Hamil sebelum menikah. Memang ahir-ahir ini sering kita temui kesepakatan nikah dalam keadaan hamil. Akibat dari pergaulan bebas maka timbullah kemaksiatan bahkan perzinahan yang dilakukan oleh sepasang kekasih yang belum terikat pernikahan.
Sebenarnya dalam aturan islam itu tidak diperbolehkan untuk berbacaran, namun di periode moderen ini aturan islam menyerupai sudah di abaikan. Bahkan tidak sedikit orangtua yang malah mendukung anak-anaknya untuk menjalin korelasi dengan lawan jenis, dengan alasan perkenalan. Darisitulah awal mula kemaksiatan akan muncul bahkan hingga perzinahan.
Ketika sepasang kekasih sudah berzina dan lalu hamil tentu saja perilaku orangtua mereka sesegera mungkin untuk menikahkan mereka demi menutupi malu mereka lantaran memalukan nama keluarga. Pernikahan pun berlangsung dengan keadaan pengantin perempuan hamil.
Lantas apakah kesepakatan nikah tersebut sah berdasarkan aturan islam?
Tentu saja kesepakatan nikah nya sah, jikalau memenuhi syarat-syarat pernikahan. Namun akan terdapat problem di lalu hari saat anak tersebut lahir.
Sumber http://fauzilblog001.blogspot.com
Sebenarnya dalam aturan islam itu tidak diperbolehkan untuk berbacaran, namun di periode moderen ini aturan islam menyerupai sudah di abaikan. Bahkan tidak sedikit orangtua yang malah mendukung anak-anaknya untuk menjalin korelasi dengan lawan jenis, dengan alasan perkenalan. Darisitulah awal mula kemaksiatan akan muncul bahkan hingga perzinahan.
Ketika sepasang kekasih sudah berzina dan lalu hamil tentu saja perilaku orangtua mereka sesegera mungkin untuk menikahkan mereka demi menutupi malu mereka lantaran memalukan nama keluarga. Pernikahan pun berlangsung dengan keadaan pengantin perempuan hamil.
Lantas apakah kesepakatan nikah tersebut sah berdasarkan aturan islam?
Tentu saja kesepakatan nikah nya sah, jikalau memenuhi syarat-syarat pernikahan. Namun akan terdapat problem di lalu hari saat anak tersebut lahir.
Rukun Nikah.
- Mempelai laki-laki.
- Mempelai perempuan.
- Wali.
- Dua saksi.
- Ijab dan qobul.
Selama kesepakatan nikah memenuhi syarat di atas maka pernikahannya sah secara aturan islam. Makara meskipun pengantin perempuan dalam keadaan hamil kesepakatan nikah tetap sah, lantaran sudah memenuhi syarat pernikahan.
Namun ada syarat-syarat nikah yang tidak saya tuliskan di sini. Karena saya rasa sudah banyak yang mengerti perihal syarat-syarat nikah dalam agama Islam.
Masalah yang timbul saat anak yang di kandung sebelum kesepakatan nikah lahir.
- Anak itu kalau lahir dilarang pakai bin orang tuanya lantaran bukan nasabnya.
- Jika anak yang lahir laki-laki, lalu selanjutnya lahir bawah umur perempuan, maka anak pria itu saat cukup umur tidak bisa jadi wali adik-adiknya, lantaran tak ada korelasi darah.
- Jika ayah dari anak tersebut meninggal, maka anak tersebut tidak berhak menerima harta warisan, lantaran mereka tak ada korelasi darah.
- Kalau anak itu perempuan, gadis, dan menikah, maka ayahnya tak bisa menjadi walinya (anak gadis tersebut).
4 problem itu lah yang sering di abaikan oleh orangtua yang sebeumnya hamil terlebih dahulu sebelum menikah.
Ada kemungkinan para orang bau tanah tersebut tidak tau perihal aturan islam.
Ada kemungkinan lagi orangtua tersebut sudah mengerti namun merasa malu sehingga tetap menetapkan bin dirinya.
Jika 4 problem di atas di berkelahi makan akan terjadi gugusan dosa hingga anak cucunya karna penikahan yang tidak sah, alasannya yaitu bapak pezina itu tidak berhak menjadi wali atas anak yang di luar nikah itu lantaran mereka tidak ada nasab.
Lantas siapa yang akan jadi wali jikalau memang anak di luar nikah itu yaitu seorang perempuan?
Wali atas anak di luar nikah yaitu wali hakim atau bpk KUA.
Nah sahabat, kini sudah terang kan perihal kesepakatan nikah seseorang yang hamil? Pernikahannya sih sah-sah saja, akan teapi mempunyai efek jelek di belakangnya.
Sayarasa keterangan ini sudah cukup jelas, jadi sudah tidak ada lagi yang saya sampaikan. Semoga artikel ini bisa memberi manfaat kepada para sahabat.
Sumber http://fauzilblog001.blogspot.com
EmoticonEmoticon