal garis satu ke sinyal garis berikutnya selalu berubah-
ubah dasanya, lantaran diskriminator fasapun mengeluarkan suatu te-
gangan bolak-balik.. Selama sinyal NTSC tegangannya positip, dan selama sinyal PAL tegangannya negatif. Dengan memakai sinyal clock positip, naka FF dibawa kekondisi yang sedemikian hingga sa- klar PAL selama sinyal-sinyal PAL memutar sinyal sejauh 180°. Pada ketika sinyal NTSC masuk, maka penguat simpulan horisontal mengirimkan clock yang menciptakan FF kekondisi stabil yang lain. Maka kini saklar PAL berada dalam kondisi yang tidak memutarkan fasanya sinyal.
● BURST Amp : Penguatan sinyal ledakan mengandung sinyal ledak- an, sinyal krominansi dan pulsa dari penguat akhir horisontal. Penguat sanggup menguatkan hanya pada saat-saat pulsa horisontal masuk ke penguat. Sinyal ledakanpun dimasukkan selama penguat itu sedang menguatkan, sehingga menghasilkan tegangan output untuk mengontrol BURST Amp melewati ACC dan mematikan warna lewat CK.
● Colour Killer (CK): Untuk menin das penguat warna apabila signal selisih warna / krominan lantaran sedang mendapatkan siaran hitam putih (azas kontabilitas). Penin- dasan warna ini perlu, supaya pada waktu penerimaan hitam putih ba- gian warna tak menguatkan sinyal- sinyal desah yang akan sanggup muncul di layar gambar. Namun demikian apabila ada signal nada warna yang dikirimkan ke penguat oleh ledakan akan dihasilkan te- gangan kontrol sehingga colour killer tidak bekerja (colour killer akan bekerja apabila tidak ada signal BURST yang dikirimkan).
● ACC (Automatic Colour Control) : Blok ini bekerjanya sama dengan AGC yaitu mengontrol penguatan secara otomatis, apabila sinyal ledakan naik yang disebabkan oleh naiknya penguatan colour killer maka BURST Amp menghasilkan tegangan ACC yang merupakan tegangan kemudi yang dikirimkan ke colour amp.
● Demodulator (V dan U) : Untuk memisahkan selisih warna dari SPWnya yang di- buat dirangkaian ini. Disini harus dibuatkan SPW sebe- sar 4.43 MHz dari kristal de- modulator yang phasanya sa- ma dengan yang dikirimkan selama diterima garis NTSC, SPW digeser 90º sedangkan selama diterima garis PAL SPW harus digeser 270º. Hasil demodulator yang ma- sih merupakan signal V dan signal U dikuatkan kembali sehing ga berubah lagi men- jadi selisih warna R-Y dan B- Y (merupakan proses keba- likan dari pemancar).
● AFPC (Automatic Frequency and Phase Control) : ber- fungsi supaya phasa dan frekuensi dari SPW persis de- ngan yang dikirimkan (mes- kipun ditindas) maka harus di- adakan pengontrolan teruta- ma tegangan VCOnya.
Teknik termudah dan cukup sanggup mendapatkan amanah untuk melacak kerusakan sebuah TV berwarna ialah memakai Teknik Gejala-Fungsi (symptom-function), karena sanggup dilihat dengan terperinci tanda-tanda kerusakan gambar yang terjadi pada layar / CRT maupun tanda-tanda kerusakan bunyi pada speaker.
Sebagai contohnya: asumsikan bahwa video (penerimaan gambar TV) drive transistor ialah rusak. Ini berarti itu akan tidak ada gambar pada CRT. Apakah ini juga berarti bahwa akan tidak ada raster? tentu tidak, lantaran raster diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal dan horisontal dan memerlukan adanya tegangan tinggi, dimana ini didapatkan dari output horisontal trafo. Jadi CRT akan menyala tetapi akan terlihat sebuah layar kosong. Apakah audio mempunyai efek? tentu tidak Karena sinyal audio mulai keluar sebelum rangkaian drive video. Untuk menyimpulkannya kemudian kebenaran bahwa ini tidak ada gambar pada CRT, tetapi ada bunyi dan raster, hal yang sudah niscaya untuk meragukan salah satunya yaitu drive video atau video output stage.
Di bawah ini akan diberikan tabel majemuk tanda-tanda kerusakan sebuah TV berwarna dan asumsi fungsi rangkaian mana yang mengakibatkan kerusakan itu terjadi.
GEJALA YANG TERJADI FUNGSI RANGKAIAN YANG RUSAK
a.TV mati total (lampu indi kator tak menyala)
- Rangkaian catu daya. Rangkaian regu- lator input hingga output. Perhatikan gambar 6.82 rangkaian regulator pada PCB TV . Pada umumnya catu daya pesawat televisi mempunyai output tegangan sebesar 115v, 24v, 12v, dan 5v.
Tanda Panah Menandakan Komponen yang Praktis Rusak.
b. TV dan lampu indikator mati total serta terdengar bunyi derit getaran trafo switching.
- Rangakian horisontal biasanya yang gampang rusak ialah trafo flyback, transistor horisontal dan kapasitornya
- Rangkaian regulator, biasanya dioda pembatas tegangan rusak.
d. Tak ada raster tapi suara normal (layar tetap gelap).
- Rangkaian penguat video, rangkaian penguat cahaya, rangkaian tegangan tinggi atau CRT
Daerah Tegangan Tinggi
- Rangkaian vertikal dan osilatornya.
- Rangkaian defleksi vertikal.
f. Garis strip-strip hitam pada layer yang tak sanggup hilang.
- Rangkaian osilator horizontal, bia- sanya kapasitor elektrolit yang sudah kering (terlihat kusam / pecah).
- Pada TV yang gres jarang dijumpai, biasanya disebabkan komponen yang sudah tergoda umur.
Gambar Strip Hitam Tidak Dapat Hilang dari Raster Meskipun Sinkronisasi Telah Disetel.
g.Sebagian gambar tergeser horisontal.
- Rangkaian sinkronisasi, rangkaian buffer video dan rangkaian AGC. Bia- sanya kapasitor elektrolit yang kering atau dioda yang bocor
h. Gambar bergerak terus ke atas / ke bawah
- Rangkaian osilator vertikal. TV yang gres terjadi akhir kapasitor keramik- nya bocor.
i. Garis hitam miring dan ber- gerak ke atas / ke bawah terus.
- Rangkaian pemisah sinkronisasi, rangkaian penguat sinkronisasi, rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise.
- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kum- paran yoke.
- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kumparan yoke.
k. Pelebaran Horisontal
- Potensio Vsize dan Vline dan rangkaian defleksi vertical (tran- sistornya).
m. Gambar memanjang vertikal
- Rangkaian defleksi vertikal, potensio pengatur vertikal atau elko yang sudah kering
Sumber http://www.arjunservice.netTelevisi ialah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Kaprikornus televisi berarti tampak atau dapat
melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemu- an roda, lantaran inovasi ini bisa mengubah peradaban dunia. Di
Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi atau teve .
Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari inovasi dasar, hu- kum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari masa komunikasi elek- tronik. Kemudian berturut-turut ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam putih, dan sistem televisi berwarna. Tentunya per- kembangan ilmu ini akan terus maju apalagi dengan ditemukannya LCD, yang menciptakan TV dizaman ini semakin tipis dengan hasil gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV tabung.
Kaprikornus dizaman ini kita harus tahu betul perihal TV lantaran hampir semua rumah tangga mempunyai TV baik yang hitam putih maupun yang berwarna. Anda siap untuk mempelajarinya ?
Televisi (TV) yang kita kenal terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Televisi hitam putih
b. Televisi berwarna
Pada televisi hitam putih tidak sanggup dilihat gambar sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar beling hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi berwarna, yakni warna gam- kafe yang tampil di layar akan terlihat ibarat aslinya.
Gambar yang kita lihat di layar tele- visi ialah hasil produksi dari sebu- ah kamera. Objek gambar yang di- tangkap lensa kamera
Pengambilan Gambar oleh Kamera dan disalurkan ke TV
akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau (G=green), dan biru (B=blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi.
Pemancar TV berwarna memancar- kan sinyal-sinyal :
- Audio (bunyi)
- Luminansi (kecerahan gambar)
- Krominansi (warna)
- Sinkronisasi vertikal / horizontal
- Burst
Pada pesawat televisi berwarna, se- mua warna alamiah yang telah dipi- sah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks
warna untuk menghasilkan sinyal lu-
minasi Y dan dua sinyal krominansi, yaitu V dan U berdasarkan persamaan berikut :
Y = +0.30R +0.59G+0.11B V = 0,877 ( R - Y )
U = 0,493 ( B- Y )
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal bunyi yang ditrans- misikan bersama sinyal gambar dalam modulasi frekuensi (FM) untuk meng- hindari derau (noise) dan interferensi. Sistem pemancar televisi yang kita kenal diantaranya: NTSC, PAL, SECAM, dan PAL B. NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat,
sistem PAL (Phases Alternating Line) digunakan di Inggris, sis- tem SECAM (Sequen tial Coleur a’Memorie) digunakan di Prancis. Sementara itu, Indonesia sendiri memakai sistem PAL B. Hal yang membedakan sistem terse- but adalah: format gambar, jarak frekuensi pembawa, dan pem- bawa suara.
Prinsip Kerja TV Berwarna
Blok diagram sebuah TV berwarna secara lengkap adalah:
Contoh Rangkaian TV Berwarna
Secara garis besar blok tersebut mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.Rangkaian Penala (Tuner)
Contohnya sanggup dilihat pada gambar
Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
Tuner mempunyai tiga pecahan utama sebagai berikut:
● RF Amplifier.
Berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena.
● Lokal Osilator.
Berfungsi untuk membangkitkan si- nyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi
osilator dibentuk selalu lebih besar di-
bandingkan frekuensi RF yang diteri- ma antena (sebesar frekuensi-RF+IF).
● Mixer.
Oleh mixer sinyal RF dan sinyal
ga 1.000 kali, lantaran output Tu- ner merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga mempunyai kegunaan untuk membuang gelom- bang lain yang tidak diharapkan dan meredam interferensi pela- yangan gelombang pembawa bunyi yang mengganggu gambar.
b.. Penguat IF (Intermediate
Frequency)
c. Rangkaian Detektor Video Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu lantaran apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibat- kan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam ialah sinyal suara.
d. Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pengu- at sinyal luminan yang berasal dari de- tektor video sehingga sanggup menjalan- kan layar beling atau CRT (catode ray tube}. Di dalam rangkaian penguat vi - deo terdapat pula rangkaian ABL
(automatic brightnees level) atau pengatur berpengaruh cahaya otomatis yang ber- fungsi untuk melindungi rangkaian te- gangan tinggi dari tegangan muatan le- bih yang disebabkan oleh berpengaruh cahaya pada layar kaca.
e.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan in- put secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkannya menjadi konstan.
Gambar diatas Rangkaian AGC. Lingkaran merah menunjukkan komponen AGC yang Berada di dalam Sebagian IC dan Sebagian Tuner
AGC Model Lain. Beberapa merek TV mempunyai AGC yang Berdiri Sendiri mirip Ditunjukkan oleh Tanda Silang.
f. Rangkaian Penstabil Penerima
Gelombang TV
Rangkaian penstabil akseptor ge- lombang TV di antaranya ialah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima
terlalu lemah. Sebaliknya, jikalau sinyal
yang diterima terlalu besar, AGC de- ngan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (auto- matic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.
g. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu (gambar 6.77):
● Rangkaian sinkronisasi,
● Rangkaian defleksi vertikal,
● Rangkaian defleksi horizontal,
● Rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi ditunjukkan Batas Garis Hitam
h. Rangkaian Suara (Audio)
Suara yang kita dengar ialah hasil ker- ja dari rangkaian ini sinyal pembawa IF bunyi akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebe- lumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.
i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang selanjut nya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar 6.79, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan kawasan di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih ialah rangkaian input yang merupakan kawasan tegangan tinggi (live area). Sementara itu, kawasan di dalam kotak merah ialah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tega- ngan DC ke seluruh rangkaian TV.
j. Defleksi Horisontal dan Tegang- an Tinggi
Rangkaian defleksi horisontal berfungsi untuk menye- diakan arus gigi gergaji untuk di- umpankan kekumparan defleksi yoke, sehingga sinar elektron pa- da CRT dapat melaksanakan scaning pada arah horisontal dengan benar. Selain itu rangkai- an horisontal juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tegangan tinggi (High Voltage) untuk anode CRT serta untuk pembangkit be- berapa macam tegangan mene- ngah dan tegangan rendah lain- nya.
Rangkaian Defleksi Horisontal. Sebagian Berada Di dalam Trafo Flyback
Bagian-bagian dari rangkaian horisontal mencakup :
● Osilator Horisontal
Sebagai pembangkit pulsa fre- kuensi horisontal. Pada sistem CCIR frekuensi horisontalnya ialah 15.625 Hz, dan pada sis-
tem FCC frekuensi horisontalnya
ialah 16.750Hz.
● Horisontal Driver
Horisontal driver digunakan untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transis- tor horisontal output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai sa- klar.
● Horisontal Output (HOT)
Bagian horisontal output berfungsi untuk menyediakan power arus gigi
gergaji untuk diumpankan ke kum- paran defleksi horisontal. Dari tran- sistor HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke.
Pada umumnya transistor HOT TV
berwarna mendapat tegangan DC
sekitar 110 V.
Trafo plyback (FBT, HVT) dipasang pada pecahan HOT, dengan meman- faatkan arus gigi gergaji ketika hori- sontal retrace yang sanggup menginduk- sikan tegangan sangat tinggi.
● Horisontal AFC (Automatic Frequency Control)
Gambar pada pesawat TV harus sinkron dengan gambar dari pe- mancar TV, oleh lantaran itu diper- lukan sinkronisasi horisontal dan vertikal. Rangkaian High Pass
Filter (HPF) digunakan untuk memi-
sahkan sinyal sinkronisasi hori- sontal, rangkaian ini gampang sekali dipengaruhi oleh noise, maka osilator horisontal selalu dilengka- pi dengan rangkaian AFC, yang berfungsi untuk menjaga supaya fre- kuensi dan phase sinyal horison- tal scanning selalu stabil.
Pada pecahan AFC terkadang dipa- sang VR pengatur phasa yang berfungsi untuk mengatur posisi horisontal center.
Dari keterangan di atas untuk lebih Jelasnya diberikan blok diagram khusus pecahan warna sebagai berikut:
Diagram Blok Bagian Warna dari TV
fungsi setiap blok dari gambar dalah:
● Colour Amp : Suatu penguat krominan yang menguatkan sinyal nada warna (sekitar 4,43 MHz) dengan bandwidth 2 MHz. Didalamnya me- ngandung sinyal (termodulasi) selisih warna yang telah dilemahkan (V dan U) juga terdapat sinyal ledakan (burst sinyal) dengan denyut sin- kronisasi horisontal.
● Colour splitter (pembelah warna) : memisahkan sinyal V dengan sinyal U dimana signal V diputar 180º sedangkan sinyal U tidak dipu-
tar. Pada blok ini terdapat garis-garis NTSC dan PAL dan beberapa perlawanan.
● Demudulator-V dan Demodulator-U: untuk mendeteksi sinyal V dan sinyal U. Bagian ini mendapatkan gelombang pembawa warna dan sinyal
secara bersamaan dan harus benar-benar sefasa baik sinyal V mau-
pun sinyal U. Jika yang diterima sinyal NTSC maka gelombang pem- bawa yang dimasukkan kedemodulator V harus dimasukkan dalam fasa 90°, sedangkan untuk sinyal PAL gelombang pembawa yang di- masukkan dalam fasa 270°. Jikalau fasa-fasa dari sinyal itu benar, maka sinyal-sinyal ini akan dikuatkan melalui pecahan ini dan penguatan untuk kedua sinyal ini tak sama.
● Saklar PAL: selama sinyal NTSC yang masuk, maka saklar PAL me-
lewatkan sinyal yang berasal dari osilator kristal tanpa disertai perge- seran fasa. Sedangkan ketika ada sinyal PAL, maka pelewatan sinyal disertai dengan pergeseran fasa 180°, sehingga menjadi 270°.
● FF (Flip-Flop): saklar PAL didrive dari suatu Flip-Flop atau bistable
multivibr4t0r. Flip-Flop ini dikemudikan dengan sinyal clock yang di- sebut sinyal identifikasi yang berasal dari diskriminator fasa yang ke- mudian dikuatkan oleh suatu penguat. Dalam sinyal ledakan, setiap pergantian sinyal garis satu ke sinyal garis berikutnya selalu berubah-
ubah dasanya, lantaran diskriminator fasapun mengeluarkan suatu te-
gangan bolak-balik.. Selama sinyal NTSC tegangannya positip, dan selama sinyal PAL tegangannya negatif. Dengan memakai sinyal clock positip, naka FF dibawa kekondisi yang sedemikian hingga sa- klar PAL selama sinyal-sinyal PAL memutar sinyal sejauh 180°. Pada ketika sinyal NTSC masuk, maka penguat simpulan horisontal mengirimkan clock yang menciptakan FF kekondisi stabil yang lain. Maka kini saklar PAL berada dalam kondisi yang tidak memutarkan fasanya sinyal.
● BURST Amp : Penguatan sinyal ledakan mengandung sinyal ledak- an, sinyal krominansi dan pulsa dari penguat akhir horisontal. Penguat sanggup menguatkan hanya pada saat-saat pulsa horisontal masuk ke penguat. Sinyal ledakanpun dimasukkan selama penguat itu sedang menguatkan, sehingga menghasilkan tegangan output untuk mengontrol BURST Amp melewati ACC dan mematikan warna lewat CK.
● Colour Killer (CK): Untuk menin das penguat warna apabila signal selisih warna / krominan lantaran sedang mendapatkan siaran hitam putih (azas kontabilitas). Penin- dasan warna ini perlu, supaya pada waktu penerimaan hitam putih ba- gian warna tak menguatkan sinyal- sinyal desah yang akan sanggup muncul di layar gambar. Namun demikian apabila ada signal nada warna yang dikirimkan ke penguat oleh ledakan akan dihasilkan te- gangan kontrol sehingga colour killer tidak bekerja (colour killer akan bekerja apabila tidak ada signal BURST yang dikirimkan).
● ACC (Automatic Colour Control) : Blok ini bekerjanya sama dengan AGC yaitu mengontrol penguatan secara otomatis, apabila sinyal ledakan naik yang disebabkan oleh naiknya penguatan colour killer maka BURST Amp menghasilkan tegangan ACC yang merupakan tegangan kemudi yang dikirimkan ke colour amp.
● Demodulator (V dan U) : Untuk memisahkan selisih warna dari SPWnya yang di- buat dirangkaian ini. Disini harus dibuatkan SPW sebe- sar 4.43 MHz dari kristal de- modulator yang phasanya sa- ma dengan yang dikirimkan selama diterima garis NTSC, SPW digeser 90º sedangkan selama diterima garis PAL SPW harus digeser 270º. Hasil demodulator yang ma- sih merupakan signal V dan signal U dikuatkan kembali sehing ga berubah lagi men- jadi selisih warna R-Y dan B- Y (merupakan proses keba- likan dari pemancar).
● AFPC (Automatic Frequency and Phase Control) : ber- fungsi supaya phasa dan frekuensi dari SPW persis de- ngan yang dikirimkan (mes- kipun ditindas) maka harus di- adakan pengontrolan teruta- ma tegangan VCOnya.
Pelacakan Kerusakan TV Berwarna
Teknik termudah dan cukup sanggup mendapatkan amanah untuk melacak kerusakan sebuah TV berwarna ialah memakai Teknik Gejala-Fungsi (symptom-function), karena sanggup dilihat dengan terperinci tanda-tanda kerusakan gambar yang terjadi pada layar / CRT maupun tanda-tanda kerusakan bunyi pada speaker.
Sebagai contohnya: asumsikan bahwa video (penerimaan gambar TV) drive transistor ialah rusak. Ini berarti itu akan tidak ada gambar pada CRT. Apakah ini juga berarti bahwa akan tidak ada raster? tentu tidak, lantaran raster diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal dan horisontal dan memerlukan adanya tegangan tinggi, dimana ini didapatkan dari output horisontal trafo. Jadi CRT akan menyala tetapi akan terlihat sebuah layar kosong. Apakah audio mempunyai efek? tentu tidak Karena sinyal audio mulai keluar sebelum rangkaian drive video. Untuk menyimpulkannya kemudian kebenaran bahwa ini tidak ada gambar pada CRT, tetapi ada bunyi dan raster, hal yang sudah niscaya untuk meragukan salah satunya yaitu drive video atau video output stage.
Di bawah ini akan diberikan tabel majemuk tanda-tanda kerusakan sebuah TV berwarna dan asumsi fungsi rangkaian mana yang mengakibatkan kerusakan itu terjadi.
GEJALA YANG TERJADI FUNGSI RANGKAIAN YANG RUSAK
a.TV mati total (lampu indi kator tak menyala)
- Rangkaian catu daya. Rangkaian regu- lator input hingga output. Perhatikan gambar 6.82 rangkaian regulator pada PCB TV . Pada umumnya catu daya pesawat televisi mempunyai output tegangan sebesar 115v, 24v, 12v, dan 5v.
Tanda Panah Menandakan Komponen yang Praktis Rusak.
b. TV dan lampu indikator mati total serta terdengar bunyi derit getaran trafo switching.
- Rangakian horisontal biasanya yang gampang rusak ialah trafo flyback, transistor horisontal dan kapasitornya
c. Lampu indikator hidup tapi TV tak sanggup dioperasikan.
- Rangkaian horizontal. - Rangkaian regulator, biasanya dioda pembatas tegangan rusak.
d. Tak ada raster tapi suara normal (layar tetap gelap).
- Rangkaian penguat video, rangkaian penguat cahaya, rangkaian tegangan tinggi atau CRT
Daerah Tegangan Tinggi
CRT (Catode Ray Tube) Filamennya Praktis Putus
e. Raster satu garis horizontal.
- Rangkaian vertikal dan osilatornya.
- Rangkaian defleksi vertikal.
f. Garis strip-strip hitam pada layer yang tak sanggup hilang.
- Rangkaian osilator horizontal, bia- sanya kapasitor elektrolit yang sudah kering (terlihat kusam / pecah).
- Pada TV yang gres jarang dijumpai, biasanya disebabkan komponen yang sudah tergoda umur.
Gambar Strip Hitam Tidak Dapat Hilang dari Raster Meskipun Sinkronisasi Telah Disetel.
g.Sebagian gambar tergeser horisontal.
- Rangkaian sinkronisasi, rangkaian buffer video dan rangkaian AGC. Bia- sanya kapasitor elektrolit yang kering atau dioda yang bocor
h. Gambar bergerak terus ke atas / ke bawah
- Rangkaian osilator vertikal. TV yang gres terjadi akhir kapasitor keramik- nya bocor.
i. Garis hitam miring dan ber- gerak ke atas / ke bawah terus.
- Rangkaian pemisah sinkronisasi, rangkaian penguat sinkronisasi, rangkaian AGC dan rangkaian penghapus noise.
j. Gambar menyempit
Menyempit Kiri / Kanan
- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kum- paran yoke.
- Rangkaian output catu daya, rang- kaian defleksi horisontal dan kumparan yoke.
k. Pelebaran Horisontal
Gambar Melebar
- Potensio pengontrol lebar horisontal, rangkaian catu daya dan tegangan anoda CRT.l. Pemendekan tinggi gambar
Gambar Memendek - Potensio Vsize dan Vline dan rangkaian defleksi vertical (tran- sistornya).
m. Gambar memanjang vertikal
- Rangkaian defleksi vertikal, potensio pengatur vertikal atau elko yang sudah kering
EmoticonEmoticon