Tanaman Kopi merupakan komoditas unggulan yang menghasilkan devisa Negara. Perlu Anda tahu bahwa Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke tiga di Dunia, sehabis Vietnam serta Brazil. Tidak bisa dipungkiri bahwa komoditas unggulan ini ialah pujian bagi kita. Meskipun sebagai produsen kopi dunia, dalam realitasnya ternyata masih banyak petani yang menemukan kendala dalam budidaya tumbuhan kopi ini.
Salah satu kendala yang di alami para petani yaitu hama pengerek pada tumbuhan kopi yaitu hama Hypothenemus hammpei Ferr. Perlu Anda tahu bahwa jenis hama ini merupakan hama yang sangat ditakuti oleh para petani kopi.
Di kawasan Bali serangan hama penggerek pernah terjadi, yang menghancurkan tumbuhan kopi seluas 116,8 hektr (ha) yang terjadi pada simpulan tahun 2010. Yang mengakibatkan petani merugi dan besar lengan berkuasa terhadap produktivitas kopi Nasional ketika itu.
Serangan hama pengerek pada tumbuhan kopi terjadi bukan hanya di Indonesia saja, Tetapi hampir sebagian besar produsen kopi di Negara-negara lain juga mengalami problem tersebut. Akibat hama penggerek tumbuhan kopi mengakibatkan kegagalan panen yang cukup besar.
“Hama penggerek merupakan kasus terbesar dalam produksi tumbuhan kopi. Berkisar 10-25% terjadi kerugian yang disebabkan oleh hama pengerek. Secara global kasus serangan hama pengerek tumbuhan kopi berdampak 50% kehilangan hasil panen”
Dengan adanya permasalahan hama penggerek pada tumbuhan kopi, alhasil sejumlah peneliti melaksanakan sebuah riset yang lebih mendalam untuk mengatasi permasalahan tersebut. Karena kalau tidak cepat diatasi serangan hama pengerek ini akan berdampak sangat ektrim terhadap produksi kopi Nasional.
Terlebih lagi Anda tahu bahwa ketika ini perubahan iklim terus terjadi, cuaca yang tidak stabil atau dalam istilah jawa “pranoto mongso” tidak sanggup di tebak lagi. Hal tersebut sangat besar lengan berkuasa terhadap perkembangan hama penyakit pada tanaman, khususnya tumbuhan kopi. Makara diharapkan solusi sempurna dalam penanganan hama pengerek semoga tidak menjalar luas ke sentra-sentra produksi tumbuhan kopi lainya di Indonesia.
Sebagai komplemen info bagi Anda, Kami akan mengupas lebih terang mengenahi jenis hama pengerek tumbuhan kopi ini, abjad serangan hama dan bagaimana cara mengatasi untuk lebih jelasnya simak lebih lengkap dibawah ini.
Mengenali hama penggerek Tanaman Kopi
Hypothenemus hampei Ferr (PBKo) ialah kumbang kecil yang termasuk kelas dari Ordo Coleoptera family Scotylidae. Serangga jenis ini mempunyai kemampuan bertelur sampai 54 butir, umur telur bekisar antara 5-9 hari, umur larva berkisar antara 10-26 hari (2 instar pada jantan dan 3 instar pada betina) saja, umur prapupa atau sebelum menjadi pupu sampaumur 2 hari. dan setelah itu menginjak umur pupa kurang lebih berkisar 4-9 hari.
Ukuran serangga sampaumur betina kurang lebih 2 mm dan pada serangga jantan 1,3 mm. usia hama pengerek kopi ini cukup usang yaitu jantan mencapai 103 hari, sedangkan betina mencapai 156-282 hari. Jika lahan tumbuhan kopi terjangkit hama penggerek maka dipastikan setiap musimnya, panen kopi tidak bisa optimal dan akan terus menurun.
Jadi perlu Anda waspadahi kalau melihat pada tumbuhan kopi terdapat jenis serangga berbentuk kumbang atau menyerupai kepik yang menepel pada buah maupun dahan tumbuhan kopi. Karena bisa jadi itu ialah jenis serangga pengerek (PBKo).
Serangan Hama Pengerek pada Tanaman Kopi
Hama pengerek meneyerang tumbuhan kopi melalui buah kopi yang masih muda. Bisanya terlihat lubang di pecahan buah kopi, yang berakibat buah menjadi tidak berkembang akan mengalami pembusukan dan jatuh. Serangan hama tumbuhan kopi pada buah muda mencapai kisaran 10-15%.
Namun serangga hama pengerek betina lebih menyukai buah kopi yang cukup bau tanah untuk meletakkan telur-telurnya sehingga menjadikan menurunnya kualitas buah kopi dan berjatuhan sebelum di panen.
Penangulangan Hama Pengerek Tanaman Kopi
Teknologi gres yang sanggup Anda lakukan untuk mengantisipasi hama penggerek tumbuhan kopi ini, dengan memanfaatkan pestisida nabati dengan mengkombinasi sereh wangi dan daun saliara.
Sereh wangi
Sejenis rerumputan yang mempunyai tinggi tumbuhan berkisar 50 hingga100 cm. Berdaun tunggal berjumbai, agak kasar, tulang daunnya sejajar, dan mempunyai permukaan daun berambut. Pada batang sereh wangi tidak berkayu, berwarna putih, serta berusuk, dan mempunyai akar serabut.
Untuk lebih mudahnya sereh wangi yaitu tumbuhan rempah yang sering dipakai sebagai bumbu kuliner yang banyak dijual dikios maupun dipasar.
Tanaman sereh wangi mempunyai kandungan kimia yang terdapat pada batang dan pecahan daunnya. Cara untuk mendapat ekstratnya dengan cara ditumbuk sampai halus batang serta daun, tambahkan pelarut semoga memudahkan mendapat minyak astir. Minyak astri mengandung senyawa dipentena, sitronela, geraniol, sitral, , nerol, mirsena dan farsenol methyl.
Senyawa kimia yang dihasilkan tumbuhan sereh wangi sanggup membasmi serangga penggerek. Sereh wangi mempunyai kandungan kimia yang disebut “Sitronela” yang bersifat racun bagi serangga atau (desiscant). Senyawa kimia sitronela yang dihasilkan sereh wangi bersifat penolak/repellent terhadap hama khususnya serangga.
Saliera
Tanaman saliera (Lantena camara Linn), yaitu tumbuhan perdu yang kerap tumbuh didataran pegunungan (1700 mdpl). Ciri tumbuhan seliera mempunyai tinggi tumbuhan 0,5 hingga1,5 meter. Batang seleira berwarna coklat, pecahan permukaan kasar.
Warna daun hijau dengan permukaan agresif dan berbentuk oval serta pinggir daun bergerigi. Warna bunga tumbuhan seliera beraneka ragam yaitu putih, jingga, merah muda, sampai kuning atau bersifat “resomos” dengan warna biji hijau dan hitam ketika sudah tua.
Kandungan kimia yang dimiliki pada tumbuhan saliera berupa minyak asiri menyerupai yang terdapat pada rimpang jahe, Lantadene A, B-coryophylle, Lantic acid, r-cynaene, Humule, A-pinene, B Lantanolic acid, dan g-terpidene.
Dengan kandungan senyawa tersebut maka daun dan bunga saliera sanggup dimanfaatkan bagi tumbuhan kopi. Hasil penelitian pada daun dan bunga saliera menghasilkan zat-zat senyawa sebagai anti mikrobakterial inteksida, nematisida, dan fungisida sanggup menghambat pertumbuhan hama pengerek.
Dengan memanfaatkan kedua jenis tumbuhan tersebut maka, hama pengerek tumbuhan kopi bisa diatasi, bahkan Anda pun sanggup meramunya sendiri.
Cara menciptakan pestisida nabati ini, yaitu dengan mengambil ekstrat. Melaui direbus atau dengan cara ditumbuk dan tambahkan sedikit air, kemudian diperas. Setelah itu diamkan sampai 3-5 hari, maka larutan pestisida nabati siap untuk Anda gunakan untuk membasmi hama pengerek yang sanggup merusak hasil produksi tumbuhan kopi.
Demikian klarifikasi kami, solusi mudah pencegahan hama penggerek tumbuhan kopi, semoga sanggup menambah info bagi Anda. Dapatkan Info menarik seputar pertanian Silahkan KLIK Infoagribisnis.com
sumber :sinartani
Sumber https://www.infoagribisnis.com
EmoticonEmoticon