Proses yang terjadi pada respirasi anaerob
Respirasi aerob ialah respirasi yang memerlukan oksigen bebas dari udara sebagai akseptor elektron terakhir. Oksigen bebas ini dipakai untuk pembakaran materi baku. Proses respirasi secara umum sanggup kalian lihat sebagai berikut.
Respirasi aerob ialah respirasi yang memerlukan oksigen bebas dari udara sebagai akseptor elektron terakhir. Oksigen bebas ini dipakai untuk pembakaran materi baku. Proses respirasi secara umum sanggup kalian lihat sebagai berikut.
Senyawa organik + Oksigen → Karbondioksida + Air + Energi
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 686 kal
Dari reaksi di atas, terlihat bahwa respirasi aerob dengan bahan baku glukosa menghasilkan energi. Pada tumbuhan, energi yang dihasilkan sebagian berupa panas, sebagian lagi dipakai untuk aktivitas hidup tumbuhan itu sendiri ibarat untuk proses pembentukan zat organik, untuk proses osmosis, untuk pengaliran protoplasma, atau untuk pembelahan sel.
Gambar 1.1. Penggunaan energi hasil respirasi pada tumbuhan. |
Penguraian heksosa juga menghasilkan CO2 dan air (H2O). Bagaimana hal ini sanggup terjadi? Simaklah rangkaian respirasi aerob dengan materi baku glukosa di bawah ini. Respirasi glukosa (termasuk karbohidrat) disebut juga katabolisme karbohidrat. Secara umum, reaksi respirasi aerobik dibedakan menjadi tiga tahap an yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs, serta rantai transportasi elektron respirasi dengan fosforilasi oksidatif. Cobalah perhatikan peta konsep berikut ini.
Gambar 1.2. Bagan respirasi aerob |
Setelah kalian memahami peta konsep di atas, uraian berikut ini akan menjelaskan secara rinci untuk setiap tahapan respirasi.
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi Oksidatif3. Siklus Krebs
4. Sistem Transportasi Elektron (STE) dan Fosforilasi Oksidatif
Anda kini sudah mengetahui Respirasi Aerob. Terima kasih sudah berkunjung ke Blog Nafiun.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
EmoticonEmoticon