Rabu, 04 Juli 2018

Budidaya Kentang Dengan Varietas Gres Ini, Tahan Serangan Basi Daun !!

Wajah Kudori mendadak muram melihat ladang budidaya kentang miliknya Budidaya Kentang dengan Varietas Baru Ini, Tahan Serangan Busuk Daun !!
gambar budidaya kentang

Wajah Kudori mendadak muram melihat ladang budidaya kentang miliknya. Petani kentang di kawasan Tambabaya, Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat tersebut hanya bisa panen 8 ton kentang atlantik di 1 hektar lahan miliknya. Hal ini disebabkan budidaya kentang miliknya pada tahun 2012 kemarin terjangkit penyakit amis daun yang menurunkan hasil produksi kentang sampai 50%.


Penyakit amis daun memang menjadi hantu menyeramkan bagi para petani budidaya kentang, terutama jenis kentang atlantik. Padahal, kentang atlantik masih menjadi prioritas utama sebagai materi baku keripik. “Sementara ini belum ada varietas kentang sebaik atlantik,” ujar bapak satu anak tersebut.


Penyakit amis daun pada budidaya kentang biasanya ditandai dengan adanya bercak di cuilan ujung dan tepi daun. Bercak tersebut terus melebar sampai menyebar ke seluruh permukaan daun. Akibatnya flora kentang akan mati yang disebabkan kemampuan daun melaksanakan proses fotosintesis menjadi tidak berfungsi sama sekali.


Ir Asih Karyadi, seorang peneliti di Balai Penelitian Tanaman Sayuran mengungkapkan bahwa penyakit amis daun yang kerap terjadi pada flora kentang disebabkan oleh phytophthora infestans. “Busuk daun yang meresahkan petani kentang ini bahkan meningkat dua kali lipat jikalau memasuki trend penghujan,” ungkap Ir Asih.


Kentang Varietas Tahan Busuk Daun


Ir. Asih, kemudian mengatakan petani varietas gres sebagai pengganti varietas budidaya kentang sebelumnya. Kentang varietas gres ini merupakan hasil perkawinan silang yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran.


Mengahasilkan varietas “Kentang medians” hasil kawin silang antara induk kentang betina atlantik dengan induk kentang jantan klon 393284.39. Hasil kawin silang tersebut menghasilkan kentang yang tahan terhadap penyakit amis daun sampai 90%.


Mengetahui saran tersebut dan tidak ingin perjuangan budidaya kentangnya merugi menyerupai sebelumnya, Kudori kemudian mencoba menanam kentang median tersebut pada medio Agustus 2013 lalu. Ia menanam 30.000 bibit kentang medians di setiap 1 hektar lahan miliknya, dengan jarak antar flora 80cm x 25 cm.


Sementara untuk pemupukan, Kudori mengatakan pupuk dasar yang terdiri dari 20 ton pupuk kandang, 150 kg pupuk ZA, 250 kg pupuk SP-36, serta 100 kg pupuk NPK Mutiara. Pupuk SP-36 tersebut selain berfungsi sebagai penambah nutrisi unsur hara tanah, ia juga berfungsi sebagai penahan hama penyakit serta kekeringan flora pada budidaya kentang.


Pupuk dengan takaran yang sama tanpa pupuk sangkar juga kembali diberikan oleh Kudori pada lahan budidaya kentang, dikala tanaman berusia 20 – 30 hari pasca tanam. Sedangkan untuk menghindari penurunan produksi pada budidaya kentang miliknya, Kudori juga mengatakan pestisida 3 hari sekali jikalau trend hujan, serta 5 hari sekali ketika trend kemarau.


Padahal para petani budidaya kentang diluar bibit medians umumnya menyemprotkan pestisida setiap dua hari sekali. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi Kudori dengan bibit kentang mediansnya. Ia hanya membutuhkan 20 kali penyemprotan pestisida di trend kemarau dalam rentang waktu 100 hari periode penanaman kentang medians miliknya.


Kudori mengeluarkan biaya 7 juta rupiah untuk penyemprotan pestisida. Sementara total biaya perawatan budidaya kentang medians dari pemupukan, penyemprotan pestisida, penyiangan dan penyiraman membutuhkan biaya kurang lebih 50 juta untuk satu hektar lahan budidaya kentang. “itu jauh lebih murah jikalau dibandingkan dengan bibit kentang selain Medians,” ungkap Kudori yang telah melaksanakan perjuangan budidaya kentang selama 5 tahun tersebut.


Budidaya Kentang dengan Hasil Melimpah


Setelah 100 hari usia tanam, flora kentang Median milik Kudori siap panen. Pada dikala di panen, produksi budidaya kentang Medians milik Kudori menghasilkan sampai 32 ton umbi kentang per hektar. Tentu ini pencapaian luar biasa bagi Kudori yang sebelumnya panen kentang hanya 20 ton per hektar dikala memakai bibit kentang atlantik. “ yang kena amis daun hanya 5%, jadi panennya maksimal,” ujar Kudori sumringah.


Wajah Kudori mendadak muram melihat ladang budidaya kentang miliknya Budidaya Kentang dengan Varietas Baru Ini, Tahan Serangan Busuk Daun !!
budidaya kentang medians dengan hasil berlimpah

Wajah Kudori mendadak muram melihat ladang budidaya kentang miliknya Budidaya Kentang dengan Varietas Baru Ini, Tahan Serangan Busuk Daun !!
budidaya kentang medians dengan hasil berlimpah

Budidaya kentang varietas medians tahan serangan amis daun & produksi tinggi,

Baca : Panduan Cara Menanam Kentang Secara Tepat dan Benar 


Untuk duduk masalah penghasilan yang diperoleh, jikalau mengacu pada harga kentang dikala ini yaitu Rp. 5.400 / kg, maka selisih hasil panen 12 ton dibanding panen sebelumnya Kudori mendapat embel-embel pemasukan sampai 64 jutaan setiap hektarnya. “Selisihnya besar sekali, apalagi pengeluaran untuk pestisida juga jauh lebih murah, pokoknya untung besar, “ ungkap Kudori penuh syukur.


Keuntungan budidaya kentang Medians tidak hanya pada selisih hasil produksi kentang. Ketika umbi kentang Medians ditawarkan kepada para produsen keripik kentang, ternyata mendapat apresiasi yang luar biasa. “ kadar air kentang Medians ternyata lebih sedikit dibandingkan kentang Atlantik, juga kadar gula yang lebih rendah, menciptakan kentang Medians ini tidak gampang gosong ketika digoreng,” ujar Kasnadi, salah satu produsen keripik kentang.


Kasnadi pun kini menjadi pelanggan tetap penampung hasil budidaya kentang Medians milik Kudori. Alasan lainnya yaitu kentang Medians sanggup menghasilkan keripik kentang lebih banyak dibandingkan dengan kentang Atlantik padahal dengan bobot yang sama. “1 ton Atlantik biasanya jadi 200 kg keripik kentang, kini dengan 1 ton Medians menghasilkan 300 kg keripik,” bangga Kasnadi.


Kini Kudori juga memperbanyak pembibitan kentang jenis Medians, untuk dikembangkan ke petani lain yang menjalankan perjuangan budidaya kentang. “Saya perbanyak dan sebarkan ke sahabat – teman, percuma saja jikalau Saya berhasil tapi lainnya tidak,” tutup Kudori berfilosofi.


(Sumber:Trubus)




Sumber https://www.infoagribisnis.com


EmoticonEmoticon