Bioskop pastinya jadi kawasan favorit para pencinta film di tanah air. Tak hanya karya sineas lokal, film-film Indonesia sekarang juga semakin berkembang dan kualitasnya pun tak kalah dengan film luar. Tapi dari sekian banyak film yang pernah dirilis, ternyata ada juga sejumlah film yang dicekal dan karenanya dihentikan tayang di Indonesia.
Film-film tersebut dihentikan beredar di bioskop alasannya ialah beberapa alasan yang cukup masuk akal. Mulai dari filmnya yang terlalu vulgar menampilkan kekerasan, adegan panas, atau alasannya ialah ceritanya yang mengandung unsur SARA. Nah, buat kau yang penasaran, Bacaterus akan mengulas film-film yang dihentikan tayang di bioskop-bioskop Indonesia.
1. The Year of Living Dangerously (1982)
Film lawas yang dibintangi oleh Mel Gibson ini menceritakan perihal wartawan asal Australia yang bertugas meliput kondisi Indonesia di tahun 1965, tepatnya di masa-masa sebelum G30S/PKI. Filmnya diangkat dari sebuah novel berjudul sama karya Christopher Koch yang terbit tahun 1978.
Karena mengungkit-ungkit PKI dan konflik yang ada di tanah air, film ini tidak diizinkan untuk syuting di Indonesia, bahkan filmnya pun dihentikan tayang di sini sehabis dirilis tahun 1982. Namun pencekalan tersebut hanya terjadi ketika Orde Baru. Begitu rezim Orde Baru berakhir, tepatnya di tahun 1999 silam, larangan terhadap film ini karenanya dicabut.
2. Pembalasan Ratu Laut Selatan (1989)
Tak hanya film luar, film buatan anak negeri pun ada juga yang diboikot hingga karenanya tidak diperbolehkan tayang di bioskop. Salah satunya ialah film Pembalasan Ratu Laut Selatan yang dibintangi oleh aktris senior Yurike Prastika.
Film dengan judul internasional Lady Terminator ini berkisah perihal Nyi Roro Kidul yang digambarkan sebagai budak sec. Hampir semua laki-laki yang pernah berafiliasi intim dengannya niscaya akan mati. Tapi karenanya muncul laki-laki sakti yang berhasil menang dan mempermalukan Nyi Roro Kidul.
Nyi Roro Kidul pun berjanji akan membalas dendam kepada keturunan laki-laki tersebut. Hingga pada karenanya Nyi Roro Kidul merasuki seorang perempuan bule dan melaksanakan agresi balas dendamnya dengan senjata-senjata yang lebih modern.
Film garapan sutradara Tjut Djalil ini bekerjsama sempat tayang di bioskop-bioskop Indonesia, tapi eksklusif banjir kecaman alasannya ialah mempertontonkan adegan sec dan kekerasan dengan cukup vulgar. Gara-gara protes dari masyarakat inilah karenanya film tersebut turun layar dan ditarik dari peredaran.
3. Schindler’s List (1993)
Film yang disutradarai oleh Steven Spielberg ini diangkat dari novel Schindler’s Ark karya penulis Australia, Thomas Keneally. Film ini bercerita perihal Oskar Schindler, pengusaha Jerman yang berusaha menyelamatkan lebih dari seribu orang Yahudi Polandia dari pembantaian Nazi di masa-masa Holocaust.
Film ini bekerjsama dibentuk untuk menyuarakan pesan kemanusiaan. Namun ibarat yang kita ketahui, hal-hal yang berafiliasi dengan Yahudi ialah hal yang sangat sensitif di negara-negara dengan penduduk lebih banyak didominasi muslim. Itulah kenapa film yang dibintangi oleh Liam Neeson ini dihentikan tayang di Indonesia.
4. True Lies (1994)
True Lies merupakan film bergenre action-comedy yang dibintangi oleh pemain drama Arnold Schwarzenegger. Film garapan sutradara James Cameron tersebut bercerita perihal seorang jasus berjulukan Harry Tasker yang bertugas melindungi negaranya dari ancaman t3r0risme. Tapi pekerjaannya yang berbahaya justru mengancam keselamatan keluarga Harry sendiri.
Film True Lies bekerjsama mempunyai dongeng yang menarik, tapi bagaimanapun juga film ini dihentikan tayang di Indonesia. Penyebabnya, tokoh t3r0ris berjulukan Aziz digambarkan sebagai orang Arab, dan kelompok t3r0risnya pun mempunyai nama Crimson Jihad. Gara-gara hal inilah film tersebut dicekal alasannya ialah dianggap menyudutkan agama Islam.
5. Murudeka 17805 (2001)
Murudeka 17805 ialah film hasil kolaborasi sineas Jepang dan Indonesia dengan latar belakang zaman penjajahan. Film bertema sejarah ini menceritakan perihal para tentara Kekaisaran Jepang yang tiba ke Indonesia yang ketika itu masih dijajah oleh Belanda. Jepang pun tidak diceritakan sebagai penjajah, tapi sebagai satria yang tiba untuk membebaskan Indonesia dari penderitaan.
Tentara-tentara Jepang juga digambarkan sebagai pasukan yang gagah berani dan ikut membantu Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Salah satu adegan yang menuai banyak kritikan ialah ketika seorang perempuan Jawa bersujud dan mencium kaki pemimpin pasukan Jepang yang dianggapnya sebagai penyelamat.
Karena ceritanya yang menyeleweng dan tak sesuai fakta, film Murudeka 17805 karenanya sukses menuai kontroversi, bahkan mengundang kemarahan masyarakat Indonesia yang merasa sakit hati dengan film tersebut. Buntutnya, Murudeka 17805 pun diboikot dan dihentikan tayang di bioskop-bioskop tanah air.
6. Irreversible (2002)
Irreversible merupakan film Perancis bergenre thriller yang digarap oleh sutradara Gaspar Noe. Secara garis besar, film ini menceritakan perihal perempuan berjulukan Alex (Monica Belluci) yang tengah berbahagia alasannya ialah mengandung anak dari Marcus (Vincent Cassell). Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung usang alasannya ialah Alex mengalami peristiwa pelecehan secual yang mengerikan.
Film ini sendiri menuai kontroversi alasannya ialah menampilkan adegan sec sekaligus pelecehan secual yang sangat brutal. Karena mengandung unsur kekerasan dan pelecehan secual yang begitu sadis, tak heran jika Irreversible dihentikan tayang di bioskop Indonesia.
7. Pocong (2006)
Salah satu film lokal yang juga tidak diizinkan tayang di bioskop ialah film Pocong. Film horor karya sutradara Rudi Soedjarwo ini bekerjsama direncanakan rilis pada bulan Oktober 2006. Namun film tersebut karenanya gagal tayang alasannya ialah mengandung unsur SARA dan bernuansa sadis.
Film Pocong mengambil latar belakang kerusuhan tahun 1998. Adegan kekerasan dan pelecehan secual yang cukup brutal merupakan alasan kenapa film ini tidak lulus sensor. Hal inilah yang karenanya menciptakan sang sutradara memutuskan menciptakan film gres berjudul Pocong 2 yang dirilis pada simpulan tahun 2006.
8. Balibo (2009)
Balibo merupakan film Australia yang berdasarkan kisah aktual dan masih ada sangkut pautnya dengan Indonesia. Pada tahun 1975 silam, tepatnya ketika Indonesia menginvasi wilayah Timor Timur, ada 5 orang jurnalis asal Autralia yang tiba untuk meliput. Tapi kelimanya tewas dalam baku tembak antara Tentara Nasional Indonesia dan tentara Timor Timur, dan mereka pun dikenal dengan sebutan Balibo Five.
Buntutnya, Australia curiga bahwa kelima jurnalis ini tewas di tangan TNI. Nah, film Balibo sendiri diangkat dari buku berjudul Cover Up karya Jill Jolliffe, seorang jurnalis yang juga pernah bertemu dengan kelima jurnalis yang tewas tersebut. Sedangkan dalam filmnya, diceritakan ada seorang jurnalis berjulukan Roger East yang berusaha menyidik kasus Balibo Five.
Tapi alasannya ialah mengangkat tema yang cukup sensitif, film Balibo karenanya dihentikan tayang di Indonesia dengan alasan film ini sanggup memperburuk gambaran Indonesia di mata dunia. Pihak Indonesia menganggap bahwa kasus Balibo sudah selesai dan tidak ingin mengakibatkan konflik politik dengan Timor Leste dan Australia.
9. Noah (2014)
Film garapan sutradara Darren Aronofsky ini mengangkat kisah Noah atau Nabi Nuh berdasarkan Alkitab. Film yang dibintangi oleh Russell Crowe ini bekerjsama menerima respon yang cukup positif dari sejumlah kritikus film, namun film ini dicekal di Indonesia dan sejumlah negara muslim. Alasannya alasannya ialah ceritanya bertentangan dan tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam.
10. Fifty Shades of Grey (2015)
Terakhir ada film Fifty Shades of Grey yang dibintangi oleh Jamie Dornan dan Dakota Johnson. Film ini diangkat dari novel berjudul sama, bercerita perihal mahasiswi lugu berjulukan Anastasia Steele yang jatuh cinta pada Christian Grey. Grey sendiri ialah seorang miliarder yang tampak sempurna, tapi ia mempunyai kebiasaan bercinta yang tak biasa.
Sejak awal pembuatannya, film ini sudah menyedot perhatian banyak orang alasannya ialah ingin tau ibarat apa jadinya jika novel erotis difilmkan. Dan ibarat yang sudah sanggup diduga, Fifty Shades of Grey karenanya tidak menerima izin tayang di Indonesia alasannya ialah berisi banyak adegan sec yang sangat vulgar.
Bila ditelisik, beberapa film yang dihentikan tayang di Indonesia bekerjsama mempunyai inti dongeng yang cukup menarik, jadi tak heran jika ada beberapa pihak yang menyayangkan pencekalan film-film tersebut. Lalu bagaimana menurutmu? Apa film-film itu memang tidak layak tayang atau justru sebaliknya?
Dan andaikan 10 film di atas lulus sensor dan berhasil tayang di bioskop tanah air, kau bakalan menonton film yang mana, nih? Tuliskan di kolom komentar, ya!
Sumber https://bacaterus.com
EmoticonEmoticon