Selasa, 03 April 2018

Makalah Respirasi Tanaman

 bernafas sekedar diartikan sebagai proses menghirup udara berupa gas O MAKALAH RESPIRASI TANAMAN



BAB I
PENDAHULUAN


1.1Latar belakang 

Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses menghirup udara berupa gas O2 dan melepaskan udara berupa gas CO2. Sedangkan tumbuhan bernafas dengan menghirup CO2 dan mengeluarkan O2. Peran tumbuhan inilah yang menciptakan kita sanggup menghirup udara segar setiap paginya, alasannya ialah tumbuhan telah menyerap semua gas-gas racun yang berterbangan di udara bebas.

Secara biologis, pengertian respirasi bukan hanya proses pertukaran gas. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel badan untuk memperoleh energy atau tenaga.  Zat masakan sumber tenaga yang paling utama ialah karbohidrat.

Sebenarnya tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melaksanakan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melaksanakan respirasi secara anaerob. Untuk lebih jelasnya klarifikasi mengenai respirasi aerob dan anaerob akan dijelaskan pada makalah ini.


1.2 Tujuan penulisan 

  1. Mengetaui pengertian respirasi.dan manfaat respirasi bagi tunaman
  2. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi respirasi.
  3. Mengetahui  penggolongan respirasi menurut ada tidaknya oksigen bebas.
  4. Memahami tahap-tahap yang terjadi pada proses respirasi aerob.dan anaerob
  5. Mengetahui perbedaan respirasi aerob dan anaerob.
  6. Mengetahui manfaat respirasi aerob dan anaerob.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian respirasi

Respirasi ialah proses penguraian materi masakan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel binatang dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua kegiatan makhluk hidup memerlukan energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh belahan badan tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat (glukosa) ialah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen akan menghasilkan energy alasannya ialah semua belahan tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell, 2002).

Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak semua tumbuhan bernapas dengan  menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh energi. Pada insiden bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy dengan cara menguraikan materi – materi tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob / anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diharapkan dan karbondioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari badan secara difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga sanggup melaksanakan proses keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di tempat rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan ini akan sanggup dilihat hasilnya pada inhibitor dari kegiatan enzim (Kimball, 1983).


2.2 Faktor yang Mempengaruhi Proses Respirasi

Laju respirasi sanggup dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :

Ketersediaan substrat.

Tersedianya substrat pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melaksanakan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melaksanakan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.

Ketersediaan Oksigen

Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya efek tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, alasannya ialah jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

Suhu

Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.

Tipe dan umur tumbuhan.

Masing-masing spesies tumbuhan mempunyai perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda memperlihatkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (Ross, 1995).

Kadar CO2 dalam udara

Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2 naik hingga 10 % dan kadar O2 turun hingga 0 % maka respirasi akan terhenti.

Persediaan air

Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat. Pada daun yang layu maka respirasi lebih ulet ++ gula (timbunan tepung/KH)

Cahaya

Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas , panas menambah kegiatan respirasi.

2.3 Penggolongan Respirasi 

Respirasi Aerob
 Respirasi aerob merupakan proses pembakaran zat yang melibatkan oksigen dari pernapasan. Oksigen akan dipakai sebagai akseptor elektron  terakhir dalam pembentukan ATP. Respirasi pada tingkat organisme berupa pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam alveolus paru-paru. Sedangkan respirasi pada tingkat sel terjadi didalam mitokondria. Secara singkat reaki yang terjadi pada respirasi aerob ialah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2  6CO2 + 6H2O+ 36 ATP
Respirasi aerob terjadi dalam tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus kreb dan system transport elektron. Hubungan antara glikolisis.
Tahap – tahap respirasi aerob    
  
a. Glikolisis

Glikolisis terjadi didalam sitoplasma sel. Pada tahap glikolisis terjadi dua langkah reaksi, yaitu langkah memerlukan energi dan langkah melepaskan energi. Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diharapkan untuk mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga gukosa mempunyai simpanan energi yang lebih tinggi. Energi ini akan diharapkan untuk reaksi pelepasan energy. 

b. Dekarboksilasi Oksidatif 

Senyawa hasil glikolisis akan masuk ke tahapan dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan O2 sebagai akseptor elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke dalam siklus krebs. Oleh alasannya ialah itu tahapan ini disebut sebagai tahapan lanjutan antara glikolis dengan siklus krebs. Pada tahapan ini asam piruvat hasil glikolisisdari sitosol diubah menjadi asetil KoA di dalam mitokondria. Pada tahap 1 molekul piruvat melepaskan elektron (oksidasi) membentuk CO2 (piruvat pecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron menjadi NADH + H+. Pada tahap 3 molekul berkarbon 2 di dioksidasi dan mengikat KoA sehingga terbentuk asetil KoA. Hasil selesai tahapan ini ialah asetik KoA, CO2 dan 2NADH.

c. Siklus krebs 

Nama siklus ini berasal dari orang yang menemukan secara rinci tahap ketiga respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs (tahun 1930-an). Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat.
Tahap awal siklus kreb ialah 2 molekul asam piruvat yang dibuat pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki mitokondria. Siklus kreb terjadi di dalam mitokondria. Selama reaksi tersebut dilepaskan 3 molekul karbon dioksida, 4 NADH, 1 FADH2 dan 1 ATP. Reaksi ini terjadi 2 kali alasannya ialah pada glikolisis, glukosa di pecah menjadi 2 molekul asam piruvat. Makara siklus krebs  menghasilkan 8 NADH, 2 FADH2 DAN 2 ATP. 

d. Transport Elektron 

Transport  elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Pelepasan atom H pada waktu glikolisis, dan siklus Kreb’s kalau tdak ditangkap oleh NAD atau FAD akan mengakibatkan peningkatan ion H di belahan dalam sel dan akan mengakibatkan sel keracunan. NAD ataupun FAD sanggup berikatan dengan atom H ialah alasannya ialah sifat dari kedua molekul tersebut (NAD/FAD) bersifat sebagai oksidator yang berpengaruh sehingga sangat gampang untuk berikatan dengan H.

Selanjutnya NAD atau FAD harus tetap tersedia di dalam sel sebagai oksidator, oleh karenanya NAD/FAD yang sudah berikatan dengan atom H menjadi bentuk NADH/FADH harus segera melepas/membuang ion H tersebut. NADH atau FADH akan melepaskan atom H sebagai elektron pada suatu sistem yang disebut Sistem Trasnport Elektron.
Alasan harus dipakai Sistem Transport Elektron ialah alasannya ialah sistem ini akan melepas energi yang besar secara bertahap. Jika atom H eksklusif dilepaskan dari NAD/FAD dan diterima oleh oksigen tanpa melalui Sistem Transport Elektron maka akan terjadi ledakan energi di dalam sel. oleh karenanya biar tidak terjadi ledakan dilepaskanlah energi itu perlahan-lahan dalam sistem ini.

ATP sanggup dibuat pada waktu elektron dipindahkan dari NADH dan FADH2 ke O2 ialah alasannya ialah ada pembebasan energi yang cukup besar untuk menyatukan 1 gugus phosphat dengan 1 molekul ADP antara senyawa akseptor elektron sebelum dan sesudahnya. 
Q-cytochrome c oxidoreductase iii. Q-sitokrom c oksidoreduktase juga dikenal dengan, kompleks sitokrom bc1, atau kompleks III. setiap kompleks mengandung 11 subunit protein , sebuah[2Fe-2S] klaster besi-sulfur dan 3 cytochromes: 1 cytochrome c1 and 2 bcytochromes.[35] Sitokrom ialah semacam protein yang sanggup mentransfer elektron yang mengandung sekurang-kurangnya gugus heme. atom besi yang terdapat pada kompleks III memperlihatkan bentuk alternatif  antara ferro yang tereduksi dan feri yang teroksidasi alasannya ialah elektron yang ditranser sepanjang membran.

Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks III ialah mengoksidasi satu molekul ubikuinol dan mereduksi 2 molekul sitokrom c., Sebuah protein heme kehilangan korelasi dengan mitokondria. Tidak sperti koenzim Q, yang membawa 2 elektron, sitokrom c hanya memwabawa 1 elektron saja.

Karena hanya sanggup mengangkut satu elektron saja dari OH2 ke sitokrom c dalam sekali waktu makaharus terjadi dalam 2 tahap yang disebut siklus Q. Kemudian alasannya ialah koenzim Q tereduksi menjadi ubikuinol pada sisi dalam membran dan teroksidasi menjadi bentuk ubikuinon di belahan luar, pengeluaran proton terjadi lagi sehingga menambahkan kekuatan gradient proton.


Berikut ini ialah komponen –komponen yang terlibat dalam sistem transport elektron :

1. NAD+ dan NADH

Nicotinamide Adenine Dinucleotide, dibuat oleh penambahan inti Hidrogen dan dua elektron hydride ion ke NAD+. Cincin Nicotinamide akan kurang stabil ketika mendapatkan ion hidrida, kesudahannya elektron ion hidrida dari NADH sanggup dengan gampang ditransfer.

2. Protein Fe-S(Besi Sulfur)

Berikatan dengan flavoprotein (metaflavoprotein) dan dengan sitokrom b

3. Ubiquinone/Coenzyme Q

Terdapat dalam mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi (aerob) dan kuinol tereduksi (anaerob), merupakan unsure pembentuk lipida, rumus bangkit mirip vitamin K dan E, mirip plastokuinon (pada kloroplas), rantai samping poliisosprenoid, pengumpul ekivalen pereduksi dari suksinat kolinn, gliserol-3-fosfat, sarkosin, dimetilglisin, asilkoa, yang berikatan eksklusif dengan rantai respirasi lewat enzim (Flavoprotein dehidrogenase), mendapatkan anutan ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, mengalirkan elektron melewati rangkaian sitokrom menuju molekul Oksigen.

4. sitokrom c oksidase (kompleks IV)

.Complex IV: cytochrome c oxidase. Cytochrome c oxidase, dikenal juga sebagai kompleks IV, merupakan kompleks protein yang terakhir dalam STE.  mengandung 13 subunits protein, 2 gugus heme, 3 atoms ion metal yaitu 1 copper, 1 magnesium and 1 zinc. 

Enzim ini berfungsi mentransfer elektron ke oksigen, sementara memompa proton melewati membran sehingga berkontribusi dalam menciptkan gradien proton. Oksigen sebagai aseptor elektron terakhir akan direduksi menjadi air pada tahap ini. reaksinya yaitu mengkatalisis oksidasi sitokrom c dan reduksi oksigen.Inter membrane dehidrogenase, mendapatkan anutan ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, mengalirkan elektron melewati rangkaian sitokrom menuju molekul Oksigen.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas sebagai akseptor elektron selesai pada ketika pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga memerlukan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob merupakan proses fermentasi.
   
  Beberapa organism yang melaksanakan fermentasi diantaranya ialah basil dan protista yang hidup di rawa, lumpur, masakan yang diawetkan atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme sanggup menggunaka oksigen untuk respirasi tetapi juga melakuka fermentasi. Organisme ini melaksanakan fermentasi kalau lingkungannya miskin oksigen. Sel-sel otot juga sanggup melaksanakan fermentasi kalau sel-sel otot kekuranga oksigen. Contoh fermentasi ialah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
Fermentasi alcohol dilakukan oleh jamur ragi secara anaerob. Sebagai substrat fermentasi ialah asam piruvat. Molekul asam piruvat di fermentasi menjadi asetal dehid. NADH memperlihatkan elektron dan hydrogen kepada asetal dehid, sehingga terbentuk produk selesai alcohol, yaitu etanol.  Pada fermentasi ini dihasilkan 2 ATP.
Fermentasi asam laktat terjadi pada otot insan ketika melaksanakan kerja keras dan persediaan oksigen kurang mencukupi. Pada fermentasi asam laktat, molekul asam piruvat hasil glikolisis mendapatkan elektron dan hydrogen dari NADH. Transfer elektron dan hydrogen menghasilkan NAD+ kembal. Pada ketika yang sama, asam piruvat diubah menjadi asam laktat menghasilkan 2 ATP. Kerja otot terus-menerus akan menjadikan asam laktat dalam jumlah besar. Penimbunan asam laktat pada otot mengakibatkan elastisitas otot menjadi berkurang dan menjadikan tanda-tanda kram dan kelelahan.

2.4 Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi Anaerob

a. Respirasi Aerob

Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini ialah energi dengan jumlah yang besar.  Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan arahan ATP. Energi ATP ini akan dipakai oleh sel di dalam badan makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal mirip pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob ialah C6H12 + 6O2 = 6CO2 + 6H20.
Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut mencakup:

1) Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa berjulukan asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

2) Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan juga asam sitrat.

3) Transpor electron, yakni reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP.

b. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan  pernapasan yang tidak memerlukan oksigen atau O2. Respirasi yang satu ini terjadi pada belahan sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak mirip respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses respirasi anaerob ini sanggup dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah secara tidak tepat menjadi komponen H2O dan juga CO2. 
Pada respirasi anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama dengan 02 dan pada akhirnya membentuk H2O . Jika didata secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan anaerob sanggup dilihat pada list berikut:

1) Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam matriks mitokondria, respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa organik ke an-organik, menghasilkan energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP.

2) Respirasi Anaerob: tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya, berlangsung di dalam sitoplasma, tujuannya untuk mengurai senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi tapi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP.

2.5Manfaat Respirasi


Respirasi banyak memperlihatkan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting sebagai “Building Block”. Building Block merupakan senyawa- senyawa yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid mirip antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, mirip lignin. Telah diketahui bahwa hasil selesai dari respirasi ialah CO2 dan H2O, hal ini terjadi bila substrat secara tepat dioksidasi, namun bila banyak sekali senyawa di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2 dan H2O, sedangkan sisanya dipakai dalam proses anabolik, terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi tepat beberapa senyawa dalam proses respirasi sanggup dipakai untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan 

Respirasi ialah proses penguraian materi masakan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel binatang dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Berdasarkan ada tidaknya oksigen bebas, respirasi dibagi manjadi dua yaitu, respirasi aerob dan anaerob. Glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs dan transport elektron merupakan tahapan dari respirasi aerob, sedangkan fermentasi merupakan tahap dari respirasi anerob.


3.2 Saran 

Sebagai generasi penerus sebaiknya kita bias menjaga kelestarian lingkungan, alasannya ialah segala keistimewaan tumbuhan kita masih sanggup menikmati indahnya pepohonan dan menghirup udara yang segar. Sehingga kelak anak cucu sanggup menghirup udara yang segar dan masih alami ini , jadi kami sebagai penerus bangsa wajib memelihara hutan dan dan menghindari penebangan pohon liar atau secara illegal alasannya ialah , ada pepatah menyampaikan kalau kau menebang 1 pohon sama saja kau membunuh 3 orang manusia 


Sumber http://makalah-laporan.blogspot.com/


EmoticonEmoticon