Rabu, 10 Januari 2018

Pengertian Retensi Pegawai Dan Retensi Kerja



Mengelola Retensi Karyawan

Apa itu retensi karyawan?
Definisi retensi karyawan diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan karyawan di dalam organisasi. Retensi karyawan mengacu pada banyak sekali kebijakan dan praktik yang mengarahkan karyawan semoga bertahan di organisasi untuk jangka waktu yang lebih lama. Setiap organisasi menginvestasikan waktu dan uang untuk berbagi rekrutmen gres semoga ia siap bekerja dan sanggup menyamai karyawan yang sudah ada.  Oleh sebab itu pula, kehilangan karyawan selalu berarti kehilangan pengetahuan, modal, keahlian, dan pengalaman. Bila organisasi kehilangan seseorang dengan banyak pengetahuan dan terlatih, intinya organisasi telah kehilangan pendapatan yang seharusnya dihasilkan karyawan tersebut. Hal demikian sanggup ditafsirkan bahwa perusahaan telah mengalami kehilangan besar.

Berdasarkan pemahan tersebut di atas, menjadi sangat penting bagi organisasi semoga tidak kehilangan karyawan, yang sanggup menjadikan kerugian dan inefisiensi dalam pekerjaan organisasi. Untuk itu perlu dikembangkan langkah-langkah yang sanggup mempertahankan aset sumber daya insan yang ada dalam organisasi. Prinsipnya, semakin besar karyawan merasa organisasi tempatnya bekerja berbagi kebijakan sumber daya insan yang berpusat pada kesejahteraan secara profesional, maka semakin kecil kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi yang mempekerjakan mereka, demikian dikatakan oleh  Paille, Bordeau & Galois (2010). Lebih jauh dikatakan juga bahwa semakin tinggi kepuasan karyawan terhadap kondisi pekerjaannya di dalam organisasi maka semakin kecil kemungkinan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Dengan demikian, kecilnya tingkat karyawan yang keluar dari organisasi menunjukkan besarnya tingkat retensi karyawan di dalam organisasi. Blakely et al (2003) dan Podsakoff et al (2000) dalam Paille, Bordeau & Galois (2010) menambahkan bahwa apabila kepuasan karyawan terhadap kondisi pekerjaan mereka tinggi, karyawan akan semakin lebih mengambarkan upaya sukarela untuk menolong organisasi mencapai efisiensi yang lebih baik.

Faktor-Faktor Retensi Karyawan

Ada beberapa faktor penentu  retensi karyawan. Kalau merujuk pendapat Mathis & Jackson (2006, p128-135), faktor-faktor tersebut antara lain: 

1) Komponen Organisasional
Beberapa komponen organisasional mensugesti karyawan dalam tetapkan apakah bertahan atau meninggalkan perusahaan mereka. Organisasi yang mempunyai budaya dan nilai yang positif serta berbeda mengalami perputaran karyawan yang lebih rendah. Strategi, peluang, dan administrasi organisasional di dalam perusahaan yang dikelola dengan baik juga akan mensugesti retensi karyawan. Demikian pula dengan kontinuitas dan keamanan kerja (job security) seseorang di suatu organisasi, juga turut besar lengan berkuasa terhadap retensi karyawan.

2) Peluang Karier Organisasional
Survei terhadap karyawan di semua jenis pekerjaan tetap menunjukkan bahwa perjuangan pengembangan karir organisasional sanggup mensugesti tingkat retensi karyawan secara signifikan. Faktor-faktor yang mendasarinya yaitu training karyawan secara kontinu yang dilakukan perusahaan, pengembangan dan bimbingan karier terhadap seseorang, serta perencanaan karier formal di dalam suatu organisasi.

3) Penghargaan dan Retensi Karyawan
Penghargaan kasatmata yang diterima karyawan sebab bekerja, tiba dan pembentukan gaji, insentif, dan tunjangan. Menurut banyak survei dan pengalaman, satu hal yang penting terhadap retensi karyawan yaitu mempunyai praktik kompensasi yang kompetitif. Penghargaan yang kompetitif tersebut sanggup dilakukan dalam bentuk honor dan tunjangan yang kompetitif, penghargaan menurut kinerja, legalisasi terhadap karyawan serta tunjangan dan bonus spesial.

4) Rancangan Tugas dan Pekerjaan
Faktor fundamental yang mensugesti retensi karyawan yaitu sifat dari kiprah dan pekerjaan yang dilakukan. Beberapa organisasi menemukan bahwa angka perputaran karyawan yang tinggi dalam beberapa bulan lamanya pekerjaan sering kali dihubungkan dengan perjuangan penyaringan seleksi yang kurang memadai. Rancangan kiprah dan pekerjaan yang baik harus memperhatikan unsur tanggung jawab dan otonomi kerja, fleksibilitas kerja karyawan, kondisi kerja yang baik (faktor fisik dan lingkungan seperti, ruang, pencahayaan, suhu, kegaduhan dan sejenisnya), dan keseimbangan kerja/kehidupan karyawan. 

5) Hubungan Karyawan
Hubungan yang dimiliki para karyawan dalam organisasi menjadi faktor yang diketahui sanggup mensugesti retensi karyawan. Apabila karyawan memperoleh perlakuan yang adil atau tidak diskriminatif, menerima derma dari supervisor atau manajemen, dan mempunyai hubungan dengan rekan kerja yang baik, maka hal-hal ini akan mensugesti retensi karyawan.

Bagaimana mengelola retensi karyawan?
Untuk mencegah terjadinya retensi karyawan atau setidaknya kalaupun harus ada retensi karyawan maka retensi tersebut haruslah dikelola. Mengelola retensi karyawan merupakan sebuah proses.  Gambaran mengenai proses mengelola retensi karyawan sebagai berikut: 

1) Pengukuran dan penilaian retensi karyawan
Guna memastikan bahwa tindakan yang sempurna diambil untuk meningkatkan retensi karyawan dan mengurangi perputaran, keputusan administrasi lebih membutuhkan data dan analisis daripada kesan subjektif dati situasi individual yang dipilih, atau reaksi terhadap hilangnya beberapa orang penting. Oleh sebab itu, yaitu penting untuk mempunyai beberapa jenis ukuran dan analisis yang berbeda. Data yang sanggup diukur dan dinilai, terdiri dari: Analisis pengukuran perputaran, biaya perputaran, survei karyawan dan wawancara keluar kerja

2) Intervensi Retensi Karyawan
Berbagai intervensi Sumber Daya Manusia (SDM) sanggup dilakukan untuk memperbaiki retensi karyawan. Perputaran sanggup dikendalikan dan dikurangi dengan beberapa cara, yaitu: pengembangan sistem  perekrutan dan seleksi, orientasi dan pelatihan, kompensasi dan tunjangan, perencanaan dan pengembangan karier, dan hubungan karyawan yang juga mempertimbangkan upaya meminimalisir retensi karyawan.

3) Evaluasi dan Tindak Lanjut
Setelah perjuangan intervensi dilakukan, selanjutnya penilaian dan tindak lanjut sanggup dilakukan dengan cara: menelaah data perputaran secara tetap, menyidik hasil intervensi dan menyesuaikan perjuangan intervensi.

Sumber http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com


EmoticonEmoticon