Pada pembelajaran Prakarya, diharapkan guru dan penerima didik sanggup memakai material dan media yang terdapat di tempat tempat tinggal. Peralatan yang dipakai sanggup berupa material sederhana, namun tidak menutup kemungkinan dipakai alat bantu modern. Pemanfaatan media pembelajaran juga mendidik siswa untuk membiasakan diri dengan cara kerja yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Guru maupun penerima didik harus mengetahui mekanisme keselamatan sebelum belajar-mengajar berlangsung.
Prosedur klarifikasi yang bersumber dari pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan dalam memperlakukan sebuah karya harus disampaikan di awal pembelajaran. Biasanya ancaman atas bahan-bahan yang sanggup merusak lingkungan maupun kesehatan terdiri atas cairan yang berupa getah (resin), asam (acid), cairan yang disemprotkan (licquers), ampas/kotoran (dirt), dan materi pelarut (solven). Bahan-bahan tersebut dikhawatirkan sanggup menjadi racun bagi kesehatan jikalau pemakaiannya tidak mengikuti petunjuk yang benar.
Bahaya yang biasa muncul pada penggunaan alat disebabkan lantaran benda tajam, benda tumpul, alat pemukul, alat pemanas, alat listrik, alat pendingin, alat penekan, dan lain sebagainya Pembelian material materi sanggup memakai mekanisme pembelian menyerupai dalam pembelian obat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yakni (1) lihat label kadaluarsa pada produk, atau tanyakan kepada produsen/penjual material, (2) perhatikan petunjuk pemakaian dan penyimpanan. Informasi yang disampaikan pada sebuah material materi biasanya berkaitan pula dengan penggunaan peralatan untuk keselamatan kerja. Sebaiknya, guru maupun penerima didik memakai peralatan keselamatan yang tepat. Adapun hal-hal yang menjadi perhatian dan peralatan yang dipakai untuk mekanisme keselamatan diadaptasi dengan kegunaannya, yaitu sebagai berikut,
1. Menghindari penghirupan zat beracun/berbahaya Dalam melaksanakan pekerjaan budidaya, sering kali kita memakai zatzat tertentu yang kadang beracun/berbahaya. Maka, gunakan masker dengan ukuran yang sempurna untuk menutup hidung dan mulut.
2. Menghindari keracunan
Cegahlah materi masuk melalui mulut. Prakarya dan Kewirausahaan 9
3. Menghindari absorpsi cairan
Manusia tertentu kadang alergi terhadap cairan tertentu sehingga mengakibatkan iritasi pada kulit. Maka, gunakan celemek/baju kerja, sarung tangan, kacamata, atau pelindung kepala.
4. Menghindari setrum listrik
Tutup kabel listrik dengan isolasi, hindari tangan dari keadaan basah, gunakan sarung tangan jikalau ingin memasang/mencabut kontak aliran listrik.
5. Menghindari ancaman terbakar
Gunakan pelindung wajah/kepala dan tameng badan, gunakan sarung tangan tebal dan celemek/baju kerja. Untuk kepentingan semua, sebaiknya di dalam kelas ketika mata pelajaran Prakarya hendaknya selalu disiapkan kotak P3K untuk membantu mekanisme kesehatan. Selain itu, selalu siapkan wadah daur ulang untuk setiap material yang tersisa dan masih sanggup digunakan, serta tong sampah yang cukup untuk membuang semua limbah proses pembuatan karya.
Dengan demikian, mekanisme keselamatan kerja dan pelestarian lingkungan sanggup dikondisikan lebih awal sehingga segala risiko sanggup diminimalkan dengan sebaik-baiknya.
D. Penilaian
Berdasarkan Kurikulum 2013, kompetensi yang harus dicapai pada tiap simpulan jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti merupakan anak tangga yang harus ditapak penerima didik untuk hingga pada kompetensi lulusan jenjang Sekolah Menengan Atas dan sederajat. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibuat melalui pembelajaran banyak sekali kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Rumusan Kompetensi Inti (KI) dari setiap mata pelajaran, sebagai berikut:
• KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual,
• KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial
• KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan
• KI-4 untuk Kompetensi Inti keterampilan
Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri atas kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Hal ini sesuai dengan orientasi pembelajaran yang memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, sik, persepsi, sosial, estetik, artistik, dan kreativitas kepada penerima didik dengan melaksanakan acara apresiasi dan kreasi terhadap banyak sekali produk keterampilan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentikasi potensi di sekitar penerima didik diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, meliputi antara lain: jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, materi baku, materi pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain itu, penerima didik juga melaksanakan acara memproduksi banyak sekali produk benda kerajinan maupun produk teknologi yang sistematis dengan banyak sekali cara, misalnya: meniru, memodikasi, mengubah fungsi produk yang ada menuju produk gres yang lebih bermanfaat. Selain itu, karakteristik pembelajaran mempunyai tujuan melatih koordinasi otak melalui apresiasi dan keterampilan teknis.
Evaluasi atau evaluasi mata pelajaran lebih kepada evaluasi proses, selain evaluasi hasil karya semoga pendidikan sanggup dimaknai sebagai lifeskill di mana dalam pelaksanaannya terdapat penerapan pendidikan afektif aksara di sekolah. Penilaian pada mata pelajaran melalui produk dan proses memakai tes yang disiapkan menurut standar penciptaan atau indikator lapangan (criterion reerence test) maupun nontes melalui asesmen proses (norm reerence test) sebagai authentic-asessment
1. Tujuan Penilaian
Tujuan evaluasi yakni untuk mengetahui tingkat wawasan serta produksi dan kreasi bagi penerima didik telah menguasai kompetensi dasar tertentu sesuai dengan ompetensi Dasar menurut indicator ketercapaian. Selain itu, evaluasi juga bertujuan:
a. Mengetahui tingkat pencapaian hasil berguru penerima didik;
b. Mengukur perkembangan kompetensi penerima didik; mendiagnosis kesulitan berguru penerima didik;
c. Mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian kurikulum;
d. Mendorong penerima didik berguru dan menyebarkan diri;
e. Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran
2. Teknik dan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ini sanggup memanfaatkan banyak sekali bentuk instrumen evaluasi yang diadaptasi dengan metode, taktik pembelajaran dan ketercapaian kompetensi yang didasarkan pada indikator yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mengumpulkan info wacana kemajuan penerima didik, sanggup dilakukan banyak sekali teknik, baik bekerjasama dengan proses maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan info tersebut pada prinsipnya yakni cara evaluasi kemajuan berguru penerima didik terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan menurut indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik pada domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pada mata pelajaran , beberapa teknik evaluasi yang sanggup dipakai adalah
A. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan evaluasi yang dilakukan dengan mengamati kegiatan penerima didik dalam melaksanakan sesuatu. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut. (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan penerima didik untuk mengatakan kinerja dari suatu kompetensi.(2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.(3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diharapkan untuk menyelesaikan
tugas. (4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua sanggup diamati.(5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan menurut urutan pengamatan. Penilaian unjuk kerja sanggup memakai daftar cek dan skala penilaian.
(a) Daftar Cek, Daftar cek dipilih jikalau unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana sehingga kinerja penerima didik representatif untuk diklasikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau tidak.
(b) Skala Penilaian, Adakalanya kinerja penerima didik cukup kompleks sehingga sulit atau merasa tidak adil kalau hanya diklasikasikan menjadi dua kategori, ya atau tidak, memenuhi atau tidak memenuhi. Oleh lantaran itu, sanggup dipilih skala evaluasi lebih dari dua kategori, contohnya 1, 2, dan 3. Namun, setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga penilai mengetahui criteria secara akurat kapan menerima skor 1, 2, atau 3. Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik.
Contoh 1. Teknik Penilaian Tugas Eksperimen/Percobaan
Mata Pelajaran :
Contoh 2. Teknik Penilaian Proyek
Mata Pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas :
No | Aspek yang dinilai | Penilaian | ||
1 | 2 | 3 | ||
1 | Persiapan materi dan alat kerja | |||
2 | Eksperimen/percobaan | |||
3 | Hasil kerjs | |||
Total scor |
Rubrik:
Aspek yang dinilai | Penilaian | ||
1 | 2 | 3 | |
Persiapan materi dan alat | Bahan dan alat yang disiapkan tidak betul | Bahan dan alat yang disiapkan betul tapi kurang lengkap | Bahan dan alat yang disiapkan betul dan lengkap |
Eksperimen/percobaan | Eksperimen tidak dilakukan dengan benar | Eksperimen tidak dilakukan dengan benar tetapi kurang produktif/kurang rapi | Eksperimen dilakukan dengan benar,produktif dan rapi |
Hasil kerja | Hasil sedikit dan tidak rapi | Hasil kerja banyak tapi tidak rapi Hasil kerja sedikit tapi rapi | Hasil kerja banyak dan rapi |
Contoh Teknik evaluasi proyek
Mata pelajaran : Prakarya dan kewirausahaan
Nama proyek :
Alokasi waktu :
Guru pembimbing :
Nama :
Nis :
Kelas :
No | Aspek yang dinilai | Penilaian | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||
1 | Perncanaan; a.keterlibatan dalam persiapan b.Keaktifan dalam persiapan | |||||
2 | Pelaksanaan; a.keakuratan data/informasi b.Banyaknya jumlah data c. a nalisa data | |||||
3 | Laporan proyek; a.Kerapian poster presentasi b.penguasaan materi presentasi | |||||
Total skor |
B. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap sanggup dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik evaluasi sikap antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
Teknik-teknik evaluasi secara ringkas sanggup diuraikan sebagai berikut,
1. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya mengatakan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Guru sanggup melaksanakan observasi terhadap penerima didiknya. Hasil observasi sanggup dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi sikap di sekolah sanggup dilakukan dengan memakai buku catatan khusus wacana kejadian-kejadian berkaitan dengan penerima didik selama di sekolah.
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4 5
1).PERENCANAAN :
a. Keterlibatan dalam persiapan
b. Keaktifan dalam persiapan
2). PELAKSANAAN :
a. Keakuratan data/informasi
b. Banyaknya jumlah data
c. Analisis data
d. Penyusunan kesimpulan
3). LAPORAN PROYEK :
a. Kerapian poster presentasi
b. Penguasaan materi presentasi
TOTAL SKOR
2. Pertanyaan langsung
Guru juga sanggup menanyakan secara eksklusif wacana sikap penerima didik berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan penerima didik wacana kebijakan pemerintah wacana Standar Nasional Indonesia SNI).
Berdasarkan tanggapan dan reaksi lain yang tampil dalam memberi tanggapan sanggup dipahami sikap penerima didik itu terhadap objek sikap. Dalam evaluasi sikap penerima didik di sekolah, guru juga sanggup memakai teknik ini dalam menilai sikap dan membina penerima didik.
3. Laporan pribadi
Teknik ini meminta penerima didik menciptakan ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya wacana suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Dari ulasan yang dibuat penerima didik sanggup dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Contoh Lembar Penilaian Sikap
NO | Sikap dan Nama | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | Keterbukaan | |
Keterangan:
Skala evaluasi sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d. 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten
15
C. Penilaian Produk, Teknik Penilaian produk biasanya memakai cara holistik atau analitik.
1. Cara holistik, yaitu menurut kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap evaluasi akhir.
2. Cara analitik, yaitu menurut aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
Bentuk penilaiannya sanggup dipakai skala evaluasi dengan tabel serupa dengan evaluasi unjuk kerja, namun dengan kriteria evaluasi yang berbeda. Sebuah produk evaluasi intinya kualitas produk. Untuk produk kerajinan dan rekayasa, kebaruan ide, originalitas (asli/tidak meniru) atau keunikan produk menjadi salah satu kriteria penting, sedangkan pada produk hasil budidaya dan pengolahan, konsistensi hasil produksi merupakan kriteria terpenting.
D. Penilaian Konsep Diri
Penilaian diri yakni suatu teknik evaluasi di mana penerima didik diminta untukmenilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya. Teknik evaluasi diri sanggup dipakai untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian kompetensi kognitif di kelas, misalnya: penerima didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil berguru dari suatu kompetensi dasar tertentu.
Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik (dalam konteks Kewirausahaan)
NO | Pertanyaan | Alternatif | |
Ya | tidak | ||
1 | Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME semoga mendapat ridho-Nya dalam belajar. | ||
2 | Saya berusaha berguru dengan sungguh-sungguh | ||
3 | Saya optimis bisa meraih prestasi. | ||
4 | Saya bekerja keras untuk sukses | ||
5 | Saya berani mengambil risiko. | ||
6 | Saya berpikiran terbuka dan kreatif. | ||
7 | Saya berusaha mencari peluang | ||
8 | Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang berlaku. | ||
9 | Saya selalu jujur dan menjaga kepercayaan | ||
10 | Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di sekolah dan masyarakat | ||
Jumlah skor |
16 Buku Guru Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Inventori dipakai untuk menilai konsep diri penerima didik dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri penerima didik. Rentangan nilai yang dipakai antara 1 dan 2. Jika tanggapan YA, skor 2, dan jikalau tanggapan TIDAK, skor 1. Kriteria penilaiannya yakni jikalau rentang nilai antara 0–5 dikategorikan tidak positif; 6–10, kurang positif; 11– 5 positif dan 16–20 sangat positif.
Sumber http://prakaryawirausahaan.blogspot.com
EmoticonEmoticon